Selasa, 25 Juli 2017

Begini, Warga Bali rayakan Tumpek Kandang di Pura Agung Santi bhuwana, Belgia





            Menjaga keharmonisan hidup dengan semua mahluk didunia dan alam semesta merupakan sebuah amanat dalam ajaran agama hindu Bali. Umat Hindu sangatlah setia mengajarkan cinta kasih kepada seluruh ciptaan Tuhan.  Binatang ternak ataupun peliharaan diberikan hari khusus perayaan, bukan untuk disembah melainkan untuk dihormati dan disyukuri keberadaannya.

            Seperti yang dilakukan masyarakat Hindu Bali, berjumlah ratusan datang dari berbagai belahan negara Eropa secara serentak merayakan hari Raya Tumpek Kandang di Pura Agung Santi Bhuwana, Pairi Daiza Belgia Sabtu, 24 Juni 2017 lalu. Kegiatan yang dikoordinir oleh perkumpulan masyarakat Hindu Bali yaitu Banjar Shanti Dharma Belgia Luxembourg ini,  merupakan kegiatan keagamaan dan pelestarian identitas kebudayaan Bali di luar Negeri.

            Hari ini adalah hari Tumpek Kandang dimana pada hari yang baik ini, kita memuja Ida Sanghyang Widi Wasa dalam manifestasinya sebagai Sanghyang Rare Angon, pengembala makhluk. Di hari ini, kita ingatkan bahwa binatang ternak ataupun peliharaan kita harus hargai, hormati dan sayangi, ujar Made Agus Wardana, Ketua atau Kelian Banjar Santi Dharma Belgia Luxembourg.


            Di pagi hari, pukul 10.00 -12.00 dilakukan persembahyangan bersama dengan sarana upacara yang dibuat secara sederhana dan sukarela oleh para ibu juru banten yang sangat kreatif menjaga semangat beryadnya (menghaturkan secara tulus iklas). Kemudian pada pukul 13.00 -15.00 diadakan acara megibung, yaitu kegiatan makan bersama, membawa makanan sendiri, dibagikan kepada masayrakat yang lain. Tradisi ini sudah menjadi rutinitas dalam setiap upacara persembahyangan yang dilakukan di Pura Ini. Harapan mereka, megibung dapat menjaga persaudaraan tanpa terusik oleh perbedaan soroh/klan, golongan dan lain-lain.

            Untuk memeriahkan perayaan Tumpek Kandang, para seniman tabuh dan tari juga menampilkan kreatifitas bermain gamelan dan tarian Bali seperti tari Pendet, Legong Keraton, Rejang, Janger dan Genjek, Panyembrama yang khusus ditujukan untuk para pengunjung Pairi Daiza. Hal menarik terjadi, ketika dilakukan interaktif gamelan dan tari Bali, mengajak warga Belgia menari Bali, sangat diminati para pengunjung yang berjubel di tempat pertunjukan seni tersebut.






            Taman Pairi Daiza sebagai taman konservasi alam, flora Fauna dan Budaya Dunia  ini terletak 85 km dari kota Brussel. Taman yang menjadi  idola masyrakat Eropa ini, dinobatkan sebagai salah satu yang terbaik di Eropa karena memuliakan peradaban budaya dunia lain, seperti hadirnya Pura Bali yang dinamakan Pura Agung Santi Bhuwana  dengan sawah berundak undaknya. (Ciaaattt)











Tidak ada komentar:

Posting Komentar