Rabu, 07 November 2012

Ciaaattt...Perjalanan menebar seni di Belgia ( Bagian 2)


‘’ Saya telah tiba  di Belgia’’, 3 Januari 1996

       Di Bandara International Brussels, Zaventem. Setelah turun tangga dari pesawat Lufthansa, sekujur tubuh ini, diselimuti hawa dingin. Suhu menunjukan 3°C, kaki kaku melangkah. Bibir mengering. Kulit mengkerut. (dengan bahasa Bali saya berucap : ‘’Meme Ratu, Adi kene dingin ne nah ?/ Aduh, Kenapa dingin sekali ya ‘’ ) Terasa banget loo bahwa hawa dingin ini benar-benar  membuat tubuh menggigil. Apakah saya bisa bertahan dengan hawa dingin seperti ini ?.  Sayup-sayup kedengaran orang-orang berbicara cerewet satu sama lain dengan bahasa asing yang saya belum mengerti sama sekali. Mereka berkicau seperti burung-burung dengan bebasnya. Asyik juga kedengarannya. Bahasa apaan itu ya ? Apakah itu  bahasa Perancis, Belanda atau Jerman  ?  ‘Nggak ngerti ah. Bahasa itu mengundang rasa penasaran. 

         Kucoba menarik nafas dalam-dalam, mata ini  mulai berbinar sembari memproklamasikan diri bahwa   "Saya telah tiba di Belgia". Horeee...... sambil loncat-loncat 3 kali…Norak banget ya. Hari yang sangat berarti. Hari yang berakhir dengan kebahagian.  Harap maklum ya, karena  14 jam penerbangan dari Bali menuju Brussel Belgia itu sangat menegangkan. Soalnya perasaan yang tidak-tidak mengganggu pikiran misalnya kesasar, salah naik pesawat, pembajakan pesawat,  diculik gadis bule, kehilangan dompet bahkan pesawat jatuh. ‘’Ah. Serem dech ! ‘’.   Namun demikian, perasaan yang mengganggu pikiran selama perjalanan sekejap hilang ditelan waktu. Bersorak hati ini dengan bebasnya, horeeeeee........ 

         Sejak saat itu, saya lebih percaya bahwa segala upaya jika dilakukan dengan keberanian  niscaya akan membuahkan hasil. Keberanian disini maksudnya, berani melawan rasa takut yang datang dari kita sendiri. Kita harus percaya pada diri sendiri ya. Jangan sampai rasa takut itu mengalahkan kita. Apalagi dipengaruhi. Bisa bahaya nanti. Bila perlu rasa takut itu di delete selamanya.

      Sedikit ngelantur ya contohnya gini : ‘’ Seorang pemuda berwajah rock berhati dangdut, sebut saja namanya Roky. Roky gundul, berotot kawat bertulang besi. Favoritnya pergi di siang hari, bukan di malam hari.  Suatu hari  Roky ngobrol dengan tetangga perempuannya yang bernama  Koncreng. Koncreng cerewet, cantik agak ndut sedikit, tapi suka bantuin orang tua dan rajin. Roky menakuti Koncreng  yang mengatakan : . ‘’ eh..hati-hati ya Creng ! Jangan lewat di Gang yang gelap itu. Karena ada hantunya. Serem !  ‘’. Mendengar itu, Koncreng mekesyab (Kaget) langsung loncat dan memeluk Roky. Roky tersenyum bungah (senyum genit) dengan mata berkedip 3 kali.  Inilah strategi  Roky menaklukan  wanita.  Koncreng percaya begitu saja. Koncreng ketakutan. Dia  tidak pernah berani lewat ke gang tersebut. 

       Apakah Roky berhasil menaklukan Koncreng ? Ternyata tidak. Setelah beberapa hari tidak berani melewati gang itu, Si Koncreng berusaha mencari tahu yang sebenarnya. ‘’ Perasaan tidak  ada hantu ah. ‘’ pikir Koncreng.  Koncreng bergegas melewati gang itu lagi. Eh biasa saja. Tidak ada apanya. Dengan wajah yang sedikit kesal, dia menghampiri si Roky. ‘’ Rok, kamu menakut-nakuti saya ya ‘’ saya jambak kamu. Roky menyahut, silahkan jambak, aku kan gundul….sambil mengedipkan matanya 3 kali.....hihihihi.

          Dari kejadian Roky dan Koncreng, ada sebuah tips yang bisa direnungkan. Begini. Kalau kita percaya obrolan Roky, otomatis kita menjadi takut. Rasa takut itu mempengaruhi kita. Ujung-ujunganya kita tidak berani melewati gang tersebut. Padahal tidak ada apa-apanya. Nah, untuk menghindari rasa takut itu kuncinya ada di kita. Kita jangan percaya dulu. Tutup kuping kalau ada yang menakuti. Ini terjadi pada saya loo. Makanya jangan percaya. Stop menakuti ya...  Apa yang mesti kita lakukan, kalau ternyata memang benar benar keluar hantunya di gang tersebut. Jawabannya adalah lariiiiiiiii.....sambil menutup mata. awas tembok ya.... Itu pasti kerjaan Roky yang suka menakut-nakuti orang....heheheheh.

Oh ya. dari tadi kita membahas "berani". Sekarang coba kita bahas "tekun".  Kita kembali ke cerita awal.

....... Saya masih dalam suasana ceria karena telah tiba dengan selamat di Brussel, Belgia. Sejenak saya merenung dan terbayang ingatan menjadi penabuh cilik di Bali. Masa kecil yang menyenangkan. Ayah sering mengajak berlatih gamelan sampai tertidur pulas di pangkuannya di Balai Banjar Pegok Sesetan. Tidak ketinggalan juga saudara laki laki yang berjumlah 4 orang secara bergantian mengajarkan cara-cara memainkan gamelan,  kendang, suling, rindik, genggong dan alat musik Bali lainnya. Karena suka, saya serius menekuni. Kalau ada pertunjukan kesenian di desa, walau masih dibawah umur, saya sering ikut bermain gamelan. Bukan karena dipaksa ayah, tapi murni dari kesenangan dari dalam hati. Masyarakat sekitar kampungku menjuluki saya si penabuh cilik berbakat. Itulah percikan awal semangat berkesenian ini menjadi jadi. Bermain gamelan dengan tekun dari  umur 5 tahun ternyata menghanyutkan saya  ke negeri Belgia.

Berani cuek dan nekat berbahasa asing

Selama 30 menit setelah turun dari pesawat, Saya bingung mencari koper yang berjumlah 3 buah. Dengan gundah dan ragu, berbisik dalam hati : dimana cari koper ya ? Linglung bercampur was was. Saya mencoba memberanikan diri bertanya kepada seorang gadis bule cantik berambut hitam. Memandang gadis bule itu, saya teringat sama pacar yang dengan sedih saya tinggalkan di Bali. Gadis bule ini cantik juga ya, gumamku.  Meme ratu jegegne ? (terjemahan : aduh cantiknya )  Ah..tapi pacarku jauh lebih keren. Rupanya bule itu tahu kalau dirinya diperhatikan. Saya mendekat dengan gaya macho plus cuek bertanya sambil membawa contoh conversation pada kamus kecil berbahasa Inggris : 

Saya : ‘’ Hello, how are you ? ‘’
Gadis Bule : ‘’ Hello, I am okay.  Thanks. ‘’
Saya :  ‘’ Do you know, Where to take our luggage ? ‘’
Gadis Bule : ‘’ Yes. You just follow the instruction. You will get it.
                         I am going also there.
Saya :  OK. I see. Thanks. Let’s go there.

    Hanya dengan modal cuek, berani dan tidak canggung saya berhasil mempraktekan bahasa Inggris...horeeee......  Keberanian itu penting rupanya. kalau anda laki laki dan masih segan berbahasa Inggris coba tips ini dech. Jika melihat gadis cantik jangan ragu untuk mempraktekkan bahasa Inggris langsung saja berkomunikasi ya...hehehe. Buktikan kejantanan dirimu. Macho man !  Tapi yang sopan seperti di buku kamus itu loo....heheheh. 

        Melihat kejadian tadi, dapat saya amati kira kira begini. Di Bali, daerah turis. Jangan kira semua orang bisa berbahasa Inggris. Salah satunya saya. Bahasa Inggris saya benar benar hancur. Padahal kita diajarkan dari SMP kelas 1 hingga perguruan tinggi.  Kenapa kita tidak bisa berbahasa Inggris dengan baik dan benar ? Dimana salahnya sih. Secara pribadi saya berani mengatakan itu karena memang saya kurang pintar, kurang suka pelajaran Bahasa Inggris, metodenya tidak mengasyikan, guru  terlalu galak, gurunya kurang menarik.  Kalau dapat pelajaran bahasa Inggris di sekolah selalu pusing. Tidak tahu karena apa. Semestinya gurunya harus baik, ramah, menyenangkan dan menyayangi. kok jadi guru disalahkan ya.....heheheh. Sudahlah. pokoknya sekarang saya sudah berani nekat dan cuek bicara bahasa Inggris. Titik !

‘’Berakting’’ menjadi Seorang Pejabat Kampungan

‘’Selamat Siang’’ Pak, tiba tiba sesorang pria menyapaku. ''Bapak Made dari Bali ? ''

        Saya jawab dengan senyuman, ‘’ Betul Pak ‘’. Bapak itu adalah pegawai lokal staf Konsuler KBRI Brussel yang bertugas menjemput saya di Bandar Udara International Zaventem. Tampak dari jauh tempat parkir khusus berderet mobil mewah seperti mercedes dan lain lain. Niat ingin duduk di mobil Mercedes terlintas di pikiran. Mungkinkah ?  Dengan sopannya Bapak Petugas Konsulser ini mempersilahkan masuk. Kaget beribu kaget. Ternyata mobil mercedes yang keren itu, ada di depanku. Saya duduk di belakang layaknya seorang pejabat. Pejabat kampung yang baru pertama kali pergi ke luar negeri...hahahah. Tertawa saya dalam hati. 

       Mantaaap. Mobilnya keren. Pantesan menjadi pejabat itu enak ya. Menikmati fasilitas pemerintah secara gratis. Mumpung di jemput, jangan dibiarkan kesempatan ini hilang begitu saja. Dari dalam mobil, saya berakting menjadi seorang Pejabat. Kepala agak diangkat, baju dirapikan. Pandangan kedepan, memandang hal-hal yang positif. Tidak boleh melirik.  Idealnya minimal berpikir maju, kenapa bangsa lain menjadi negara maju ? Kenapa transportasi teratur dan bersih ?  Bagaimana cara mereka mengelola negaranya, sehingga rakyatnya sejahtera ?..... kira-kira begitulah aktingnya.

Avenue de Tervuren (Jalan utama menuju Kota Brussel yang asri)

       Terimakasih yang pak petugas konsuler yang telah menyambut saya dengan baik. Saya masih mikir terus...Kenapa penyambutan ini sangat  ruarrrr biasa ? Bagaimana seorang penabuh gamelan disambut hangat dan dijemput dengan mobil mercedes ? Top dech. Penyambutan ini sangat  istimewa. Siapakah yang berada di balik ini semua, kebijakan yang patut ditiru, memberikan hak yang sama kepada setiap tamu, walau dia hanyalah seorang penabuh gamelan. Nanti harus dicari tahu siapa orangnya. Terima Kasih ya pak yang telah berbuat baik pada saya.

(Bersambung)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar