Senin, 31 Juli 2017

Aroma kemangi memikat hati di Masakan Rumah Etnik


           
            Lidah bergoyang, jika anda menikmati ikan gurami santan kemangi disini. Puas dihati, jika anda dilayani bagaikan raja minyak dalam 2 jam. Senyuman rendah hati, membuat anda tergoda ingin datang kembali kesini. Nuansa etnik Bali yang otentik dan pameran foto unik, memperkaya apresiasi budaya anda pada kebudayaan etnik nusantara. Kemana lagi, kalau bukan Masakan Rumah Etnik di Jalan Dewi Sri Kuta Bali. Tempat yang menyenangkan !

            Malam itu, persis pukul 19.00 pada bulan Juni 2017, wilayah Kuta dikerubuti turis nusantara bergaya ke’’bule’’an. Sedangkan turis asing bergaya sandal jepit menyesuaikan cuaca Bali yang hot. Warung ini dipenuhi pecinta kuliner dari segala umur. Wajah ceria dan puas terlihat ketika para pelanggan warung ini berjejer rapi menikmati masakan rumah di warung  ini. Bagi yang tidak reservasi mungkin akan membutuhkan waktu sejenak untuk menempati meja makan. Pokoknya jangan khawatir !


            Saya bersama keluarga memilih tempat yang istimewa ini. Sekaligus merayakan ultah adik ipar  ‘’Tut Mul’’ seorang  Human Resources Manager, Ayodya Resort Bali. Dari awal ketibaan kita, juru parkir, para waiters sudah menyambut dengan senyuman renyah. Kita memilih tempat di lantai 2, dimana terdapat aneka pameran foto karya Andika Darmawan sekaligus pemilik warung ini.  Pria simpatik yang dipanggil dengan ‘’Man Banana’’ ini adalah fotografer profesional yang  memajangkan hasil karya jepretannya di tempat ini. Dalam sekejap mata, saya sudah berdiri didepan foto tersebut. Mengamati keatas kebawah, mencermati cerita dalam foto itu.

            Dengan gaya seorang kritikus amatiran, saya bertanya, ‘’Man Kok karya fotonya biasa saja seperti pada umumnya ? Tarian Bali dengan ekpresi seperti itu  kan sudah Biasa ?. Man Banana, dengan nada sendu menjelaskan ‘’Bli, saya bangga sebagai orang Bali. Apa yang saya lihat dan cermati menjadi keunikan bagi saya. Penari Legong yang terlihat dalam foto tersebut adalah sebagian kecil kecintaan saya terhadap Budaya Hindu Bali. Saya ingin tarian Legong sebagai bagian dari kebudayaan Bali tetap eksis ditengah gempuran budaya instan yang menerjang daerah Kuta ini Bli ‘’. Terus, apa ciri khasnya hasil karya Man Banana ini ? dengan sumringah pula dia menjawab, ‘’ Bli saya masih belajar, saya masih mencari jati diri, barangkali ketika suatu saat nanti ciri khas itu akan datang dengan sendirinya. Doakan ya Bli ‘’ !


            Obrolan santai kita lalui bermenit-menit. Tibalah hidangan yang saya idolakan yaitu Gurami Santan Kemangi. Ikan ini sangat lucu wajahnya, dengan siraman bumbu base genep (aneka rempah-rempah khas bali) teraduk dengan santan fresh.  Aroma kemangi memikat hati. Jangan disantap dulu. Terlebih dahulu harus memperhatikan tekstur, aroma, warna dan penyajiannya. Setelah anda mencicipi dengan nafsu makan yang tenang, disitu pula rasa puas atas cita rasa masakan ini akan anda dapatkan. Jaen gati ! (enak sekali). Harganya hanya 59 k.





            Untuk menghipnotis lidah dari pengaruh gurihnya Gurami Santan Kemangi, tersedia dessert es tape ketan  dengan rasa yang lugu dan  jujur. Tanpa basa basi, saya menyantap dengan pelan-pelan namun pasti. Tidak mau berbincang ketika es tape ketan disantap. Saya tidak mau rasa enak hilang karena obrolan. Benar-benar diresapi, dinikmati dan tentunya diapresiasikan dengan tinggi hasil karya chef-chef muda di Warung Etnik ini.

Pilihan hati dan menenangkan.
           
            Banyaknya pilihan aneka kuliner yang berjubel di Bali, membuat para pecinta kuliner memilih dengan berhati-hati. Faktor kebersihan, cita rasa makanan, harga, tempat yang khas, keramahan dan kandungan budaya lokal masih menjadi idola. Ada beragam kemudahan yang ditawarkan oleh pemilik restoran, warung ataupun kedai kecil demi memuaskan pelanggannya.

            Namun dari semua itu, kebingungan dalam memilih aneka kuliner akan sirna jika kita berada di Warung Etnik ini. Saran saya, Warung Etnik memiliki faktor tersebut diatas. Dengan masakan rumahan, design yang cozy, tempat parkir serta kandungan budaya etnik lokal akan membuat anda merasa betah, nyaman seperti rumah anda sendiri. Masakan Rumah Etnik  yang terletak di Jl. Dewi Sri no 58  merupakan pilihan pas dihati dan akan menenangkan hati anda.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar