Metro dan Tram.
"Driiiingggggg.....Driiiinggg...Driiing.....! Tepat pukul 06.00, Jam Waker berdering dengan keras. Membangunkan saya yang tertidur pulas. Banguuuunn.....Hari pertama ngantor. Harus siap bersemangat. Sehabis mandi, wajah berseri, rambut berkilau dengan minyak rambut Brisk, penampilan Brisk adalah penampilan Pria Sejati...(iklan Brisk jadul kan gitu..), tidak lupa parfum mekecrit/diseprotkan sedikit ke badan, biar dahsyat baunya. Tidak lupa jas berwarna abu-abu keren tapi nggak bermerk, dengan dasi hitam melilit leher. Harus ganteng ya..! .walaupun tidak punya uang yang penting semangat...heheheh...Saat itu di Belgia bertepatan dengan musim dingin. Cuaca dingin cocok sekali memakai jas dan berdasi. Saya siap ke kantor.
Saya berjalan kaki dari apartemen menuju stasiun kereta bawah tanah yang dinamakan Metro. Letaknya hanya 700 meter dari apartemen kita. Jalan kaki adalah pilihan terbaik, disamping cepat sehat lagi. Pagi ini, cuaca kurang bersahabat. Mendung hitam dilangit. Dingin lagi. Pertanda akan turun hujan. Angin dingin menyapu wajahku. Rintik-rintik benda putih halus, perlahan-lahan jatuh dari langit menimpa pipiku yang dingin. Putih bersih dan halus. Salju kah ? Iya benar. Salju turun. Horeee....! seperti anak kecil dapat kado ultah nih. Alangkah bahagianya hati ini, pertama kalinya melihat salju turun dari langit. Luar Binasa.... Dasar anak kampung selalu berdenyut dengan hal hal yang baru ditemuinya.
Berjalan hanya 12 menit, saya sudah melihat banyak hal yang baru. Orang-orang sepertinya kurang ceria. Kelihatan super sibuk. Semua terkejar waktu dan terkesan terburu buru. Para pedagang buah, penjual koran, pedagang roti menjajakan dagangannya di tokonya masing-masing. Yang saya herankan lagi, setelah hampir 12 menit berjalan di pinggir jalan raya dengan kendaraan lalu lalang, sedikitpun saya tidak mendengar mobil membunyikan klakson. Kenapa ya ? Berbeda sekali dengan di Bali. Klakson bunyi seperti suara seng, terkena hujan deras. Bedanya di Bali klakson berarti helo. Kalau kita ketemu dengan teman kita di jalan, pasti dia bunyikan klakson. teeeetttttt.....! teeeeetttt....! heheheh.
Kita telah sampai di stasiun Metro yang bernama Ossegem atau Osseghem. Ossegem dalam bahasa Belanda, sedangkan Osseghem bahasa Perancis. Dwi bahasa selalu digunakan di kota Brussel. Jangan heran nama jalan, nama tempat, selalu panjang lebar dan memakan tempat karena memakai kedua bahasa tadi yaitu bahasa Perancis dan Belanda. Justru inilah keunikannya. nanti saya harus mencari tahu kenapa ada dwi bahasa seperti ini.
Metro/Kereta Bawah tanah. Garis orange adalah garis pembatas antara penumpang dan Metro. Garis bintik bintik metal adalah petunjuk untuk orang Buta |
Informasi mengenai rute-rute metro terpampang dengan sangat jelas. Kita tidak usah khawatir kalau kita tidak sampai ditempat tujuan. Paling-paling cuman kesasar. kalau kesasar tinggal tanyakan ke penjual tiket atau stand Info, dijamin pasti dibantu. Begitulah negeri yang nyaman. Tidak perlu takut kalau naik kendaraan umum. Para penumpang yang lain dengan sabar menunggu metro. Ada yang sedang makan sandwich, membaca Koran, majalah, novel dll. Larangan merokok dimana-mana. Jangan sembarangan merokok ya, kena denda. Ada juga petunjuk jalan untuk orang buta yang menggunakan kode khusus. Mereka dapat dengan mudah keluar masuk menggunakan Metro.
Setiap 5 menit Metro berhenti menurunkan dan menaikan penumpang di stasiun Oosegem. Dengan siap saya naik ke Metro. Saya duduk saling berhadapan dengan penumpang lainnya. Bau badan bercampur dengan bau parfum. Di dalam metro suasana sangat rame. Ada yang duduk ada juga yang berdiri. Lagi-lagi ada penumpang bule cantik sebut saja namanya Valerie duduk berhadapan dengan saya. Please dech….ingat pacar di Bali ! hehehe…
Para Penumpang sedang turun dari Metro. |
Disamping kiri, duduk anak muda, dengan gerakan angguk-angguk kedepan sambil mendengarkan musik Billie Jean Michael Jackson dari walkmannya. Berdiri disampingnya nenek centil yang bingung mencari tempat duduk. Sebentar-sebentar nenek itu memandang ke arah saya. Kemudian memandang ke arah Valerie di depan saya. Tanpa sadar nenek centil ikut bergerak menganggukan kepala sambil tersenyum manis karena mendengar musik Michael Jakson. (suara musik dug..cetak…cedug cetak…cedug cetak). Gerakan kepala si nenek centil persis seperti ayam jago yang sedang berjalan. Hidupnya ceria banget kayaknya. Pasti dia memiliki uang pensiun yang mensejahterakannya. Nenek pensiunan di Belgia bahagia sekali. Dari info yang saya pernah dengar, bahwa uang pensiun di Belgia berlaku untuk seluruh warganya. Kendatipun dia bukan pegawai negeri/pemerintah, seperti misalnya penjual sayur, penjual buah mereka tetap mendapat uang pensiun. Maklum dech, kan negara maju. Kalau negara kita kan masih negara yang berbunga bunga atau masih berkembang.
Anak-Anak Indonesia merindukan transportasi Metro |
Jreeeeengggg……tiba tiba Valerie itu terbangun, dan mempersilahkan nenek centil duduk di tempatnya. Oooo…rupanya Valerie memberikan kesempatan kepada nenek centil untuk mengambil tempat duduknya. Baik sekali. Sebuah etika dan sopan santun yang baik di perlihatkan di depan saya. Dengan sigap dan cepat saya juga beraksi kembali dengan gaya macho man. Saya mempersilahkan nenek mengambil tempat duduk saya. Kemudian Valerie cantik itu tersenyum manis sambil menggoda. Nenek centil berterima kasih, Valerie melirik sambil tersenyum menggoda. Wesss…! '' Kuatkan pikiran ini, jangan tergoda ''….Jangan sama sekali melantunkan lagu Obbie Mesakh disini… ……." Malu aku malu pada semut merah yang berbaris di dinding menatapku curiga seakan penuh tanya sedang apa di sini ...."
Dari stasiun metro Oosegem kita melintasi 13 stasiun dengan waktu hanya 15 menit jaraknya 8 km dengan tujuan terakhir adalah stasiun Montgomery. Dari Montgomery, kita naik tram 44 jurusan Tervuren. Kita tidak usah beli tiket lagi, karena masa berlaku untuk 1 jam perjalanan. Di tram kita sedikit rebutan masuk, terutama anak anak sekolah yang ingin lebih cepat masuk ke dalam tram. Disinipun kita juga harus antri. Siapa yang duluan antri dialah yang duluan masuk. Kita harus saling mematuhi aturan. Tiba di halte Chien Vert, kita turun menuju KBRI Brussel yang berada tepat persis di depan halte Tram 44.
Tram di kawasan Hijau |
Ciaaattt Info :
Transportasi publik di Belgia dibangun untuk memperlancar aktifitas masyarakatnya. Brussel sebagai Ibukota Negara Belgia menggunakan tranportasi umum seperti Kereta Api, Taksi, Metro, Tram dan Bus. Ada 3 stasiun Kereta Api yaitu pusat (Gare Central), Utara (Gare du Nord), dan selatan (Gare du Midi). Taksi di Brussel tidak beredar di jalan-jalan. Beberapa taksi mangkal di sekitar hotel, stasiun Kereta Api/Metro. Bisa dipanggil melalui telepon (antara lain : 02/513 62 00, 02/511.22.33, 02/349.49.49, 02/268.00.00)
Metro, tram, Bus adalah transportasi paling praktis. Karcis € 2,- dapat dipakai selama 1 jam dan berlaku untuk Metro, tram dan bus. Untuk ke bandara internasional Zaventem, terdapat kereta api langsung dari stasiun pusat (Central Stasiun) atau taksi (dengan tarif khusus).
Selama seminggu, saya beradaptasi dengan suasana kantor yang baru. Setiap hari menggunakan kendaraan umum Metro, Bus dan Tram. Mobilitas menjadi sangat lancar. Kapan ya negeri saya punya Metro dan Tram seperti ini ?. Hampir semua negara di Eropa memilikinya. Mudah-mudahan negeri kita mampu memiliki Metro/Tram agar aktifitas warganya menjadi lancar. Tolong ya para pejabat kita yang baik, sebagai warga negara kami butuh transportasi yang memadai untuk kelancaran aktifitas hidup kita.
Di kantor saya masih tetap memperkenalkan diri kepada siapa saja, sambil mencari keakraban. Dari pada bengong, saya berkasi memperbaiki gamelan yang rusak dan membersihkan debu yang menempel pada beberapa instrument gamelan. Agenda selanjutnya adalah mempersiapkan jadwal latihan, materi seni, latihan menari dan pertunjukan perdana pada tanggal 29 Februari 1996. Sebuah tantangan yang dahsyat, bagaimana caranya mengajarkan orang yang belum mengenal gamelan dan tari sama sekali, kemudian harus bisa mempertunjukan dirinya dalam satu bulan. ini baru tantangan. Mari tetap bersemangat…Ciaaattt.
(Bersambung)
Lanjutannya dibawah ini :
Ciaaattt...Perjalanan menebar seni di Belgia (Bagian V)
(Bersambung)
Lanjutannya dibawah ini :
Ciaaattt...Perjalanan menebar seni di Belgia (Bagian V)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar