Menggoyang lidah warga Belanda dengan masakan Bali
Bekerja dalam hal apapun kalau dikerjakan dengan passion pasti akan menghasilkan sesuatu yang berbeda. Berawal dari kecintaan, kemudian menyukainya sehingga melahirkan kepuasan tersendiri. Apalagi dipicu dengan niat baik, kesabaran, ketekunan niscaya kesuksesan didepan mata.
Bekerja dengan passion inilah yang dilakukan oleh Ni Luh Dian Eka Suryani, 37 tahun wanita Bali mengadu keahlian masaknya dengan membentuk ‘’Catering Enak Sekali.’’ Pada tanggal 17 Juni 2013 tahun lalu, Catering Enak Sekali secara resmi tercatat di Kamar Dagang Belanda. Dengan mengusung ‘speciality’ masakan Bali, Catering Enak Sekali adalah catering kuliner Bali pertama di Belanda.
Masakan Bali yang dijajakan adalah jajanan pasar seperti laklak, jaje injin, nasi campur hingga menu Megibung. Nasi campur disajikan dengan berbagai hidangan makanan Bali seharga 15 euro per porsi. Kemudian menu Megibung isinya antara lain : be siap base kalas, tempe manis, taluh mebase tomat, jukut urab, sate babi lalah manis, kacang megoreng dan nasi beras merah/putih dan lain lain. Harganyapun bervariasi dari 20 euro hingga 35 euro. Semakin mahal tentu hidangannya semakin lengkap dan lezat.
Salah satu daya tarik Catering Enak Sekali adalah pemakaian tembikar asli Indonesia. Didatangkan khusus dari Bali, tembikar-tembikar ini memberi cita rasa berbeda pada masakan yang dipanaskan diatasnya. Penggunaan daun pisang sebagai pembungkus, pemakaian kotak makan berbahan re-cycled, penyediaan piring dan alat makan yang ramah lingkungan ( bukan dari plastik ) adalah salah satu ciri khas Catering Enak Sekali.
Ciri khas dan daya tarik inilah menggugah cita rasa masyarakat Belanda berbondong menyantap hidangan di stand Catering Enak sekali dalam acara CinemAsia Film Festival Amsterdam yang digelar pada tanggal 1 - 6 April 2015 di Amsterdam. Sebuah ajang tahunan yang menyuguhkan film-film Asia yang sebagian besar merupakan dokumenter dan kisah nyata. Tema mereka kali ini adalah Food and Film, yang memberi kesempatan selain menonton film juga menikmati kuliner Asia itu sendiri. Di ajang CinemAsia Film Festival tahun ini, film Indonesia ‘Jalanan’ meraih Best Audience Award 2015. Sedangkan kuliner Catering Enak Sekali terjual ludes dalam 2 hari. Makanan yang menjadi incaran penggemar adalah Jaje Laklak dan Tipat Cantok.
"Tidak mudah. tapi tidak juga mustahil. Satu langkah besar saya memulai usaha ini. Hal membanggakan lagi adalah ketika Catering Enak Sekali mejadi Juara 1 Peserta Bazaar Makanan dalam Pesta Rakyat Indonesia yang diselenggarakan oleh KBRI Den Haag di Wassenaar tahun lalu. Sejak saat itu, Catering Enak Sekali sudah beberapa kali menjamu tamu-tamu KBRI Den Haag dalam acara-acaranya, ujar Luh Dian penuh semangat.
Promosikan cita rasa otentik Bali
Masakan Indonesia sangat populer di negeri Belanda. Restoran Indonesia berlomba lomba menyajikan makanan khas indonesia. Setiap restoran Indonesia sudah pasti menyajikan menu nasi goreng, bakso, gado gado, sate dan rendang. Namun warga Belanda sangat susah mencari masakan asli Bali. Diantara faktor yang menjadi incaran utama pecinta kuliner Bali di Belanda adalah cita rasa otentik, aroma rempah, penggunaan alat makan bukan dari plastik serta pelayanan ramah dan jujur Nak Bali yang terkenal itu.
Catering Enak Sekali, memiliki semua yang tersebut diatas. Dari rasa hingga pelayanan selalu menjadi prioritas utama. Penggunaan rempah bumbu Bali dengan gampang ditemui di supermarket atau mini market terdekat. Hanya saja bambu khusus seperti batang sate lilit yang masih didatangkan khusus dari Bali. Yang pasti semua keaslian cita rasa dapat disajikan seperti halnya di tanah Bali sendiri.
Aktif dan rajin promosi kuliner Bali akan menjamin kuliner Bali tersebut berada dekat di hati masyarakat Belanda. Oleh karena itu, sekecil apapun upaya yang dilakukan oleh Catering Enak Sekali akan menjadi jembatan emas promosi kuliner Indonesia yang pada akhirnya sanggup mengoyang lidah warga Belanda sambil berucap "Wao ! Enak Sekali".
(Ciaaattt-MB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar