Untuk pertama kali dalam sejarah Tong Tong Fair Den Haag Belanda, digelar parade ogoh-ogoh Bali pada tanggal 27 Mei 2015. Ogoh-Ogoh diarak mengelilingi ruas jalan area pintu utama Taman Malieveld, Den Haag membidik warga masyarakat yang melintas jalan utama Koningskade berseberangan dengan Central stasiun Den Haag. Sebagai ikon unik dalam festival ini, 35 orang warga masyarakat Bali yang tergabung dalam komunitas masyarakat Bali ''Banjar Suka Duka - Belanda'' serentak bersemangat mengusung salah satu keunikan budaya Bali yaitu Ogoh-Ogoh. Diringi dengan gamelan Bleganjur menghentak ritme ritmis suara cengceng(cymba) agar menarik minat masyarakat setempat menghadiri Tong Tong Fair edisi yang ke-57 tahun ini.
Ogoh-ogoh tersebut khusus didatangkan dari KBRI Brussel Belgia yang merupakan hasil karya I Wayan Candra asal Sesetan Denpasar. Ogoh-ogoh tersebut berupa Arjuna Memanah yang menggambarkan sosok ksatria yang tangguh. Sosok ini dipilih sebagai upaya membangun semangat anak-anak muda untuk tetap tangguh menghadapi berbagai tantangan dikemudian hari. Kemudian Dewi Saraswati, sebagai simbul ilmu pengetahuan yang dijadikan tuntunan hidup umat manusia didunia ini.
Kehadiran ogoh-ogoh ini menjadi pusat perhatian warga sekitar sehingga dengan mudah menjadi daya tarik Tong Tong fair yang berlangsung selama 12 hari dari tgl 27 Mei - 7 Juni 2015. Menurut Aranud Kokosky Deforchaux ( Artistik Direktur Tong Tong Fair) menyampaikan bahwa ogoh-ogoh ini mempromosikan sisi kreatif anak muda Bali yang memperkaya kebudayaan Indonesia di luar negeri dan ini sebuah sejarah baru di negeri Belanda, ujar Arnaud yang juga pandai menari Bali.
Koran Belanda telegraaf edisi hari ini tgl 28 Mei 2015 mempublikasikan foto ogoh-ogoh pada halaman 17, menyampaikan informasi terkait tentang Tong Tong fair yang diadakan di lapangan Malieveld selama 12 hari dengan jumlah pengunjung 100.000 orang lebih pada tahun lalu.
Disamping parade Ogoh-Ogoh oleh Komunitas Banjar Suka Duka Belanda ini, dipertunjukan pula kesenian Bali lainnya seperti pelestarian gending Bali sekar alit/dolanan seperti Ongkek-Ongkek Ongkir, Gending Merah Putih, tari Pendet, Suling kreatif, Janger dan Genjek di Panggung Utama Tong-Tong Podium. Dalam suling kreatif ditampilkan suling Bali oleh Made Agus Wardana seniman Bali yang tinggal Belgia diiringi oleh band Gentlements's Groove sebuah grup Band Belanda pendatang baru yang merupakan gabungan musisi Belanda pengagum Indonesia.
Tong-tong Fair
Tong Tong Fair pertama kali diadakan tahun 1959. Pada awalnya bernama ''Pasar Malam Besar''. Sejak tahun 2009 Pasar Malam Besar berubah nama menjadi Tong Tong Fair. Tong tong Fair adalah Festival Eurasia terbesar di dunia yang memamerkan produk budaya, pameran foto, buku-buku, workshop, kuliner dan pertunjukan kesenian. Harga tiket dewasa Hari biasa 13,50 euro sedangkan weekend harganya 16,50 Euro. Kegiatan ini dipusatkan di Malieveld yang hanya berjarak 200 meter dari stasiun central stasiun Den Haag.
Kegiatan ini bertujuan mengikat ‘rasa’ warga indo/blasteran, mempertemukan mereka dalam sebuah ikatan budaya antara warga Belanda dan Indonesia. Selain itu, kegiatan ini mendorong pelestarian Budaya Hindia Eurasia dan memperluas pemahaman sejarahnya. Memahami perisitiwa demi peristiwa yang terjalin berabad-abad, mempertemukan mereka sesama Indo/blasteran kemudian membangun sebuah koneksi budaya campuran yang melahirkan kedekatan emosional antara Indonesia Belanda.
dimuat di kompas, antara, metrobali. :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar