Gending
Sarung alus Janger Pegok sangat indah untuk diperdengarkan kembali. Warga
hanyut dalam belaian gending kuno berparas otentik membuat mereka bernostalgia
dengan janger Pegok tempo dulu. Gerak
tari janger yang "tekek" dan suara vokal "jangrangi janger"
membangkitkan kembali taksu Janger Pegok yang sudah dikenal sejak tahun 1930an.
Itulah
salah satu program pelestarian gending janger kuno yang menjadi bagian dari
konser Ciaaattt...Gumin Anake yang dikoordinir oleh Bli Ciaaattt (Made Agus Wardana)
pada hari Sabtu, 13 Januari 2018 di Bale Banjar Pegok Sesetan Bali. Bli
Ciaaattt yang bermukim di Belgia adalah seniman Bali yang sudah menetap 22
tahun di kota Brussel Belgia. Mengemban tugas menebarkan budaya Bali di
berbagai kota hingga pelosok desa, dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
Pengalaman
berkesenian selama 22 tahun telah berkontribusi sangat positif terhadap promosi kebudayaan Bali Indonesia. Hal
tersebut memunculkan berbagai grup kesenian Bali yang secara rutin mempelajari
gamelan dan tari Bali. Berbekal pengalaman tersebut, Bli Ciaaattt membuat
konser perdana di Bali yang
berjudul Ciaaattt...Gumin Anake. Konser
ini merupakan rangkuman perjalanan budaya yang diselingi dengan video wisata
kota Paris dan Brussel, pemuteran video janger pegok 1937 serta perkembangan
Hindu Bali di Pura Agung Santi Bhuwana Belgia.
Tidak
ketinggalan penampilan 'Cak' anak-anak Pegok berjumlah 85 orang dibimbing
oleh I Made Widiarta (PNB art) yang
memukau penonton dengan gerak lucu serta suara vokal keras melengking dan
bersahaja. Para orang tua mereka dengan
setia menyaksikan petunjukan hingga larut malam.
Suling dan Gamut
Semenjak
berada di eropa, Bli Ciaaattt tidak henti-hentinya berkarya menggunakan suling
untuk mencoba sesuatu yang baru. Berawal dari pertunjukan suling perdana tahun
1999 dalam sebuah acara konser perdamaian yang dilakukan di panggung terbuka
kota Brussel silam. Suling Bali yang menggunakan tekhnik Ngunyal Angkihan mampu
menarik para pemusik belgia untuk melakukan kolaborasi. Munculah kemudian
berbagai karya Bli Ciaattt yaitu : kangin kauh (1999), Suling tsunami (2005),
suling tunggal (2007), Dwi Smara (2008) dan Getaran Hati (2017).
Penampilan
suling Bali Bli Ciaaattt yang diiringi alunan melodi pianist kenamaan Nita
Aartsen, petikan gitar Twin Brother Adi
premana dan Dwi Permana sangat solid mengiringi kecepatan melodi suling serta
hentakan kendang sunda yang dimainkan secara apik oleh Bli Ciaaattt. Penonton
terkagum, anak-anak terhipnotis, dan merekapun memberikan tepuk tangan tiada
hentinya.
Sementara
itu, Gamut (Gamelan Mulut) sebuah karya terbaru dari Bli Ciaaattt sangat
menghibur dengan suara vokal khas memainkan bahasa musik. Kelucuan bertabah
lagi ketika penampilan warga Belgia Gabriel Laufer menampilan duet Gamut. Gerak
tingkah lucu Gabriel membuat penonton terbahak sepanjang pertunjukan, sambil
melantukan Gamut dengan ritme yang khas.
Konser mendidik
Hadir
dalam konser ini diantaranya Tokoh masyarakat,
Ibu Lurah Sesetan, Kelihan Dinas, Kelihan Suka Duka Banjar Pegok, STT Widya
Bhakti Br. Pegok, PNB Art, sesepuh
seniman Janger dan para penggemar Ciaaattt.
Menurut I Made Widra seorang tokoh masyarakat Pegok menyampaikan
kebanggaannya kepada generasi muda Pegok yang telah sanggup melestarikan Janger
Pegok hingga sekarang ini. Apalagi diselingi dengan pemahaman sejarah, cerita
kehebatan seniman janger yang menjadi sumber inspirasi. Kehadiran anak-anak
Pegok dalam konser ini sangat mendidik
dan membantu pembentukan karakter anak anak tersebut yang sedang tumbuh dan
rentan terhadap modernisasi zaman now. (Ciaaatt)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar