Selasa, 04 Desember 2012

Ciaaattt...Perjalanan menebar seni di Belgia (Bagian 6)


Walau cacar menghancurkan kulit ini, latihan gamelan dan tari  must go on.

        Satu setengah minggu berbaring lemas di tempat tidur tanpa ada yang ngurus, hampir setiap detik saya berkaca di kamar mandi. Melihat wajah saya yang aneh. Saya seperti setrikaan bolak balik tidak karuan.   Berkaca melulu. Anda bisa bayangkan, umur 25 tahun kan masa jaya-jaya wajah muda kita. Siapa yang tidak gelisah hatinya, wajah yang biasanya berseri tiba-tiba jadi berduri. Wajah yang sebelumnya keren, sekarang runyam kayak gini. Emberrr ! Kepercayaan diri terganggu. Sebel dech. Sudahlah ! Cukup menggerutu. Jangan terhanyut dengan kesedihan. Percuma saja ngomel terus sendiri di kamar. Emangnya ngomel bisa memecah persoalan ? tidak bukan. Mendingan istirahat dan menenangkan pikiran.  Hmmmmmmmm…..

         Kekesalan demi kekesalan saya lalui, beberapa hari kemudian kondisi saya nampak semakin membaik dari hari hari sebelumnya. Walaupun bekas cacar masih mengganggu wajahku, latihan gamelan must go on.  Saya sudah tidak perduli lagi. Wajah boleh tidak mulus, tapi senyum tetap menggoda. Emberrrr...heheheh.  Tekad untuk segera mengajar gamelan masih terbungkus utuh. Saya tidak mau patah hati, eh maksud saya patah  semangat.  No Problem ! Sebenarnya lebih sekedar mengedepankan rasa tanggung jawab sih. Bertanggung jawab akan pertunjukan perdana yang akan dilaksanakan pada tanggal 29 februari nanti. Apalagi Prof.Dr.  I Made Bandem akan hadir dalam pertunjukan nanti. Ini sebuah kesempatan besar juga untuk membuktikan bahwa saya bisa melakukannya. Mari kita buktikan ! Ciaaattt…semangat.

       Di tempat kerja, hari demi hari saya lalui dengan suka dan duka. Para penabuh dengan tekun belajar gamelan. Penabuh mencoba serius dan  disiplin dalam belajar gamelan. Langkah demi langkah, walaupun kadang terpeleset hingga jungkir balik, tabuh/gending yang saya ajarkan dapat dengan mudah ditabuhkan.  Adapun tabuh-tabuh yang kita  pelajari  seperti tabuh selisir, iringan tari pendet dan  iringan tari Baris.  Pengajaran gamelan dilakukan dengan metode lisan dan tanpa notasi. Metode ini kita praktekan seperti pada umumnya di Bali.  Para penabuh berusaha dengan metode lisan, walau terkadang ada yang frustasi. Seorang Ibu penabuh  agak bikin gemes bertanya dan sedikit memaksa.  

‘’ Pak Made, Kok tidak ada notasi ? 
 Saya tidak bisa main nih ! Seperti Gamelan Jawa ada notasinya mas. ‘’ kata si 
  Ibu dengan senyum nyengir.

         Dengan sabar saya  menjelaskan kepada Ibu-Ibu Penabuh ini. ‘’ Mohon di maklumi ya bu. Gamelan Bali tidak memakai notasi, hanya mendengarkan dan melihat secara langsung. Kalau saya buatkan notasi, nanti Ibu akan terfokus saja melihat kertas notasi itu. Sedangkan kalau tanpa notasi, kita bisa mainkan dengan perasaan, tanpa harus membagi perasaan ke kertas itu. Tradisi ini sudah berlangsung lama di Bali. Ibu lihat kalau di Bali, semua pertunjukan gamelan Bali itu tanpa notasi. Ini hanya budaya lokal yang arif kok bu. Coba lihat bule itu (Penabuh Belgia) dia tekun dan trampil memainkan kotekan/interlocking part (Sebuah pernaian gamelan bali….., ) padahal dia biasanya bermain musik dengan membaca notasi. Disinilah letak keunikannya. Justru sekarang mereka bermain gamelan mengikuti metode kita. Dan buat mereka tidak ada masalah ‘’. kata saya dengan serius.

Kemudian Ibu itu mengelak lagi : ‘’ dia kan professional, Saya kan baru latihan, jadi saya masih belajar ‘’.

Aduh Ibu ini bikin gemes saja. Ntar saya cubit pipi ibu ini. Beneran looo bu… Untuk mengikuti kemauan murid, rupanya seorang guru harus pintar-pintar bersabar. Sabar demi anak didiknya. Padahal saya jauh  lebih muda dari Ibu gemes tersebut. Akhirnya saya luluh juga oleh rayuan Ibu ini, agar dibuatkan notasi. 

‘’Ok dech bu, saya buatin, cuman hanya sederhana saja. ‘’

 ‘’ Gitu donk pak guru.  Murid senang gurupun senang “ kata Ibu Gemes  sambil nyengir menuju ke tempat gamelan. Saya pikir lagi, Saya kurang tegas kali ya. Sudahlah, yang penting dia senang kok, tidak perlu terlalu kaku. Tinggal kita butuh penyesuaian saja dan itu tidak masalah.

Latihan Tari dan Kecak
         Jangan panik ! Jangan panik ! Siapa yang panik sih ? yang panik adalah guru gamelannya. Soalnya waktu semakin mepet.  Latihan gamelan dan tari ini harus lebih intensif lagi. Waktu sangat cepat berlalu. Gamelan dan tariannya belum beres nih. Mari cepat latihan. Ayo semangat ciaaattt...

         Para penari pendet yang terdiri dari remaja Indonesa bersiap siap berlatih. Mereka dengan tidak sabar ingin cepat berlatih. Penari ini cantik cantik lagi. Ini nasib saya loo, semenjak menjadi penabuh gamelan selalu kalau ada pertunjukan ataupun pelatihan nari  ada penari cantik yang menggoda.  Tapi saya kuat looo…kuat tidak tergoda…hihihi.

          Dengan bahasa yang santun saya membuka kehangatan percakapan dengan "Adik adik mari belajar nari. Buka sepatu ya. Biar kakinya leluasa bergerak. Pemanasan dulu ya, peregangan otot-otot, gerak gerak dasar. " Mereka jawab dengan manis, iya Om. Kok Om sih. Emang saya tua apa ?? Bulan nopember 1996 ini, saya akan 25 tahun. Gimana sih adik adik. "okey pak guru ", kata penari ini lagi.

         Selang beberapa saat kemudian, secara serius saya mulai mengajarkan dasar-dasar tari Bali.  Ada 3 dasar-dasar tari Bali yaitu agem, tandang dan tangkep. (Lihat Ciaaattt Info).  Para penari remaja yang cantik cantik ini, sangat antusias belajar. Keringat keluar membasahi baju mereka. Itu tandanya gerakannya benar benar serius. Padahal masih musim dingin looo.  Kalau musim dingin biasanya keringat susah keluar. Menjadi guru tidaklah semudah yang dibayangkan. Lagi-lagi dituntut bersabar. Semakin kita sabar, murid juga semakin respek kepada kita. Otomatis terjalin proses belajar mengajar yang baik. Disamping itu, saya selalu berusaha ‘’menggoda’’ para penari ini dengan humor-humor yang membuat mereka tersenyum geli. 

‘’adik adik yang keren, sekarang coba pelajari gerakan mata. Gerak mata ini disebut Seledet. Seledet artinya melirik. Kalau kamu belum punya pacar, coba dech belajar melirik pemuda diseberang sana,  pasti dia melirik dirimu juga…heheheh (Bercanda ya..) eh. ! Ikuti saya ya.. : luruskan  tangan kiri dengan telunjuk diacungkan  di  depan muka, tangan kanan direntangkan ke samping kanan. Nah..coba sekarang mata dibuka lebar-lebar seperti mendelik. Pusatkan penglihatan kepada  telunjuk tangan kiri, setelah itu lirik ke arah kanan. Ulangi terus berkali kali. Dagu juga harus digerakan. Gerak dagu ini memberikan energi dari lirikan mata kekanan tadi.  Kasih bahasa musik seperti ini : det pong…det pong….det pong . ‘’ (artinya lakukan seledet berkali kali ).

        Melihat  itu para penari, menjadi penasaran. Mereka coba terus  sambil tertawa-tawa. Karena kemauan dan suka, akhirnya mereka bisa, walaupun belum sempurna. ‘’jangan pernah malu ya…jangan pernah menyerah…coba dan coba terus’’. begitulah cara saya memberi semangat  kepada para penari remaja ini.

           Sementara itu, disela sela latihan rutin menari selama 3 jam, saya melanjutkan kegiatan melatih kecak.  Kecak adalah sebuah pertunjukan tari  sambil bernyanyi. Para penari kecak  sudah bersiap berlatih. Jumlahnya sekitar 20 orang. Kecak ini ditarikan oleh staf KBRI dan Prime, Masyarakat Indonesia dan Warga Negara Belgia. Menariknya adalah, kalau di Bali kecak kurus kering. Kalau disini kecak gendut dan subur. Apalagi kalau kecak tidak memakai baju, alias telanjang dada, sudah tentunya tambah kocak lagi. 

‘’Mari Bapak-Bapak kita berkecak ria ‘’ kata saya dengan semangat. Kecak ini sangat mengasyikan. Kalau kita bisa mewujudkan kecak ini, alangkah bahagiannya saya. Karena ini pesan Bapak Bandem supaya saya bisa menggelar tarian Kecak ‘’.

          Seorang penari kecak minimal harus mengerti tentang irama/ ritme dan  gerak tari. Kecak ini saya bagi dengan 5 kelompok. Masing kelompok memiliki ritme kecak yang berbeda-beda.  Saya mengajarkan dengan sangat susah motif motif kecak antara lain : Cak  Besik (Satu), Cak Telu (tiga), Cak Lima (Lima), Cak Pitu (Cak Ocel).  Kesulitan besar saya hadapi, karena pemahaman mereka terhadap ritme sangatlah kurang. Bingung dech. Saya tidak yakin mereka akan bisa. Namun saya coba berulang-ulang, masih tetap menemui jalan buntu. Tapi ada beberapa orang dari mereka (Penari kecak ) bisa memainkan ritme kecak yang saya ajarkan. Lucunya lagi, seorang penari kecak sangat semangat menari kecak, akan tetapi ritme kecaknya mengganggu yang lain.  Untuk mempermudah pemahaman, saya harus menurunkan tempo permainan kecak. Dengan tempo pelan mereka akan bisa mengikutinya.  

         Dengan berlatih terus, akhrinya saya bisa membentuk grup kecak yang sederhana sekali. Perlu di catat adalah antusias penari kecak yang sangat saya apresiasi sekali. Luar biasa  semangatnya dan ada secerah harapan dari wajah mereka, wajahnya cerah setiap berlatih, untuk  benar benar berniat mensukseskan pertunjukan perdana nanti. Untungnya lagi adalah setiap ada latihan malam, KBRI Brussel selalu menyediakan makanan khas Indonesia untuk memompa semangat para penari pemula ini. Itulah sebuah kerjasama dan koordinasi yang baik. Kalau ingin mensukseskan sebuah kegiatan, harus ada kepedulian tingkat tinggi kepada para penari dan penabuh. 

Ciaaattt Info :
Agem : 
Sikap pokok dari tarian Bali. Agem dibagi menjadi 2 yaitu Agem Kanan dan agem kiri.
Tandang :
Cara memindahkan suatu gerakan pokok ke gerakan pokok yang lain, sehingga menjadi satu kesatuan gerak yang berkesinambungan.
Tangkep : expresi penjiwaan dari wajah/muka penari 

mau belajar nari pendet ?? coba klik video saya ini ya :



atau klik links ini : belajar pendet

(Bersambung )
Lanjutannya disini ya :
Ciaaattt...Perjalanan menebar seni di Belgia (Bagian VII)


Kamis, 22 November 2012

Ciaaattt...Perjalanan menebar seni di Belgia (Bagian 5)


         (heloooo....para pembaca, apa kabar dirimu ?  udah makan belum sih ? makan dulu ya, soalnya kalau baca blog ini, perlu suasana ceria, jangan kesel, jangan cemberut. Nah senyum dikit seperti itu, senyuman sedetik itu berarti looo....kalau kebetulan ada kekasihmu disebelah, entah itu pacar/suami/istri, pencet idungnya 3 x ya, saya yakin kalian pasti tambah mesraaa.....hihohihohiho....are u ready ? silahkan membaca ya....Ciaaattt. )

Latihan  Gamelan Perdana 


         Gamelan sudah tertata rapi. Alat pukul gamelan atau yang disebut dengan panggul telah dipersiapkan dengan baik. Tepat pukul 5 sore, jam kantor telah usai. Para penabuh staf KBRI mulai berdatangan. Mereka masih memakai kostum jas yang  rapi dan tentu berdasi.  Tempat latihan terletak persis di ruang recepcionist.  Suara telepon berdering tiada henti. Para staf KBRI lalu lalang sesuka hatinya di tempat latihan. Suasana yang sangat unik. Unik karena konsentrasi penabuh akan terganggu setiap saat….heheheh.  Kemudian suara alarm pintu gerbang bunyi setiap 5 menit karena banyaknya tamu yang keluar  masuk ke KBRI. Tiiittttt……! Tiiittt….! Kesabaran kita ditaruhkan disini. Sabar ya Bli….!

      Tidak lama kemudian 3 orang pemuda Belgia datang tergopoh-gopoh dengan tas yang khusus di punggung style backpacker. Mereka adalah Dimitri, Frank dan Gabriel. Mahasiswa sekolah musik (Konservatorium) di Brussel. Bule-bule ini masih muda dan bergairah umurnya sekitar 24 tahun.  Tersenyum ramah sambil memperkenalkan diri.  Bonjour ! Bonjour !  Seluruh penabuh yang berjumlah 14 orang telah berada di tempat latihan. Para penabuh gamelan  ini merupakan penabuh gabungan yaitu 8 staf KBRI Brussel (Kedutaan Besar Republik Indonesia), 3 orang penabuh dari staf PRIME (Perutusan Republik Indonesia untuk Masyarakat Eropa, UE) dan 3 warga Belgia. Sambil memperkenalkan diri, saya menyampaikan ucapan selamat datang, dan ucapan terimakasih atas kehadirannya dalam latihan perdana ini. Untuk menghangatkan suasana, saya memberikan penjelasan singkat tentang gamelan. Gamelan adalah sebuah orkestra, terdiri dari berbagai instrument jenis perkusi. Kita tidak main sendiri sendiri, harus selalu bersama-sama dalam irama dan melodi. Jadi ada nilai sosial disini yaitu togetherness, harmony, equality….bla... bla ..bla…dst.

(Para pembaca....pencet lagi idung kasihmu disebelah ya...cuman jangan sampai berantem, sebatas bercanda saja, ok....heheheh)

           Singkat waktu, tanpa banyak bla bla bla...saya persilahkan mereka memilih instrumen sesuka hatinya. Mereka duduk dengan santai sambil tertawa terbahak-bahak.  Tahu nggak kenapa mereka tertawa ? Asal tahu saja, ssstttt... jangan keras-keras ngomongnya ya...para penabuh kebanyakan bapak bapak yang suka makan bubur alias SUBUR. Subur itu berisi.  Perut mereka ketebelan, sampai sampai ikat pinggang tidak kuat menahan perut yang sudah buncit itu....hahahahah. Walaupun duduk nyumprit seperti itu, wajah-wajah mereka tetap gembira.  Suasana ini yang saya inginkan. Mereka ceria gurunya gembira. " Kita harus ceria selalu bermain gamelan, tidak ada stress ya, pokoknya harus selalu semangat''.  Itu  saran saya kepada mereka.

         Sementara itu tekhnik dasar berman gamelan Bali dengan serius dipelajari oleh penabuh pemula ini. Sambil mengamati kemampuan mereka, saya menulis di secarik kertas dan mencatat musikalitas para penabuh ini. Musikalitas maksud saya tiada lain adalah kepekaan, bakat dan kemahiran/pengetahuan para penabuh terhadap musik itu sendiri.  Ternyata ketiga bule Belgia itu permainannya lebih mantap. Mereka dengan mudah mempelajari tekhnik dasar, sedikit bicara banyak kerja. Kemampuan mereka lebih hebat dari penabuh lainnya. Bukannya merendahkan penabuh dari Indonesia, tapi jujur diakui bahwa mereka lebih baik. Tidak mengherankan karena dia adalah pemusik professional dari sekolah musik konservatorium. Di konservatorium hampir setiap hari muridnya mempelajari hal hal tentang musik. Tidak kalah juga, seorang staf PRIME yaitu Bapak Eddy yang memiliki bakat khusus ternyata bisa memainkan kendang lumayan baik. Walau masih sederhana tekhnik memainkan kendang,  tapi kalau ini sering dilatih  pasti akan lebih mantap. Ayo semangat ya pak Eddy.....Ciaaattt Semangat.


Mari belajar gamelan dengan modal " suka, serius, disiplin dan humor ".

        Janganlah sekali-kali belajar gamelan dengan perasaan tidak suka ! Apalagi perasaan benci. ini terpaksa namannya.  Modal utama kita adalah suka atau senang. Kalau istilah Balinya "Demen". Saya yakin kalau berawal dari suka, sesibuk apapun, pasti kalau sudah suka akan menyempatkan waktu untuk belajar. 100% saya jamin dirimu pasti bisa bermain gamelan. karena dirimu suka.  benar nggak sih ? 

         Janganlah sekali-kali belajar gamelan tanpa keseriusan !  Ini tidak fokus namannya. Serius bukan berarti tegang. Disini hanya serius mendengarkan, serius melihat dan serius memainkan. Jika guru gamelan sedang berbicara, harus serius didengarkan. Jika guru gamelan sedang memainkan instrument, harus serius dilihat dan kalau murid disuruh oleh guru memainkan gamelan, tentu harus serius memainkannya. Benar looo serius ya...!

      Janganlah sekali-kali belajar gamelan tidak disiplin ! Awas ya ! Disiplin itu mutlak. Disiplin waktu contohnya, please dech jangan ngaretttttt. Itu kebiasaan buruk. Ini fakta dan  tidak bisa dipungkiri bahwa kebanyakan dari kita masih meremehkan disiplin terhadap waktu/jam alias tidak tepat waktu pada jadwal yang telah ditentukan. Ketidak disiplinan ini secara tidak disadari dapat mengecewakan atau bahkan merugikan orang lain dan diri sendiri.  

       Jangan lupa, satu hal lagi yaitu humor. Apapun yang kita pelajari, pasti kita akan menemukan sebuah kesulitan. Kesulitan mengjadi penghambat dan pengganggu semangat.  Bermain gamelan karena terlalu sulit, menyebabkan kebosanan. Akhirnya apa ? Pasti ingin berhenti. Nah, setelah muncul rasa bosan itu, pak guru gamelan mengeluarkan jurus-jurus humor sehingga suasana yang tadinya bosan menjadi bergairah kembali. Mengutip lelucon di internet yang membuat saya terpingkal-pingkal...yaitu kenapa babi bau ?? Karena keteknya ada 4....hahahahaha.

        Keempat modal diatas itu, saya yakinkan kepada para penabuh agar dapat  mematuhi.  Jadikan modal itu sebuah aturan yang mesti ditaati.  Lambat laun para penabuh mengerti yang saya maksud. Mereka belajar dengan  hati  senang, terhibur dan bersemangat. Sayapun sering memuji mereka. Pujian itu penambah motivasi. Saya yakin dalam beberapa hari kedepan grup gamelan ini akan mampu menampilkan dirinya dalam pementasan perdana tanggal 29  Pebruari 1996 di Gedung konservatorium musik kota Brussel, Belgia. 

           Selama 2 jam melatih grup pemula  ini, saya mendapat sebuah kekuatan dahsyat. Kekuatan itu terlihat dari kesukaan, keseriusan, kecerian dan semangat  para penabuh ingin menjadi bisa.  Ada niat dan kemauan.  Ini modal kita untuk menjadi bisa untuk menampilkan yang terbaik. Ciaaattt....Semangat.

Ciuuuttt….Terkena Cacar 

Selama seminggu berada di Belgia saya merasakan ada sesuatu yang aneh. Aneh karena kondisi fisik tubuh ini terlalu lelah dan letih. Bangun tidur kepala pusing.  Aduh !  Jangan jangan saya sakit nih. Saya berdoa agar diberikan kekuatan.  Saya melihat tangan seperti ada bintik berair. Apaan ini ? Parahnya lagi, sehabis mandi, bintik bintik itu ternyata bertambah banyak. Toloooongg....Saya semakin resah dan gelisah.  ‘’ Biarin saja, nanti juga pasti hilang  ", pikirku bandel.  Walaupun kondisi sakit, saya tetap nekat pergi ke  kantor. (Mohon maaf ya jangan ditiru, jangan bandel, kalau anda sakit semestinya istirahat di rumah)

Hingga siang hari, kondisiku ternyata bertambah parah. Saya bertanya kepada seorang teman di KBRI yaitu Pak Yafi.

Saya  :    Ada apa dengan kulit saya ini pak ?
Yafi   :    Ya Ampun !   Kamu harus ke dokter.  Segera ke dokter saja. :  Sudah punya asuransi belum ?
Saya  :    Kurang tahu pak, sepertinya sedang diurus.
Yafi   :     Kalau ke dokter tanpa asuransi biayanya lebih mahal.
Saya  :    Ah biarin !  Saya tidak perduli. Saya baru seminggu disini, mana sempat ngurus pak. 

Pukul 5 sore saya diantar ke dokter. Di dalam kabin Pak Dokter saya divonis terkena cacar air.  Dokter menyarankan saya harus istirahat selama 2 minggu. Tidak boleh keluar rumah. " Lemes dech " ! penyakit ini menular harus hati-hati. "ya ampun ! "  Tidak boleh mandi. " Bau donk " ! Harus banyak tidur. " Bosan dech ! Saya hanya bisa pasrah menerima nasib. Hati ini langsung ciuuuttt bukan ciaaattt lagi.  Kondisi ini sangat mengganggu aktifitas mengajar gamelan. Karena 1,5 bulan ke depan, kita harus mempersiapkan pertunjukan perdana. Mau tidak mau, suka tidak suka nasehat dokter harus dituruti. Demi kesehatan saya ikuti saran pak dokter.

Selama menderita sakit cacar, saya lebih sering curhat kepada sang pacar di Bali. Walaupun mahal karena belum ada internet seperti sekarang, suara dia adalah obat manjur. Dia dengan sabar mencoba memahami apa yang terjadi. Hanya sang pacar yang bisa menenangkan perasaan ini. Emosi ini tertunda karena sikap sabar sang pacar memberi nasehat. Sedangkan orang tuaku, secara sengaja saya tidak memberitahu. Tujuannya agar mereka tidak panik. Terutama Ibu yang selalu khawatir terhadap anak bungsunya. Saya selalu memberikan berita baik-baik saja kepada beliau. Berbohong sedikit demi kebaikan.

(Para pembaca yang budiman,  disini saya benar benar tidak bisa berbuat apa-apa. Suasana sangat sedih sekali.  Saya selalu ingat akan pacar....pacar...pacar yang selalu memberi kasih sayang dikala saya sedang sakit di Bali...tapi kali ini saya di Belgia.....untuk mengetahui suasana yg terjadi saat itu, coba klik lagu yang saya buat di tahun 96, dimana berkisah sebuah Kerinduan kepada sang pacar....lagu ini berjudul FLY....klik dibawah ini....)


 klik links dibawah ini yang menggunakan browser Firefox dan  Internet Explorer :

http://youtu.be/S591TTk54y4

(Bersambung)

Blog terkait :


Rabu, 14 November 2012

Ciaaattt...Perjalanan menebar seni di Belgia (Bagian 4)


Metro dan Tram.

    "Driiiingggggg.....Driiiinggg...Driiing.....! Tepat pukul 06.00, Jam Waker berdering dengan keras. Membangunkan saya yang tertidur pulas. Banguuuunn.....Hari pertama ngantor.  Harus siap bersemangat. Sehabis mandi, wajah berseri, rambut berkilau dengan minyak rambut Brisk, penampilan Brisk  adalah penampilan  Pria Sejati...(iklan Brisk jadul kan gitu..), tidak lupa parfum mekecrit/diseprotkan sedikit ke badan, biar dahsyat baunya. Tidak lupa jas berwarna abu-abu keren tapi nggak bermerk, dengan dasi hitam melilit leher.  Harus ganteng ya..! .walaupun tidak punya uang yang penting semangat...heheheh...Saat itu di  Belgia bertepatan dengan musim dingin. Cuaca dingin cocok sekali memakai jas dan berdasi. Saya siap ke kantor.

       Saya berjalan kaki dari apartemen menuju stasiun kereta bawah tanah yang dinamakan Metro. Letaknya hanya 700 meter dari apartemen kita. Jalan kaki adalah pilihan terbaik, disamping cepat sehat lagi. Pagi ini, cuaca kurang bersahabat. Mendung hitam dilangit. Dingin lagi. Pertanda akan turun hujan. Angin dingin menyapu wajahku. Rintik-rintik benda putih halus, perlahan-lahan jatuh dari langit menimpa pipiku yang dingin. Putih bersih dan halus. Salju kah ? Iya benar. Salju turun. Horeee....! seperti anak kecil dapat kado ultah nih. Alangkah bahagianya hati ini, pertama kalinya melihat salju turun dari langit. Luar Binasa.... Dasar anak kampung selalu berdenyut dengan hal hal yang baru ditemuinya. 

        Berjalan hanya 12 menit, saya sudah melihat banyak hal yang baru. Orang-orang sepertinya kurang ceria. Kelihatan super sibuk. Semua terkejar waktu dan terkesan terburu buru. Para pedagang buah, penjual koran, pedagang roti menjajakan dagangannya di tokonya masing-masing.  Yang saya herankan lagi, setelah hampir 12 menit berjalan di pinggir jalan raya dengan kendaraan lalu lalang, sedikitpun saya tidak mendengar mobil membunyikan klakson. Kenapa ya ? Berbeda sekali dengan di Bali. Klakson bunyi seperti suara seng, terkena  hujan deras. Bedanya di Bali klakson berarti helo. Kalau kita ketemu dengan teman kita di jalan, pasti dia bunyikan klakson. teeeetttttt.....! teeeeetttt....! heheheh. 

        Kita telah sampai di stasiun Metro yang bernama Ossegem atau Osseghem. Ossegem dalam bahasa Belanda, sedangkan Osseghem bahasa Perancis. Dwi bahasa selalu digunakan di kota Brussel. Jangan heran nama jalan, nama tempat,  selalu panjang lebar dan memakan tempat karena memakai kedua bahasa tadi yaitu bahasa Perancis dan Belanda. Justru inilah keunikannya. nanti saya harus  mencari tahu kenapa ada dwi bahasa seperti ini. 


Metro/Kereta Bawah tanah. Garis orange adalah garis pembatas antara penumpang dan Metro.
Garis bintik bintik metal adalah petunjuk untuk orang Buta

        Informasi mengenai rute-rute metro terpampang dengan sangat jelas. Kita tidak usah khawatir kalau kita tidak sampai ditempat tujuan. Paling-paling cuman kesasar. kalau kesasar tinggal tanyakan ke penjual tiket atau stand Info, dijamin pasti dibantu. Begitulah negeri yang nyaman. Tidak perlu takut kalau naik kendaraan umum. Para penumpang yang lain dengan sabar menunggu metro. Ada yang sedang makan sandwich, membaca Koran, majalah,  novel dll. Larangan merokok dimana-mana. Jangan sembarangan merokok ya, kena denda.  Ada juga petunjuk jalan untuk orang buta yang menggunakan kode khusus. Mereka dapat dengan mudah keluar masuk menggunakan Metro.  

         Setiap 5 menit Metro berhenti menurunkan dan menaikan penumpang di stasiun Oosegem. Dengan siap saya naik ke Metro. Saya  duduk saling berhadapan dengan penumpang lainnya. Bau badan bercampur dengan bau parfum. Di dalam metro suasana sangat rame. Ada yang duduk ada juga yang berdiri. Lagi-lagi ada penumpang bule cantik  sebut saja namanya Valerie duduk berhadapan  dengan saya. Please dech….ingat pacar di Bali ! hehehe… 

Para Penumpang sedang turun dari Metro.


      Disamping kiri, duduk anak muda, dengan gerakan angguk-angguk kedepan sambil mendengarkan musik Billie Jean Michael Jackson  dari walkmannya. Berdiri disampingnya nenek centil yang bingung mencari tempat duduk. Sebentar-sebentar nenek itu memandang ke arah saya. Kemudian memandang ke arah Valerie di depan saya. Tanpa sadar nenek centil  ikut bergerak menganggukan kepala sambil tersenyum manis karena mendengar musik Michael Jakson. (suara musik dug..cetak…cedug cetak…cedug cetak).  Gerakan kepala si nenek centil persis seperti ayam jago yang sedang berjalan. Hidupnya ceria banget kayaknya. Pasti dia memiliki uang pensiun yang mensejahterakannya. Nenek pensiunan di Belgia bahagia sekali. Dari info yang saya pernah dengar, bahwa uang pensiun di Belgia berlaku untuk seluruh warganya. Kendatipun dia bukan pegawai negeri/pemerintah, seperti misalnya penjual sayur, penjual buah mereka tetap mendapat uang pensiun.  Maklum dech, kan negara maju. Kalau negara kita kan masih negara yang berbunga bunga atau masih berkembang.

Anak-Anak Indonesia merindukan transportasi Metro


       Jreeeeengggg……tiba tiba Valerie  itu terbangun, dan mempersilahkan nenek centil duduk di tempatnya. Oooo…rupanya Valerie memberikan kesempatan kepada nenek centil untuk mengambil tempat duduknya. Baik sekali. Sebuah etika dan sopan santun yang baik di perlihatkan di depan saya.  Dengan sigap dan cepat saya juga beraksi kembali dengan gaya macho man.  Saya mempersilahkan nenek mengambil tempat duduk saya. Kemudian Valerie cantik itu tersenyum manis sambil menggoda. Nenek centil berterima kasih, Valerie melirik sambil tersenyum menggoda. Wesss…! '' Kuatkan pikiran ini, jangan tergoda ''….Jangan sama sekali melantunkan lagu Obbie Mesakh disini… ……." Malu aku malu pada semut merah yang berbaris di dinding menatapku curiga seakan penuh tanya sedang apa di sini ...."

          Dari stasiun metro Oosegem kita  melintasi 13 stasiun dengan waktu hanya 15 menit jaraknya 8 km dengan tujuan terakhir adalah stasiun Montgomery. Dari Montgomery, kita naik tram 44 jurusan Tervuren. Kita tidak usah beli tiket lagi, karena masa berlaku untuk 1 jam perjalanan. Di tram kita sedikit rebutan masuk, terutama anak anak sekolah yang ingin lebih cepat masuk ke dalam tram. Disinipun kita juga harus antri. Siapa yang duluan antri dialah yang duluan masuk. Kita harus saling mematuhi aturan. Tiba di halte Chien Vert, kita turun menuju KBRI Brussel yang berada tepat persis di depan halte Tram 44.

Tram di kawasan Hijau


Ciaaattt Info :
         Transportasi publik di Belgia dibangun untuk memperlancar aktifitas  masyarakatnya. Brussel sebagai Ibukota Negara Belgia menggunakan tranportasi umum seperti Kereta Api, Taksi, Metro, Tram dan Bus.  Ada 3 stasiun Kereta Api yaitu pusat (Gare Central), Utara (Gare du Nord), dan selatan (Gare du Midi). Taksi di Brussel tidak beredar di jalan-jalan. Beberapa taksi mangkal di sekitar hotel, stasiun Kereta Api/Metro. Bisa dipanggil melalui telepon (antara lain : 02/513 62 00, 02/511.22.33, 02/349.49.49, 02/268.00.00)
        Metro, tram, Bus  adalah transportasi paling praktis. Karcis € 2,- dapat dipakai selama 1 jam dan berlaku untuk Metro, tram dan bus. Untuk ke bandara internasional Zaventem, terdapat kereta api langsung dari stasiun pusat (Central Stasiun) atau taksi (dengan tarif khusus).

      Selama seminggu, saya beradaptasi dengan suasana kantor yang baru. Setiap hari menggunakan kendaraan umum Metro, Bus dan Tram. Mobilitas menjadi sangat lancar. Kapan ya negeri saya punya Metro dan Tram seperti ini ?. Hampir semua negara di Eropa memilikinya.  Mudah-mudahan negeri kita mampu memiliki Metro/Tram agar aktifitas warganya menjadi lancar. Tolong ya para pejabat kita yang baik, sebagai warga negara kami butuh transportasi yang memadai untuk kelancaran aktifitas  hidup kita. 

         Di kantor saya masih tetap memperkenalkan diri kepada siapa saja, sambil mencari keakraban. Dari pada bengong, saya berkasi memperbaiki gamelan yang rusak dan membersihkan debu yang menempel pada beberapa instrument gamelan. Agenda selanjutnya adalah mempersiapkan jadwal latihan, materi seni, latihan menari dan pertunjukan perdana pada tanggal 29 Februari 1996. Sebuah tantangan yang dahsyat, bagaimana caranya mengajarkan orang yang belum mengenal gamelan dan tari  sama sekali, kemudian harus bisa mempertunjukan dirinya dalam satu bulan. ini baru tantangan. Mari tetap bersemangat…Ciaaattt.

(Bersambung)

Lanjutannya dibawah ini  :
Ciaaattt...Perjalanan menebar seni di Belgia (Bagian V)

Senin, 12 November 2012

Ciaaattt...Perjalanan menebar seni di Belgia (Bagian 3 )


"sebelum membaca postingan yang ini, mendingan baca dulu  bagian I dan II dibawah ini ya :

1. Kisah 16 tahun di Belgia (Bagian I )
2. Kisah 16 tahun di Belgia (Bagian II )



Kantor Perwakilan Indonesia di Brussel.

       Dari dalam kaca Mercedes terlihat pemandangan kota Brussel yang bersih. Lalulintas ditata rapi, mobil melintas dengan kecepatan sesuai aturan. Saya intip dari belakang pengemudi mobil. Waooo... mobil ini melaju dengan kecepatan antara 100 - 120 km/jam. Mercedes melintas dengan gagahnya. Saya tetap berusaha ‘berakting’ menjadi seorang pejabat kampungan. Pokoknya semakin mantap. Kali ini tertawa terpingkal-pingkal.....hahahahah.



     Tepat pukul 13.00 persis di depan taman yang asri terpampang nomor rumah dua sembilan empat. Mercedes ini melaju naik ke sebuah rumah putih dengan arsitektur gaya Eropa. Ini dia KBRI Brussel, Kantor Perwakilan Indonesia di Luar Negeri.  KBRI Brussel terletak sangat strategis dan nyaman. Di seberang jalan kawasan taman asri Woluwe dikelilingi 3 danau buatan. Danaunya beku tapi belum bersalju.  Pohon-pohon tanpa daun terhampar kering kerontang. Pantesan kering, bulan ini musim dingin. Banyak orang-orang ditepi danau menikmati teriknya matahari. Mereka semua memakai jaket tebal, slop tebal dan tutupan kepala berbenang wol. ih...Dingin ya ?.

      Dari dalam mercedes kelihatannya suasana seperti terasa panas dan gerah. Setelah keluar dari mobil, tubuhku langsung menggigil kedinginan. Aneh sekali, kenapa matahari bersinar dengan terangnya tapi justru tetap saja dingin. Aduh. Tambah bingung dengan cuaca di Belgia. Begitulah perasaan heran, kerap kali melintas dari pikiran seorang 'pejabat' kampungan ini. Saya melangkah, melepaskan akting pejabat kampungan, sambil merenung merubah diri kembali menjadi  sosok seniman. (seharus kalau dalam film, perubahan akting ini, harus diiringi dengan suara musik nih : jreeeng…Jroooong…. jriiiing )

     KBRI Brussel ini luas sekali ya. Pohon-pohon besar mengitari lingkungan KBRI. Kantor kelihatan  nyaman seperti rumah kita sendiri. Disebelah barat : berdiri megah Gedung Wisma Duta dengan bentuk bangunan bagaikan kastil,  ditengah : Gedung Perkantoran berlantai satu,  disebelah timur : gedung aula yang memiliki ruangan luas yang dimanfaatkan untuk pertemuan, kegiatan sosial budaya serta gedung kecil disudut berwarna putih digunakan khusus untuk pelayanan masyarakat dalam pengurusan paspor maupun visa.  

      Saya berdiri di halaman KBRI. Memandang kesana kemari dan merenung. Tiba-tiba perasaan lama terusik kembali. Tahun 1994 silam, saya pernah menginjakan kaki di KBRI Brussel ini. Namun hanya sekejap saja, jadi belum terlihat apa yang ada sebenarnya. Saya terpilih menjadi penabuh gamelan rombongan kesenian STSI Denpasar yang berjumlah 35 orang. Menebar seni keberbagai kota-kota besar  di Eropa termasuk Brussel Belgia. Saat itu, Saya sempat berangan-angan menjadi seniman yang hidup di Belgia.  Pasti mengasyikan.  Pucuk dicinta ulam tiba, sebuah harapan terwujud. Angan-angan tahun 1994 itu terjawab 2 tahun kemudian.

       Badan terasa lemas, karena kekurangan tidur. Saya duduk di ruang tamu KBRI Brussel. Ruang tamu berdekatan dengan ruang resepsionis. Suara telepon berdering hampir setiap menit yang dijawab dengan ramah oleh receptionist seorang gadis Indo.  Ruangan berkarpet merah dihiasi dominan dengan lukisan batik, patung Bali dan Candi Borobudur dalam sebuah kotak kaca. Nuansa kantor ramah tapi berani...heheheh. Di sebuah sudut ruangan, saya melihat seperangkat Gamelan Bali. Menurut informasi selama setahun gamelan itu berfungsi hanya sebagai pajangan seni. Sayang kalau tidak dimanfaatkan dengan baik.   Gamelan Bali ini akan menjadi teman kerja saya selama berada di Belgia.

        Perlu diketahui gamelan ini jenis Gamelan Gong Kebyar yaitu gamelan yang sangat populer di Bali. Kebyar artinya sangat dinamis, energik penuh semangat. Hentakan iramanya sangat agresif dan menarik. Cocok sekali dengan jiwa anak muda yang penuh dengan semangat berkesenian. Gamelan Gong Kebyar ini tergolong mini. Terdiri dari 2 gangsa/pemade, 2 kantilan, 2 jegogan, reong untuk 2 orang pemain, cengceng, kajar, sepasang kendang, satu set gong. Diukir indah dengan warna emas prada. Ukiran depan bercerita tentang Ramayana klasik, sedangkan ukiran belakang bercerita tentang cerita tantri (sebuah cerita tentang hewan dan tumbuhan dalam legenda Bali).

Gamelan Gong Kebyar KBRI Brussel

Ciaaattt Info :

Pengertian Gamelan 
Michael Tanzer, Komposer dari Kanada dalam bukuya " Balinese Music" halaman 13 mengatakan "in a general way, the word "gamelan" means orchestra or the music played by the orchestra". Gamelan merupakan orkhestra atau  sekelompok musisi yang memainkan alat musik dalam sebuah konser. Gamelan terdiri dari berbagai alat musik seperti kendang (drum), suling, rebab, gong, cengceng (cymbal) dan lain lain.

Slendro  dan Pelog (tuning system)
Khusus dalam instrument gamelan, dikenal dua laras atau skala yang umumnya digunakan di Bali dan Jawa  adalah  Slendro dan Pelog. Slendro mempunyai  5 nada per oktaf dengan jarak nada/interval hampir sama sedangkan  Pelog mempunyai 7 nada per oktaf dengan perbedaan  jarak nada/interval lebih besar. Kalau di Bali Pelog 7 nada ini digunakan dalam Gamelan Gambuh. Gamelan gambuh biasannya  mengiringi drama tari gambuh, menggunakan insturment  suling besar dengan panjangnya  75 cm. Suling ini menjadi melodi utama.  Kalau gamelan Gong Kebyar yang dimiliki oleh KBRI Brussel  memakai laras Pelog 5 nada dengan 2 oktaf. Jumlah bilah/daun gamelan adalah 10. (10 Keys).

Jenis-jenis gamelan di Bali
Di Bali, jenis-jenis gamelan ada puluhan jumlahnya antara lain :
  1. Gamelan Gong Kebyar, Kebyar bermakna cepat dan dinamis. Berlaras Pelog. Gamelan ini tergolong baru dan berkembang pesat ditahun 1920 di Buleleng. Gamelan digunakan untuk mengiringi tari-tarian seperti kebyar duduk, oleh tambulilingan. 
  2. Gamelan Gong Gede, (Gede identik dengan Besar dan Agung), berlaras Pelog. Gamelan ini dimainkan lebih dari 40 orang penabuh. Bentuk Gamelan (Pelawah) menyerupai demung Jawa. Lebih dikenal dengan Gangsa Jongkok. Ukuran bilah/daun lebih besar dari instrument Gong Kebyar. Gamelan Gong Gede merupakan leluhur dari gamelan Gong Kebyar. Fungsi gamelan ini adalah digunakan dalam upacara keagamaan dan ritual.
  3. Gamelan Angklung yaitu gamelan berlaras slendro 4 nada, yang berfungsi mengiringi upacara Ngaben (Pembakaran mayat ).
  4.  Gamelan semar Pegulingan, berlaras pelog 7 nada. Gamelan ini suara lebih halus dan manis  daripada gamelan lainnya. Gamelan dapat juga disebut gamelan palegongan. Gamelan pelegongan yang mengiringi beberapa tarian legong keraton lasem . Gamelan Palegongan inilah yang menarik hati Colin McPhee di tahun 1930 untuk mempelajari gamelan Bali. ( komposer Kanada yang pertama kali membuat kajian Ilmu  etnomusikalogi tentang Bali ).
  5. Gamelan Gender Wayang, berlaras slendro digunakan mengingrirngi wayang kulit.
  6. Ada juga gamelan yang terbuat dari Bambu di antarannya : : Gamelan Joged Bumbung, Gamelan  Jegog, Gamelan Gandrung, Gamelan Gong suling, Gamelan Gambang dan lain lain.

Belgia sebagai Pusat kesenian Bali di Eropa.

        Setelah sejam menunggu, sembari mengumbar senyum simpatik kepada para staf KBRI lainnya yang sedang sibuk, saya bertemu dengan kepala Perwakilan Republik Indonesia, Bapak Sabana Kartasasmita, Duta Besar RI untuk kerajaan Belgia dan keharyapatihan Luxembourg. Orangnya santai, akrab, tidak sombong, humor dan penuh perhatian tapi serius. Beliau mengucapkan selamat datang dan menyambut hangat kedatanganku. Ini pejabat bersahaja tapi banyak kerja. Gagasannya sangat cemerlang. Patut diacungi jempol. Mendatangkan seorang pelatih gamelan untuk memberikan kesempatan kerja kepada seniman. Saya yakin sekali bahwa inilah dia yang saya cari. Beliaulah pembuat kebijakan seniman dijemput dengan mercedes.   Dan dia pun berpesan, '' Pak Made di sini kerja sebagai guru gamelan dan tari Bali. Saya ingin mencanangkan program “Belgia sebagai Pusat Kesenian Bali di Eropa’’. Mohon misi ini disukseskan. Misi yang memerlukan ketekekunan dan dedikasi yang tinggi. Misi yang harus secara terus menerus berkesinambungan. Jangan setelah saya berhenti jadi Duta Besar, misi ini berhenti. Saya tidak mau misi ini gagal di tengah jalan ''. Pesannya memberi motivasi dan sangat inpiratif. Setiap kata diucapkan dengan serius dan jujur. Menyulut semangat dan gairah untuk bangkit dalam bertindak. Padahal masih letih karena Jet lag, tapi darah muda ini bergetar ingin segera mensukseskan misi tersebut.

         Dalam pemikiran, masih bergelayut segudang pertanyaan tentang pesan-pesan yang disampaikan tadi oleh Bapak Sabana. Karena waktu pertemuan begitu singkat, tidak ada kesempatan mengajukan pertanyaan lain.  Tak lama kemudian, saya berkesimpulan sendiri bahwa keberhasilan itu terletak dalam diri kita. Kita harus memiliki ide-ide  kreatif, adaptif dan variatif tiga kata ini adalah semboyan. Sebut saja Triatif : Kreatif, Adaptif dan Inovatif. Kreatif adalah  menciptakan sesuatu. Adaptif bersifat disesuaikan/dikembangkan, sedangkan Inovatif identik dengan terobosan baru. Kalau diterjemahkan dalam konteks berkesenian, artinya ciptakanlah karya seni yang lahir dari pemikiran kita sendiri. Karya seni yang tercipta itu diadaptasikan dengan keadaan/kondisi yang ada. Setelah teradaptasi dengan baik baru kemudian kita berikan inovasi menarik, agar tidak terlalu monoton itu-itu saja. Misalnya alat musik tiup suling dimainkan, kemudian dikembangkan/diadaptasikan dan selanjutnya diberi inovasi polesan-polesan menarik sehingga suling itu terdengar memberikan daya tarik. Semboyan ini terus terpatri didalam hati, mudah-mudahan bisa menjadi pemicu semangat. Tidak hanya sekedar  slogan murahan yang tidak bermakna. 

Rue Reimond Stijns 66, 1080 Moleenbeek

         Setelah hampir 4 Jam Saya berada di KBRI Brussel, datang dua orang pegawai KBRI menghampiri. Mereka mengatakan '' Pak Made ikut kita ya. Nanti tinggal di apartemen saya ''.  Saya Jawab :  '' Baik Pak. ''.  Kedua orang ini yang bernama Pak Udin alias Pak UU dan Pak Umar. Mereka semuanya ramah dan baik. Saya sangat merasakan keramahan mereka. Setiap bertanya selalu di jawab dengan sopan. Syukurlah bahwa di sekelilingku terdapat orang orang yang baik dan bersahabat.

        Dengan mobil khasnya mini cooper (seperti mobilnya Mr. Bean) Pak UU mempersilahkan masuk. Selama perjalanan kita bicara berbagai hal, mengenai gamelan, kendaraan umum, hingga gadis bule...heheheh. Maklum kita kan masih muda. Jadi pembicaraannya pasti seputar gadis cantik.  Pokoknya asyik. Pak UU yang mengendarai mobil sangat mematuhi aturan lalulintas. Dia selalu tenang dan santai, tidak stress, simpatik kepada pengendara lainnya. Kalau ngobrol sering sekali diselingi dengan humor-hunor segar. 

     Tiba-tiba Pak UU berhenti dilampu merah. Penyeberang jalan sedang menunggu lampu tanda penyeberangan. Mereka dengan tidak peduli satu sama lain menyebrang dengan tenangnnya. Tertib sekali masyarakat Belgia ini. Disiplin itu membuat mereka menjadi teratur. Wah. Ini patut kita tiru dikemudian hari. Menyeberang jalan dengan mematuhi lalulintas. Kendaraan umum bus dan tram lalu lalang tiada henti. Kalau saya bandingkan dengan lalu lintas di Bali. Jauh banget. Kalau kita boleh bilang :  ternyata kita jauh ketinggalan. Ketinggalan atas kemajuan transportasi Eropa. Bali adalah destinasi wisata Internasional loo. Tidak adakah prioritas  kepada masalah  transportasi ? Kenapa sih tidak bisa ? Ah, Sudahlah. nanti saja kita cari tahu kenapa Belgia transportasi baik dan lancar. 

        Sementara itu Pak Umar, orangnya kalem dan tenang. Dia memelihara jenggotnya, pikirku pasti dia seorang pemuka agama. Kalau diperhatikan orangnya tidak terlalu konservatif banget. Biasa saja. Sangat sederhana dan bergaul. Memang benar Pak Umar adalah seorang Ustad. Dia yang sering memberi ceramah agama di KBRI Brussel. Saya berharap dalam hati, mudah-mudahan saya mendapatkan teman yang baik baik semua. Pak UU dengan senyumannya yang khas dan rada simpatik mengatakan : '' kita sudah sampai nih ''.  Ini dia apartemennya. Sebuah apartemen berlantai satu. Tembok batu bata biasa. Pintu kayu warna coklat. Orang-orang berwajah Timur Tengah banyak sekali lewat disini. Ini perkampungan Arab ya pikirku ? Alamat apartemen ini adalah Rue Reimond Stijns 66, 1080 Molenbeek. Apartemen kecil ini adalah berbentuk studio. All in one. Semua jadi satu deh. Dari apartemen ini saya akan memulai kehidupan yang baru. Menempuh hidup baru dengan semangat baru. Apartemen ini kita sewa per bulan dengan harga 11.000 Bf (Belgian Franc) ini belum termasuk gas/pemanas, listrik dll.  kita share dengan pak ustad Umar. Lumayan sekali, saling meringankan beban hidup.

         Seluruh koper dan barang bawaan dari Bali sudah berada di apartemen. Koper dan barang bawaan tersebut kondisinya sangat baik. Perasaan lega dan nyaman. Saya merebahkan diri di matelas. Sambil mengambil foto sang pacar yang terselip rapi di dompet. wesss....gombal lagi. Memandang rindu bagai kumbang yang ingin menghisap madu....serrrrr. Dan sekarang waktunya istirahat. Tidur. Sssssssstttttttt....

(Bersambung)

Blog terkait :
Kisah 16 tahun di Belgia (Bagian IV)



Rabu, 07 November 2012

Ciaaattt...Perjalanan menebar seni di Belgia ( Bagian 2)


‘’ Saya telah tiba  di Belgia’’, 3 Januari 1996

       Di Bandara International Brussels, Zaventem. Setelah turun tangga dari pesawat Lufthansa, sekujur tubuh ini, diselimuti hawa dingin. Suhu menunjukan 3°C, kaki kaku melangkah. Bibir mengering. Kulit mengkerut. (dengan bahasa Bali saya berucap : ‘’Meme Ratu, Adi kene dingin ne nah ?/ Aduh, Kenapa dingin sekali ya ‘’ ) Terasa banget loo bahwa hawa dingin ini benar-benar  membuat tubuh menggigil. Apakah saya bisa bertahan dengan hawa dingin seperti ini ?.  Sayup-sayup kedengaran orang-orang berbicara cerewet satu sama lain dengan bahasa asing yang saya belum mengerti sama sekali. Mereka berkicau seperti burung-burung dengan bebasnya. Asyik juga kedengarannya. Bahasa apaan itu ya ? Apakah itu  bahasa Perancis, Belanda atau Jerman  ?  ‘Nggak ngerti ah. Bahasa itu mengundang rasa penasaran. 

         Kucoba menarik nafas dalam-dalam, mata ini  mulai berbinar sembari memproklamasikan diri bahwa   "Saya telah tiba di Belgia". Horeee...... sambil loncat-loncat 3 kali…Norak banget ya. Hari yang sangat berarti. Hari yang berakhir dengan kebahagian.  Harap maklum ya, karena  14 jam penerbangan dari Bali menuju Brussel Belgia itu sangat menegangkan. Soalnya perasaan yang tidak-tidak mengganggu pikiran misalnya kesasar, salah naik pesawat, pembajakan pesawat,  diculik gadis bule, kehilangan dompet bahkan pesawat jatuh. ‘’Ah. Serem dech ! ‘’.   Namun demikian, perasaan yang mengganggu pikiran selama perjalanan sekejap hilang ditelan waktu. Bersorak hati ini dengan bebasnya, horeeeeee........ 

         Sejak saat itu, saya lebih percaya bahwa segala upaya jika dilakukan dengan keberanian  niscaya akan membuahkan hasil. Keberanian disini maksudnya, berani melawan rasa takut yang datang dari kita sendiri. Kita harus percaya pada diri sendiri ya. Jangan sampai rasa takut itu mengalahkan kita. Apalagi dipengaruhi. Bisa bahaya nanti. Bila perlu rasa takut itu di delete selamanya.

      Sedikit ngelantur ya contohnya gini : ‘’ Seorang pemuda berwajah rock berhati dangdut, sebut saja namanya Roky. Roky gundul, berotot kawat bertulang besi. Favoritnya pergi di siang hari, bukan di malam hari.  Suatu hari  Roky ngobrol dengan tetangga perempuannya yang bernama  Koncreng. Koncreng cerewet, cantik agak ndut sedikit, tapi suka bantuin orang tua dan rajin. Roky menakuti Koncreng  yang mengatakan : . ‘’ eh..hati-hati ya Creng ! Jangan lewat di Gang yang gelap itu. Karena ada hantunya. Serem !  ‘’. Mendengar itu, Koncreng mekesyab (Kaget) langsung loncat dan memeluk Roky. Roky tersenyum bungah (senyum genit) dengan mata berkedip 3 kali.  Inilah strategi  Roky menaklukan  wanita.  Koncreng percaya begitu saja. Koncreng ketakutan. Dia  tidak pernah berani lewat ke gang tersebut. 

       Apakah Roky berhasil menaklukan Koncreng ? Ternyata tidak. Setelah beberapa hari tidak berani melewati gang itu, Si Koncreng berusaha mencari tahu yang sebenarnya. ‘’ Perasaan tidak  ada hantu ah. ‘’ pikir Koncreng.  Koncreng bergegas melewati gang itu lagi. Eh biasa saja. Tidak ada apanya. Dengan wajah yang sedikit kesal, dia menghampiri si Roky. ‘’ Rok, kamu menakut-nakuti saya ya ‘’ saya jambak kamu. Roky menyahut, silahkan jambak, aku kan gundul….sambil mengedipkan matanya 3 kali.....hihihihi.

          Dari kejadian Roky dan Koncreng, ada sebuah tips yang bisa direnungkan. Begini. Kalau kita percaya obrolan Roky, otomatis kita menjadi takut. Rasa takut itu mempengaruhi kita. Ujung-ujunganya kita tidak berani melewati gang tersebut. Padahal tidak ada apa-apanya. Nah, untuk menghindari rasa takut itu kuncinya ada di kita. Kita jangan percaya dulu. Tutup kuping kalau ada yang menakuti. Ini terjadi pada saya loo. Makanya jangan percaya. Stop menakuti ya...  Apa yang mesti kita lakukan, kalau ternyata memang benar benar keluar hantunya di gang tersebut. Jawabannya adalah lariiiiiiiii.....sambil menutup mata. awas tembok ya.... Itu pasti kerjaan Roky yang suka menakut-nakuti orang....heheheheh.

Oh ya. dari tadi kita membahas "berani". Sekarang coba kita bahas "tekun".  Kita kembali ke cerita awal.

....... Saya masih dalam suasana ceria karena telah tiba dengan selamat di Brussel, Belgia. Sejenak saya merenung dan terbayang ingatan menjadi penabuh cilik di Bali. Masa kecil yang menyenangkan. Ayah sering mengajak berlatih gamelan sampai tertidur pulas di pangkuannya di Balai Banjar Pegok Sesetan. Tidak ketinggalan juga saudara laki laki yang berjumlah 4 orang secara bergantian mengajarkan cara-cara memainkan gamelan,  kendang, suling, rindik, genggong dan alat musik Bali lainnya. Karena suka, saya serius menekuni. Kalau ada pertunjukan kesenian di desa, walau masih dibawah umur, saya sering ikut bermain gamelan. Bukan karena dipaksa ayah, tapi murni dari kesenangan dari dalam hati. Masyarakat sekitar kampungku menjuluki saya si penabuh cilik berbakat. Itulah percikan awal semangat berkesenian ini menjadi jadi. Bermain gamelan dengan tekun dari  umur 5 tahun ternyata menghanyutkan saya  ke negeri Belgia.

Berani cuek dan nekat berbahasa asing

Selama 30 menit setelah turun dari pesawat, Saya bingung mencari koper yang berjumlah 3 buah. Dengan gundah dan ragu, berbisik dalam hati : dimana cari koper ya ? Linglung bercampur was was. Saya mencoba memberanikan diri bertanya kepada seorang gadis bule cantik berambut hitam. Memandang gadis bule itu, saya teringat sama pacar yang dengan sedih saya tinggalkan di Bali. Gadis bule ini cantik juga ya, gumamku.  Meme ratu jegegne ? (terjemahan : aduh cantiknya )  Ah..tapi pacarku jauh lebih keren. Rupanya bule itu tahu kalau dirinya diperhatikan. Saya mendekat dengan gaya macho plus cuek bertanya sambil membawa contoh conversation pada kamus kecil berbahasa Inggris : 

Saya : ‘’ Hello, how are you ? ‘’
Gadis Bule : ‘’ Hello, I am okay.  Thanks. ‘’
Saya :  ‘’ Do you know, Where to take our luggage ? ‘’
Gadis Bule : ‘’ Yes. You just follow the instruction. You will get it.
                         I am going also there.
Saya :  OK. I see. Thanks. Let’s go there.

    Hanya dengan modal cuek, berani dan tidak canggung saya berhasil mempraktekan bahasa Inggris...horeeee......  Keberanian itu penting rupanya. kalau anda laki laki dan masih segan berbahasa Inggris coba tips ini dech. Jika melihat gadis cantik jangan ragu untuk mempraktekkan bahasa Inggris langsung saja berkomunikasi ya...hehehe. Buktikan kejantanan dirimu. Macho man !  Tapi yang sopan seperti di buku kamus itu loo....heheheh. 

        Melihat kejadian tadi, dapat saya amati kira kira begini. Di Bali, daerah turis. Jangan kira semua orang bisa berbahasa Inggris. Salah satunya saya. Bahasa Inggris saya benar benar hancur. Padahal kita diajarkan dari SMP kelas 1 hingga perguruan tinggi.  Kenapa kita tidak bisa berbahasa Inggris dengan baik dan benar ? Dimana salahnya sih. Secara pribadi saya berani mengatakan itu karena memang saya kurang pintar, kurang suka pelajaran Bahasa Inggris, metodenya tidak mengasyikan, guru  terlalu galak, gurunya kurang menarik.  Kalau dapat pelajaran bahasa Inggris di sekolah selalu pusing. Tidak tahu karena apa. Semestinya gurunya harus baik, ramah, menyenangkan dan menyayangi. kok jadi guru disalahkan ya.....heheheh. Sudahlah. pokoknya sekarang saya sudah berani nekat dan cuek bicara bahasa Inggris. Titik !

‘’Berakting’’ menjadi Seorang Pejabat Kampungan

‘’Selamat Siang’’ Pak, tiba tiba sesorang pria menyapaku. ''Bapak Made dari Bali ? ''

        Saya jawab dengan senyuman, ‘’ Betul Pak ‘’. Bapak itu adalah pegawai lokal staf Konsuler KBRI Brussel yang bertugas menjemput saya di Bandar Udara International Zaventem. Tampak dari jauh tempat parkir khusus berderet mobil mewah seperti mercedes dan lain lain. Niat ingin duduk di mobil Mercedes terlintas di pikiran. Mungkinkah ?  Dengan sopannya Bapak Petugas Konsulser ini mempersilahkan masuk. Kaget beribu kaget. Ternyata mobil mercedes yang keren itu, ada di depanku. Saya duduk di belakang layaknya seorang pejabat. Pejabat kampung yang baru pertama kali pergi ke luar negeri...hahahah. Tertawa saya dalam hati. 

       Mantaaap. Mobilnya keren. Pantesan menjadi pejabat itu enak ya. Menikmati fasilitas pemerintah secara gratis. Mumpung di jemput, jangan dibiarkan kesempatan ini hilang begitu saja. Dari dalam mobil, saya berakting menjadi seorang Pejabat. Kepala agak diangkat, baju dirapikan. Pandangan kedepan, memandang hal-hal yang positif. Tidak boleh melirik.  Idealnya minimal berpikir maju, kenapa bangsa lain menjadi negara maju ? Kenapa transportasi teratur dan bersih ?  Bagaimana cara mereka mengelola negaranya, sehingga rakyatnya sejahtera ?..... kira-kira begitulah aktingnya.

Avenue de Tervuren (Jalan utama menuju Kota Brussel yang asri)

       Terimakasih yang pak petugas konsuler yang telah menyambut saya dengan baik. Saya masih mikir terus...Kenapa penyambutan ini sangat  ruarrrr biasa ? Bagaimana seorang penabuh gamelan disambut hangat dan dijemput dengan mobil mercedes ? Top dech. Penyambutan ini sangat  istimewa. Siapakah yang berada di balik ini semua, kebijakan yang patut ditiru, memberikan hak yang sama kepada setiap tamu, walau dia hanyalah seorang penabuh gamelan. Nanti harus dicari tahu siapa orangnya. Terima Kasih ya pak yang telah berbuat baik pada saya.

(Bersambung)



Senin, 05 November 2012

Ciaaattt...Perjalanan menebar seni di Belgia (Bagian 1)


Ciaaattt...Pura Besakih, Bali.

Sirrrr...Puuur...Pliii....Puuur ...Sirrrrr (Bunyi  Gong, Kempur dan  Kempli)
Begitulah bunyi gamelan mengalun agung, memenuhi pelataran tempat persembahyangan Pura Besakih. Asap dupa wangi beraroma cendana mengepul  putih menjadi saksi suci pengantar mantra dan doa.  Dentingan genta para pedanda memuput  acara persembahyangan yang berlangsung dengan magis, khidmat dan lancar.  Umat hindu membludak menyesaki pura dengan busana adat khas. Udeng putih terikat di kepala dipakai oleh kaum laki-laki sedangkan  para wanita Bali anggun dan ayu dengan kebaya berwarna putih dan kuning.  Mereka membawa canang sari dupa, banten, gebogan (rangkaian bunga, buah dan janur) menjadi simbul ketulusan mereka mendekatkan diri kepada Ida Shanghyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Kuasa.  Untuk memohon keselamatan dan kedamaian hidup di dunia ini. Damai tanpa kekerasan. Damai adalah kekuatan Bali. Kekuatan ini  yang disebut dengan taksu. Taksu Bali yang dikagumi oleh para wisatawan dunia.  

Pura Besakih dengan Puncak Gunung Agung 


Kawasan Pura Besakih


Di siang hari, hawa sejuk, kabut putih menyelinap menutupi sebagian kawasan pura. Bertepatan dengan  bulan purnama di tahun 1995, rombongan kesenian Sekolah Tinggi Seni Indonesia Denpasar (STSI) sedang menggelar kesenian dalam rangka upacara odalan/persembahyangan Purnama Kedasa di Pura Agung Besakih. Pura termegah dan terbesar sebagai tempat pemujaan umat hindu di Indonesia. Pura ini berada di desa Besakih, kecamatan Rendang, kabupaten Karangasem. Terletak menjulang tinggi  1000 meter dari permukaan laut persisnya di  lereng Gunung Agung yang  sangat indah dan menakjubkan. Kawasan Pura Besakih ini menempati areal seluas  12 km2. Kawasan ini terdiri dari beberapa pura lainnya diantaranya :  18 Pura Pakideh, 4 Pura Catur Lawa, 13 pura Pedharman dan 13 pura Dadia/Paibon. Pura yang paling utama dinamakan Pura Agung Penataran Besakih yang merupakan pusat dari semua pemujaan.  

Pura Agung Penataran Besakih


Dari lokasi Pura Agung Penataran Besakih ini, tersudutlah di sebuah pojok Bale Gong (tempat gamelan), duduk sopan seorang anak muda berumur 24 tahun. Kurus kering, berkumis tipis tapi romantis. Dia memainkan kendang dengan penuh simpatik sambil melirik. Gaya khasnya 'agak'  terlalu banyak mengobral senyum manis kepada siapapun yang lewat. Gombal. Itulah saya. sok keren dan sok ganteng....heheheh.  Saya bersama puluhan penabuh memainkan gamelan yang sedang mengiringi para penari cantik mahasiswi STSI  yang menarikan tarian Rejang.  Selang bebeberapa menit kemudian dipersembahkan tari Baris Gede yang ditarikan oleh para mahasiwa yang gagah perkasa.    Tari Rejang dan Baris Gede ini tergolong kedalam tari Wali atau tari sakral yang berfungsi sebagai pelengkap pelaksana upacara keagamaan di Bali. Gerakan tari sangat sederhana bermakna pemujaan.  Sehari penuh kita berada di Pura Agung Penataran dengan hati yang tulus dan ikhlas mempersembahkan tarian dan gending pemujaan kehadapanNya. 

Ciaaattt Info  : 
Tarian Bali menurut fungsinya terdiri dari 3 bagian yaitu : 
  1. Tari Wali/Sakral, tarian ini berfungsi sebagai pelengkap pelaksana upacara ritual keagamaan. Gerak  mudah dan  sederhana dengan simbol bermakna pemujaan. Contohnya :  tari Rejang, Pendet dan Baris Gede.
  2. Tari Bebali, tarian yang berfungsi sebagai pengiring upacara dengan menggunakan lakon cerita. Contohnya : Drama tari Topeng,  Topeng  Pajegan.
  3. Tari Bali-Balihan, tarian yang berfungsi menghibur. Contohnya : Tari Joged Bumbung, Legong, Oleg Tambulilingan  dan lain lain.


Tari Rejang oleh masyarakat Bali - Eropa di Pura Agung Shanti Bhuwana, Belgia (April 2011)
coba klik dibawah ini : tari Joged Bumbung yang memiliki fungsi menghibur.



(Kita kembali dalam cerita saya tadi ya)
Ikut dalam rombongan tersebut adalah Bapak Prof. Dr. I Made Bandem Rektor STSI beserta Ibu,  para dosen dan beberapa mahasiswa. Pertunjukan itu merupakan pertunjukan "Ngayah". Ngayah mengandung makna sebuah bentuk pengabdian yang ikhlas.  Pertunjukan ngayah ini seperti sebuah "persembahan seni" tanpa pamrih untuk kelancaran kegiatan ritual.  Berkesenian dengan ngayah memiliki nilai spiritual  yang sangat mulia. Setiap ada pertunjukan kesenian yang bertema ngayah, saya selalu berusaha ikut. Saya percaya kalau kita ngayah so pasti menghasilkan energi positif, sehingga juga karma yang diterima berenergi positif  pula. (Karma = Hasil Perbuatan).

Sinar matahari nampak mulai mereda. Kabut gunung bertambah tebal. Pertanda gelap menyapa halaman Pura Agung Penataran Besakih. Rombongan STSI Denpasar, bersiap siap berpamitan menuju kampus Denpasar. Para penari dan penabuh bergegas mengambil kostum/pakaian sekalian berpamitan kepada panitia odalan. Di belakang candi bentar berdiri Prof. Dr. I Made Bandem. Memakai ikat kepala merah/udeng dan menyapa ramah kepada saya :

(Baca dengan logat Bali ya...)
Bandem : Kenken Kabar Gus ? (Apa kabar Gus ?). 
Saya :  Becik-becik pak. (Baik-baik Pak)
Bandem : Oh ya Gus !   Agus kerja di  Kedutaan di Belgia ya. untuk mengajar gamelan dan tari " Di Kedutaan ada seperangkat gamelan Gong Kebyar, yang telah kita hibahkan kepada KBRI Brussel ". Kalau bisa besok ke kampus ya. Kita proses ini secepatnya.

Saya : Baik Pak. Terima kasih.

Mendengar ucapan beliau, saya masih belum percaya 100 %. Beberapa dosen mengangguk tanda dukungan dan tersenyum. Pikiran saya kesana kemari. Ada energi positif yang mempengaruhi hati dan pikiran. Ini anugrah. Saya tersentak.  Ini di Pura Agung Penataran Besakih, sudah tentunya Bapak Bandem tidak bercanda. Ini serius. Saya merenung dan mengucapkan puji syukur. Sebuah kepercayaan dari orang nomor satu di STSI Denpasar untuk mengajar kesenian Bali ke Eropa. Kepercayaan ini harus dipikul erat dan kuat.

Seluruh rombongan STSI Denpasar, berjalan menuju parkir. Para pedagang kaki lima berebut menawarkan jagung rebus dan kacang rebus. Warung makan bergelimpangan menawarkan makanan enak dan jajan pasar. Ramai, debu berterbangan, asap mobil mengepul deras. Begitulah suasana tempat parkir yang dipenuhi warung makan. Serrruuuuu......! 2 jam perjalanan saya tertidur pulas. Capek dan letih. Kita semua tiba dengan selamat di kampus. Saya mengambil motor GL Pro yang keren, melaju gagah dengan suara kerasnya meluncur pulang ke rumah. (Brummm...Bruummm..)

Ijin  orang tua dan pacar.

Kenapa saya begitu semangat untuk berangkat ke luar negeri ? Teganya  meninggalkan keluarga dan pacarnya di Bali ? Padahal dari keluarga saya tidak ada yang suka merantau. Mereka tidak suka merantau karena hidup di Bali itu sangat  damai. Bali punya gunung, pantai, pasir putih, sawah berundag-undag dan banyak hiburan. Hidup enak dech. Anehnya justru saya ingin keluar negeri. Inilah yang mengganjal di hati kedua orang tua saya yang dengan berat hati mengijinkan anaknya untuk bekerja ke luar negeri. Mereka keberatan karena mereka sayang. (maklum ya, anak paling kecil). Namun demikian, anaknya ini punya agenda tersembunyi. Ada satu hal yang membuat saya pergi adalah kemauan untuk mandiri. Saya ingin berusaha sendiri dan ingin memberi sesuatu yang ‘berarti’ untuk orang tua. Terus terang saya ingin berubah. Ingin memiliki sesuatu yang selama ini saya belum miliki. Sewaktu SMP antara tahun 85-86 saya ingin punya sepeda bmx. Tapi orang tua tidak mampu untuk membelikannya. Dari situ saya sering heran, kenapa sih orang tua tidak pernah mau membelikan saya sepeda bmx. Saya sadar bahwa mereka tidak mampu karena mahal….(Kacian dech )

Sedih tidak bisa dipungkiri. Muka tidak bisa ditutupi. Berangkat keluar negeri selama 2 tahun tidak bertemu pacar, aduh  siapa yang kuat ? Untung saya punya pacar yang baik cekali. Pengertian dan sangat setia.  Dia menerima apa adanya dan mengijinkannya. Walau raut wajahnya sedih berlinang airmata. Sudahlah sayang ! Sambil merayu meyakinkan. Ini untuk masa depan kita sayang…..asyiiikk seperti di pilem sinetron. (asal tahu saja, jangan bilang-bilang ya…saya pacaran dari SMA loo, dari 1990, ini benar benar cintaku pada dirimuuuu…heheheh )

Memang karena semangat yang kuat, ingin mencari pengalaman dan berupaya mandiri, akhirnya saya bertekad bulat untuk berangkat ke Belgia. Semua urusan dokumen perjalanan paspor, visa, surat kontrak kerja diurus oleh kampus. Tepat tanggal 2 Januari 1996, saya berangkat dari Bandara Ngurah Rai Bali dengan pesawat luftansa dari Denpasar –Frankfurt – Brussel. (Goodbye Bali…See you next year)

(Bersambung)
lanjutannya dibawah ini : Ciaaattt...Perjalanan menebar seni di Belgia (bagian II)



Kamis, 01 November 2012

Ciaaattt...aksi berkesenian selama 17 tahun.


Ciaaattt…aksi berkesenian selama 17 tahun.

     Aksi berkesenian adalah sebuah kegiatan mempertunjukan kesenian tradisional Indonesia yang unik dan istimewa. Dalam data yang tercatat, dari  tahun 1996 hingga 2014, 86 kota di Belgia sudah kita ‘jajah’ dg kesenian Indonesia. Jumlah keseluruhan  adalah 707 kali pertunjukan termasuk di Negara Eropa lainnya seperti Luxembourg, Belanda, Austria, Ukraina, Polandia, Spanyol, Irlandia, Portugal, Jerman, Perancis, Inggris, Portugal, Swiss dan Denmark. Pertunjukan tersebut di antaranya tari tradisional nusantara, Indonesian ethnic fusion band, gamelan, angklung, layang-layang, kolaborasi, workshop, teater dan tari kontemporer dll.

Dot merah menunjukan kota kota Belgia yang telah kita ' jajah' dengan kesenian Indonesia.

    Dari seluruh  pertunjukan tersebut yang paling membuat saya terharu dan paling mengesankan adalah pertama : mengajarkan anak anak berkebutuhan khusus bermain gamelan dan tari kecak (Antwerpen, 2004)  Kedua : memainkan suling  DWI SMARA dengan musisi terkenal Indonesia Balawan di BOZAR (2011), ketiga adalah mengkoordinir Festival ogoh ogoh terbesar di luar Indonesia di Pairi Daiza, 2011. 

     Kegiatan itu dilakukan dengan semangat kerjasama.  Bukan dilakukan sendiri loo, tapi sebuah team work. Tidak mungkin kita mampu sendiri. Kita harus pandai pandai bekerjasama. Selama 16 tahun, menggoda publik Eropa agar ‘dekat’ dengan Indonesia. Memberi ‘’pengaruh’’ kepada masyarakat Indonesia yang berdomisili di Belgia untuk lebih mencintai budayanya sendiri. Dari sekolah tingkat TK, SD, SMP, SMA, Universitas,  pegawai bank, menteri Belgia, pangeran Belgia, dan raja Belgia pernah saya "goda" dengan gamelan dan tarian Indonesia. Maksud dan tujuannya hanya satu yaitu ingin memperkenalkan keunikan Indonesia.  

       Banyak cerita unik, cerita sedih, cerita ceria yang saya alami. Ada yang mengagumi, ada juga yang iri dengki dengan aktifitas kita. Ada yang mengkritik ’’Kenapa harus mempromosikan Bali saja ? Masih banyak budaya nusantara yang perlu dikenalkan, tidak saja Bali. Sampai-sampai saya pernah di  mutasikan ke tempat kerja yang tidak sesuai dengan keahlian. Ada pula yang menuduh dengan sangat menyakitkan dengan mengatakan bahwa saya memaksa anak sendiri untuk mempelajari gamelan….hahaha. Dahsyat kan ? Kritikan itu datang dari segala arah. Dari Masyarakat Indonesia, Pelajar Indonesia, bahkan pejabat kita dll. Namun itu semua hanya rintangan kecil yang sudah terlewati. Saya selalu memandang positif kritikan tersebut. Saya mencoba memahami kenapa orang lain seperti itu ? Kenapa orang bisa berpikir aneh seperti itu ? Yah, namanya juga manusia. Pasti memiliki sesuatu yang aneh. Kalau dikiritk berarti ada perhatian. Sebenarnya para pengritik itu sudah masuk dalam ‘perangkap’ kita. Mereka memusatkan perhatian kepada kita. Ada aksi ada reaksi. Kira kira begitu. Saya tetap  saja Ciaaattt…semangat.

       Mengenai kegiatan-kegiatan kesenian, saya selalu membuat dokumentasi. Dokumentasi ini dalam bentuk foto dan video. Ini penting sekali. Disamping dapat dilihat kalau kita sudah tua nanti, tapi yang lebih penting lagi adalah dokumentasi ini merupakan media evaluasi. Kita evaluasi setiap kali pertunjukan berakhir. Sejauh mana pertunjukan tersebut di sukai publik ? Apakah pertunjukan terlalu monoton ? Apakah durasinya terlalu lama ? Apakah pertunjukan menghibur penonton ? Berapa Jumlah penonton dalam setiap pertunjukan ? apakah ada wartawan media cetak ataupun elektronik yang mewawancarai ?  dan sebagainya.

      Untuk memudahkan para bloger mengenal aksi berkesenian kita selama 16 tahun, dengan senyuman yang menarik saya persilahkan mengklik video kompilasi tentang beberapa pertunjukan kesenian yang saya lakukan, semoga terhibur.... 



      Sampai detik ini saya sudah mempublikasikan video berkesenian sebanyak 1500 clip video, dengan jumlah Lifetime Views sebanyak 1,100,975 views. Jumlah ini setiap hari berubah. Menurut analytic youtube bahwa video tersebut dilihat hampir di seluruh negara di dunia. Setiap hari dilihat  800 hingga 1200 kali.  

      Para Bloger/Pembaca yang keren, mohon komentarnya ya. Saya masih punya cita cita yang belum jadi nih. Ingin membuat pertunjukan yang bertema Ciaaattt. Idenya hanya menampilkan kesenian tradisional sampai dengan Ethnic fussion. Gabungan beberapa artis/seniman Indonesia dan Belgia dalam satu malam berdurasi hanya 1,5 Jam. Sekarang ini masih mencari dukungan kesana kemari. Mudah-mudahan saya bisa wujudkan. Tentunya saya akan memulai dengan yang sederhana saja dulu. kalau sukses kita buat kolosal.  

      Akhir-akhir ini saya senang membaca dan menulis. Agar Blog ini lebih baik dan menarik, mohon saran dan kritik ya.. Saya kurang paham juga tentang menulis yang benar. Saya menulis sesuai dengan hati dan kepribadian saya. Jangan marah ya, Saya suka bercanda, suka humor, senang bergaul, senang menggoda, simpatik kepada siapa saja.   Sering sering berkunjung ke Blog ciaaattt ya. ada sebuah kisah nyata 16 tahun menebar kesenian Indonesia di eropa... 

"ceritanya berawal dari Pura Besakih Bali, diutus ke Belgia,  meninggalkan pacar dan keluarga, pengalaman unik, kejenuhan hidup, berkesenian dengan seniman Belgia, mengajar gamelan untuk staf KBRI Brussel, Mahasiswa Konservatorium, Dharma Wanita KBRI, Saling Asah, anak anak Indonesia, anak anak berkebutuhan khusus, Masyarakat Indonesia,  workshop ke sekolah dasar hingga universitas, mengajar gamelan ke Jerman dan Belanda, mengajak menteri Belgia bermain gamelan dan kecak, diundang mempertunjukan seni ke negara eropa lainnya, sebagai kelihan banjar/ketua komunitas Bali di Belgia, mengkoordinir ogoh ogoh festival, dan mengelilingi kota Brussel memakai Baju Anoman/Hanuman Bali.. dll...."

Car Free day di Brussel. Mr. Ciaaattt memakai pakaian Anoman:Hanuman Bali, mengelilingi jalan jalan utama sekalian promosi budaya Indonesia
(Bersambung)

Salam Ciaaattt...Semangat.

Blog terkait :
Bagian I
Ciaaattt...Selamat Datang di Blog Ciaaattt
Ciaaattt...Siapakah Mr. Ciaaattt