Ciaaattt…aksi berkesenian selama 17 tahun.
Aksi berkesenian adalah sebuah kegiatan mempertunjukan kesenian tradisional Indonesia yang unik dan istimewa. Dalam data yang tercatat, dari tahun 1996 hingga 2014, 86 kota di Belgia sudah kita ‘jajah’ dg kesenian Indonesia. Jumlah keseluruhan adalah 707 kali pertunjukan termasuk di Negara Eropa lainnya seperti Luxembourg, Belanda, Austria, Ukraina, Polandia, Spanyol, Irlandia, Portugal, Jerman, Perancis, Inggris, Portugal, Swiss dan Denmark. Pertunjukan tersebut di antaranya tari tradisional nusantara, Indonesian ethnic fusion band, gamelan, angklung, layang-layang, kolaborasi, workshop, teater dan tari kontemporer dll.
Dot merah menunjukan kota kota Belgia yang telah kita ' jajah' dengan kesenian Indonesia. |
Dari seluruh pertunjukan tersebut yang paling membuat saya terharu dan paling mengesankan adalah pertama : mengajarkan anak anak berkebutuhan khusus bermain gamelan dan tari kecak (Antwerpen, 2004) Kedua : memainkan suling DWI SMARA dengan musisi terkenal Indonesia Balawan di BOZAR (2011), ketiga adalah mengkoordinir Festival ogoh ogoh terbesar di luar Indonesia di Pairi Daiza, 2011.
Kegiatan itu dilakukan dengan semangat kerjasama. Bukan dilakukan sendiri loo, tapi sebuah team work. Tidak mungkin kita mampu sendiri. Kita harus pandai pandai bekerjasama. Selama 16 tahun, menggoda publik Eropa agar ‘dekat’ dengan Indonesia. Memberi ‘’pengaruh’’ kepada masyarakat Indonesia yang berdomisili di Belgia untuk lebih mencintai budayanya sendiri. Dari sekolah tingkat TK, SD, SMP, SMA, Universitas, pegawai bank, menteri Belgia, pangeran Belgia, dan raja Belgia pernah saya "goda" dengan gamelan dan tarian Indonesia. Maksud dan tujuannya hanya satu yaitu ingin memperkenalkan keunikan Indonesia.
Banyak cerita unik, cerita sedih, cerita ceria yang saya alami. Ada yang mengagumi, ada juga yang iri dengki dengan aktifitas kita. Ada yang mengkritik ’’Kenapa harus mempromosikan Bali saja ? Masih banyak budaya nusantara yang perlu dikenalkan, tidak saja Bali. Sampai-sampai saya pernah di mutasikan ke tempat kerja yang tidak sesuai dengan keahlian. Ada pula yang menuduh dengan sangat menyakitkan dengan mengatakan bahwa saya memaksa anak sendiri untuk mempelajari gamelan….hahaha. Dahsyat kan ? Kritikan itu datang dari segala arah. Dari Masyarakat Indonesia, Pelajar Indonesia, bahkan pejabat kita dll. Namun itu semua hanya rintangan kecil yang sudah terlewati. Saya selalu memandang positif kritikan tersebut. Saya mencoba memahami kenapa orang lain seperti itu ? Kenapa orang bisa berpikir aneh seperti itu ? Yah, namanya juga manusia. Pasti memiliki sesuatu yang aneh. Kalau dikiritk berarti ada perhatian. Sebenarnya para pengritik itu sudah masuk dalam ‘perangkap’ kita. Mereka memusatkan perhatian kepada kita. Ada aksi ada reaksi. Kira kira begitu. Saya tetap saja Ciaaattt…semangat.
Mengenai kegiatan-kegiatan kesenian, saya selalu membuat dokumentasi. Dokumentasi ini dalam bentuk foto dan video. Ini penting sekali. Disamping dapat dilihat kalau kita sudah tua nanti, tapi yang lebih penting lagi adalah dokumentasi ini merupakan media evaluasi. Kita evaluasi setiap kali pertunjukan berakhir. Sejauh mana pertunjukan tersebut di sukai publik ? Apakah pertunjukan terlalu monoton ? Apakah durasinya terlalu lama ? Apakah pertunjukan menghibur penonton ? Berapa Jumlah penonton dalam setiap pertunjukan ? apakah ada wartawan media cetak ataupun elektronik yang mewawancarai ? dan sebagainya.
Untuk memudahkan para bloger mengenal aksi berkesenian kita selama 16 tahun, dengan senyuman yang menarik saya persilahkan mengklik video kompilasi tentang beberapa pertunjukan kesenian yang saya lakukan, semoga terhibur....
Sampai detik ini saya sudah mempublikasikan video berkesenian sebanyak 1500 clip video, dengan jumlah Lifetime Views sebanyak 1,100,975 views. Jumlah ini setiap hari berubah. Menurut analytic youtube bahwa video tersebut dilihat hampir di seluruh negara di dunia. Setiap hari dilihat 800 hingga 1200 kali.
Para Bloger/Pembaca yang keren, mohon komentarnya ya. Saya masih punya cita cita yang belum jadi nih. Ingin membuat pertunjukan yang bertema Ciaaattt. Idenya hanya menampilkan kesenian tradisional sampai dengan Ethnic fussion. Gabungan beberapa artis/seniman Indonesia dan Belgia dalam satu malam berdurasi hanya 1,5 Jam. Sekarang ini masih mencari dukungan kesana kemari. Mudah-mudahan saya bisa wujudkan. Tentunya saya akan memulai dengan yang sederhana saja dulu. kalau sukses kita buat kolosal.
Akhir-akhir ini saya senang membaca dan menulis. Agar Blog ini lebih baik dan menarik, mohon saran dan kritik ya.. Saya kurang paham juga tentang menulis yang benar. Saya menulis sesuai dengan hati dan kepribadian saya. Jangan marah ya, Saya suka bercanda, suka humor, senang bergaul, senang menggoda, simpatik kepada siapa saja. Sering sering berkunjung ke Blog ciaaattt ya. ada sebuah kisah nyata 16 tahun menebar kesenian Indonesia di eropa...
"ceritanya berawal dari Pura Besakih Bali, diutus ke Belgia, meninggalkan pacar dan keluarga, pengalaman unik, kejenuhan hidup, berkesenian dengan seniman Belgia, mengajar gamelan untuk staf KBRI Brussel, Mahasiswa Konservatorium, Dharma Wanita KBRI, Saling Asah, anak anak Indonesia, anak anak berkebutuhan khusus, Masyarakat Indonesia, workshop ke sekolah dasar hingga universitas, mengajar gamelan ke Jerman dan Belanda, mengajak menteri Belgia bermain gamelan dan kecak, diundang mempertunjukan seni ke negara eropa lainnya, sebagai kelihan banjar/ketua komunitas Bali di Belgia, mengkoordinir ogoh ogoh festival, dan mengelilingi kota Brussel memakai Baju Anoman/Hanuman Bali.. dll...."
Car Free day di Brussel. Mr. Ciaaattt memakai pakaian Anoman:Hanuman Bali, mengelilingi jalan jalan utama sekalian promosi budaya Indonesia |
(Bersambung)
Salam Ciaaattt...Semangat.
Blog terkait :
Bagian I
Ciaaattt...Selamat Datang di Blog Ciaaattt
Ciaaattt...Siapakah Mr. Ciaaattt
Blog terkait :
Bagian I
Ciaaattt...Selamat Datang di Blog Ciaaattt
Ciaaattt...Siapakah Mr. Ciaaattt
Bli Made, bagaimana kalo istilah "anak-anak cacat" tersebut digantikan dengan "anak-anak berkebutuhan khusus" atau dalam bhs inggris "special needs", kata-kata cacat sudah tidak layak dipakai lagi dalam kalimat yg tujuannya untuk menggambarkan kondisi fisik seseorang Bli.
BalasHapusmakasih
Cici (sigit widiyanto)
ooo gitu ya bu cici, no problem..saya kurang tahu itu, makasih masukannya..
Hapus