Ketika senyum Indonesia, jadi idola warga Eropa.
Senyuman memiliki daya untuk menarik. Senyuman pula mempengaruhi suasana hati seseorang. Memang benar bahwa senyuman ramah mampu untuk menarik orang-orang agar mendekat kepada kita. Disaat saya melantunkan gending Rindik Bali di Stand Indonesia dalam Pameran Wisata Brussels Holiday Fair 2015, ketika itu pula saya menawarkan senyuman ramah kepada setiap pengunjung pameran. Wajah sumgringah berkedip simpatik, menggoda ramah pengunjung mencairkan suasana asing menjadi akrab.
Sebagai penabuh gamelan, saya memainkan gamelan Rindik Bali dengan lembut dan pelan. Memainkan 2 buah panggul (alat pukul) yang panjang dengan ujung berlapis karet menghasilkan suara lembut tanpa memekik telinga. Rindik yang berwarna elegan keemasan dengan ukiran artistik style Bali menggunakan bambu sebagai sumber bunyi. Bunyi halus dan bernuansa alam pedesaan dengan sawah sawah berundag-undag. Pengunjung sangat tertarik. Mereka datang berbondong ingin melihat, memainkan, memotret hingga selfie. Bahkan mereka antusias untuk datang dan belajar khusus gamelan rindik ini. Kebetulan pula, yang mengidolakan rindik ini adalah anak anak muda yang belum pernah mengenal Indonesia.
Dalam buku travel guide, tabloid wisata dan media internet, saya sering membaca kalimat Indonesia bukan saja dikenal karena keindahan alamnya, budayanya tetapi juga karena keramahan penduduknya. Kalimat diatas untuk sementara waktu masih dipercayai oleh calon wisatawan. Keramahan itu tidak dibuat-buat, keramahan adalah memang tradisi alami nenek moyang kita. Sungguh sedih, jika keramahan Indonesia kita hilangkan begitu saja. Kita harus tetap mempertahankannya, karena bermanfaat bagi kita. Dengan memberikan senyuman ramah, berarti kita membuat orang lain senang, dengan begitu kitapun akan ikut senang dan bahagia pula.
Barangkali, inilah salah satu keunikan Indonesia yang mesti terus ditonjolkan dihadapan publik Eropa. Calon wisatawan akan tersentuh hatinya. Munculah cinta kepada negeri kita. Kalau mereka sudah mencintai, tahulah apa yang akan terjadi kemudian. Cinta akan membara dan saya yakin pasti mereka akan segera mengunjungi keanekaragaman budaya tanah air Indonesia.
Brussels Holiday Fair (BHF)
Setiap tahun pemerintah Belgia menyelenggarakan pameran wisata terbesar yang dikenal dengan Salon des Vacances/Vakantiesalon/ Brussels Holiday Fair 2015 di kota Brussel Belgia. Tahun ini, BHF menginjak tahun pelaksanaan ke-57 dan diikuti oleh 700 peserta pameran menempati lahan seluas 44.920 m2. Sepanjang lima hari kegiatan dari tanggal 5 – 9 Februari 2015, BHF tercatat dihadiri oleh 97.586 orang pengunjung dan diliput oleh 133 wartawan dari media massa setempat.
Stand Indonesia yang digelar oleh KBRI Brussel menempati lahan seluas 48m2 (dengan empat sisi) di Hall 7, bersama sama dengan peserta lainnya yang menawarkan destinasi jarak jauh (long haul destination). Stand Indonesia mempromosikan dan memasarkan destinasi wisata Indonesia, budaya unik, informasi visa yang bekerjasama dengan operator lokal Belgia Transeurope dan Garuda Indonesia. Disamping itu tidak ketinggalan promosi Kopi dengan indikasi geografis Indonesia kepada para pengunjung seperti kopi Gayo, Kintamani, Java Ijen raung, Java Prienger, Toraja dan Robusta Lampung.
klik dimuat di kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar