Melawan bosan
Seringkali kita melihat bahwa semangat bersepeda biasanya hanya di awal-awal saja. Hangat di awal, dingin di akhir. Selanjutnya tidak lagi bersepeda karena berbagai alasan. Padahal sepedanya mahal, aksesoris mewah, helm bersinar, slop tangan bermerk, pokoknya image itu nomor satu. Dalam bersepeda seharusnya kita bisa konsisten, sehingga manfaat yang kita peroleh akan membuat diri kita menjadi disiplin dan semakin teratur. Tantangan utama untuk menjadi konsisten bersepeda adalah melawan kebosanan.
Empat tahun saya bersepeda di kota Brussel tetap saja saya masih berjuang melawan rasa bosan. Saya berusaha ''memaksa'' berolahraga menggunakan sepeda menuju kantor tempat bekerja. Tidak ketinggalan berpartisipasi aktif dalam event fun bike, car free day in brussels sambil berwisata keliling kota Brussel. Walaupun demikian, rasa bosan tetap saja menghantui diri sendiri. Timbul rasa malas jika badan lemas. Saya berusaha memecut diri mengumandangkan slogan-slogan tentang kesehatan itu mahal, mengingat biaya-biaya rumah sakit yang harus kita bayarkan sangat mahal. Maka dari itu saya berpikir kembali untuk konsisten menggunakan sepeda sebagai sarana transportasi, olahraga, penyalur hobi hingga penghibur diri.
Tak disangka dalam empat tahun terakhir saya berhasil melawan rasa bosan. Setiap hari menuju tempat kerja menempuh jarak 8 km pp (pulang pergi) dengan kecepatan sedang dalam durasi waktu 60 menit. Bayangkan setiap harinya lemak-lemak yang ada dalam tubuh terbakar. Kemudian tubuh menjadi segar, sirkulasi darah lancar, meningkatkan stamina tubuh dan menyehatkan jantung. Bagi saya, bersepeda merupakan pilihan ideal untuk berolahraga. Karena bisa dilakukan oleh hampir segala usia, tanpa polusi udara dan tidak mahal. Bahkan bersepeda memberikan manfaat plus yaitu menikmati pemandangan alam serta menghirup udara bebas.
Japanese Tower dan Paviliun Cina
Bersepeda di kota Brussel sangatlah berbeda kondisinya. Pemerintah kota Brussel secara terus menerus memperbaiki prasarana pendukung khususnya kenyamanan bersepeda. Jalan-jalan khusus untuk pesepeda fietspaden/Pistes Cyclabes) dibuat lebih nyaman, diperjelas dengan rambu-rambu lalulintas. Fasilitas sepeda yang disediakan yaitu Villo, sebuah penyewaan sepeda dalam jangka waktu tertentu. Villo ini menyediakan 2500 sepeda yang disebar dekat stasiun transportasi umum. Penyewaan menggunakan sistem pembayaran via kartu bank dan kartu kredit. Kalau sewa harian seharga 1,60 euro ; mingguan euro 7,65 ; tahunan 32,60 euro. Pada pemakaian 30 menit pertama adalah gratis. Jika pemakaian lebih dari 30 menit akan ditambah biaya 0,50 euro/menit. Sepeda yang digunakan sangat ideal untuk bersepeda ditengah kota tanpa harus memakai helm pengaman.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, polisi secara berkala melakukan kontrol mengintai pesepeda bandel yang tidak mematuhi peraturan lalulintas. Sekali saja anda nekat untuk menerobos lampu merah, seketika itu juga para pengendara mobil akan memaki dengan klakson. Jika ada polisi kontrol lewat pas pada saat kejadian itu, bersiaplah menerima surat denda antara 100 euro - 150 euro dalam 3 hari berikutnya. Disinilah kita sadar bahwa pentingnya mematuhi aturan lalu lintas.
Musim semi pada bulan April 2015 ini sungguh istimewa. Cuaca lumayan bersahabat. temperatur antara 15 derajat - 21 derajat. Cuaca tersebut cukup adem, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Matahari tidak malu lagi bersinar, mendung memberi ruang dan waktu kepada para pecinta sepeda ini bergerak leluasa memanfaatkan situasi dan kondisi yang cerah ini. Tepat tanggal 10 April 2015 lalu, sekumpulan pecinta sepeda warga Indonesia berjumlah 20 orang melakukan fun bike menelusuri obyek wisata Brussel seperti Atomium, Chinese Pavilium dan Japanese tower. Kegiatan ini dalam rangka meningkatkan kepedulian terhadap pentingnya berolahraga di waktu senggang setelah jam kantor usai.
Dari boulevard de la woluwe grup pesepeda ini bergowes ria menelusuri jalan-jalan khusus bersepeda. Dengan tas punggung hitam berisi perbekalan makanan beserta minuman, saya berpacu menggapai waktu menoleh kiri kanan selalu waspada terhadap kemungkinan disenggol mobil. Kenapa kita perlu waspada di Brussel ? Pengalaman saya menunjukan bahwa para pengendara mobil sering melupakan pesepeda. Barangkali para pesepeda dianggap memperlambat arus lalu lintas dan kurang disiplin. Mungkin juga pengendara mobil egois terlalu tergesa-gesa. Ada banyak kemungkinan yang terjadi. Justru itulah, kita ambil yang positifnya saja bahwa kita harus waspada dan berhati-hati bersepeda.
Setelah 40 menit berlalu, badan berkeringat membasahi baju. Tanjakan demi tanjakan terlampaui, pohon-pohon rindang beraroma alami terlewati. Sangat mengasyikan ! Beberapa menit kemudian tibalah kita di kawasan Istana Raja Belgia Laeken dimana terletak 2 obyek turis Brussel yaitu Japanese Tower dan Chinese Paviliun. Pada tahun 1900 Raja Belgia Leopod II sangat terpesona dengan keindahan arsitektur Asia Panorama Tour Du Monde dalam Pameran Dunia Exposition Universelle di kota Paris. Leopod II berkeinginan membangun museum terbuka dengan arsitektur asia di daerah kawasan istana raja Belgia Laken. Dia menugaskan Alexander Marcel arsitek Perancis untuk membangun Japanese Tower, sebuah menara khas Jepang berbentuk pagoda buda dengan tinggi 40 m berlantai 5 terbuat dari kayu. Japanese Tower terkesan sangat ceria berpoles warna merah merekah berbanding kontras dengan hijaunya kawasan taman. Pada tanggal 5 Mei 1905 Japanese Tower ini dibuka untuk kalangan umum setelah pengerjaan dilakukan selama 5 tahun.
Diseberang jalan Japanese Tower terletak Paviliun Cina berparas cantik dan ayu. Dari kejauhan kita sudah pasti bisa mengira-ngira bangunan tersebut adalah bergaya arsitektur Cina. Ukirannya, tulisan serta penggunaan warna keemasan beserta simbul naga-naga yang menghias bangunan menjadi ciri khasnya. Paviliun Cina dibuka pertama kali untuk umum pada tahun 1913 sebagai sebuah restoran mewah. Kemudian pada tahun 1921 dan pada tahun 1922 kedua bangunan ini dijadikan bagian daripada museum kerajaan Belgia khususnya Museum of the Far East hingga hari ini.
Atomium, icon kota Brussel
Alangkah manjanya para pesepeda menikmati cuaca cerah di kawasan hijau taman yang asri. Sebuah taman kota yang dinamakan Parc Laeken, sebagai kawasan hijau lengkap dengan fasilitas umum ruang terbuka. Letaknya berhadapan dengan Istana Raja Kerajaan Belgia, Atomium, Brussels Expo dan Stadion Sepakbola Heysel. Masyarakat setempat berbaur memanfaatkan kawasan ini sambil piknik di rerumputan berbekal makanan dan minuman. Dan sangat penting untuk diingat, kebiasaan masyarakatnya membuang sampah pada tempatnya lumayan disiplin sehingga taman kota menjadi bersih dan rapi. Kalau ada yang membuang sampah sembarangan, itupun hanya ulah segelintir orang bandel yang tidak memahami pentingnya menjaga lingkungan bersih dimanapun kita berada.
Dari jarak 800 meter saya mulai melihat butiran bola bulat memantulkan cahaya matahari. Saya memarkir sepeda sambil berfoto bersama. Mengamati dengan detai seluruh keunikan atomium ini. Inilah icon kota Brussel hasil karya arsitek Belgia Andre Waterkeyn yang dibuat dalam rangka International Exhibition of Brussels pada tahun 1958. Atomium merupakan perpaduan seni bentuk/skulptur dan seni arsitektur. Atomium tersusun dari 9 bola baja berlapis aluminum yang tingginya 102 meter dengan masing-masing diameter bola tersebut adalah 18 meter. Rangkaian bola raksasa ini mengingatkan kita pada pelajaran fisika SMA dahulu, dimana rangkaian atom adalah molekul. Inilah yang menisnpirasi Andre Waterkeyn, karena pada masa itu tekhnologi atom dianggap sangat populer sebagai salah satu kemegahan dan modernisasi. Pembangunan atomium juga mengispirasi bangkitnya tenaga energi nuklir Belgia yang merupakan sumber energi utama. kalau travelkompas jalan jalan di malam hari, listrik menyala terang benderang sepanjang malam dan hampir tidak pernah adanya agenda pemadaman listrik untuk penduduknya.
Bagi saya perjalanan bersepeda ini memiliki 4 manfaat besar. Pertama, saya berhasil melawan rasa bosan. Kedua saya ''memaksa diri' berolahraga, ketiga saya berkumpul bersama-teman sambil bersenda gurau, keempat saya mengenal lingkungan wisata Belgia yang mempermudah kita memahami budaya orang lain, memberi apresiasi dan mengenal sejarah atau monumen masa lalu. Tentunya sejarah masa lalu itu, ada yang baik dan buruk. Namun demikian, kita harus ambil yang baik-baik saja.
dimuat di kompas :
http://travel.kompas.com/read/2015/05/13/150418627/Senangnya.Bersepeda.Sambil.Berwisata.di.Kota.Brussel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar