Rabu, 23 September 2015

Antara Senyuman Ibu Putu dan Senyuman Monalisa




            Saya beranjak dari tempat duduk, terhentak akibat ocehan pagi para pedagang souvenir  yang bersiap-siap menjajakan dagangannya. Dari balik jendela, terlihat suasana jalanan  yang sedang bergeliat sambil nguping pembicaraan dua orang sopir tentang pertemuan mereka ditempat itu.  Cuaca sangat cerah, matahari bersinar terang, seterang pembicaraan kedua sopir tersebut yang menyambut hangat pagi dengan hati yang senang.

            Saya tinggal di sebuah apartemen bertipe studio yang terletak di Quartier Latin, kawasan hunian aman 5 arondisemen di Rue de la Parcheminerie 750005 Paris.   Studio dengan luas 22m2 sangat menawan, bernuansa putih bersih. Publik tranportasi terdekat adalah Metro Saint Michel, kira kira 10 menit dari Gereja Notre Dame. Studio ini dikhususkan untuk 2 orang, lengkap dengan perabotan dapur, internet wifi gratis, televisi dan mesin cuci dengan harga mingguan 611 Euro atau bulanan 1250 Euro.
Kalau ingin menginap weekend juga bisa, tergantung avalibility room.  Untuk membooking studio ini dapat dilakukan melalui website : Paris Atitude dengan nomor referensi : 6888.


             Pemilik studio ini  adalah  ''Ibu Putu'' warga Bali Indonesia yang sudah menetap selama 30 tahun di Perancis. Senyumannya terkulum ramah, menampakan sikap simpatik kepada siapa saja.  Sebagai seorang pekerja keras, Ibu ini tetap dengan kesehariannya mengepel, membersihkan ruangan, memandu tamu dengan jujur, sopan dan ramah.  Saya hanya bisa terkagum bangga, bahwa pekerjaan yang beliau lakukan dengan sungguh-sungguh dapat membuahkan hasil. Perjuangan hidupnya yang sarat dengan upaya yang gigih, tidak menyebabkan dia sombong akan keberhasilan itu. Justru sebaliknya sikap rendah hati, berperilaku positif selalu dikedepankan. Barangkali ini pantas kita tiru bahwa berperilaku positif dengan  senyuman ramah   akan membawa karma yang baik pula.



            Ketika saya bertemu orang dijalan, saya berusaha mempraktekan senyuman ramah  '' Ibu Putu'', sekali-sekali berhasil mendapat respon manis dari warga Perancis. Jadi mudah sekali mencari teman, walaupun belum pernah ketemu sama sekali. Ada respon manis, adapula respon bikin malu.  Seorang gadis cantik warga Perancis menyapa dengan sapaan perkenalan Bonjour, sayapun dengan sigap, cepat dan akurat menyapa Bonjour. Ternyata bukan dengan saya dia menyapa Bonjour, melainkan dengan orang lain yang berada persis dibelakang saya. Saya langsung menghela nafas, malu sendiri sambil ngacir kocar kacir malu-maluin. ''Terlalu ramah kali ya ! pikir saya dalam hati.

            Itulah senyuman, merupakan gambaran dari suasana hati. Suasana hati yang riang, seperti terlihat pada orang-orang yang melakukan  potrait diri atau selfie. Pernahkah melihat orang selfie dengan muka sedih ? Tidak Bukan. Senyuman itu menjadi aspek positif terhadap kepribadian seseorang. Banyak orang mengatakan senyuman itu memberi gairah atau semangat dalam hidup. Para pembaca Kompas Travel mungkin teringat dengan Lukisan Monalisa yang misterius tergantung di Musee du Louvre. Lukisan Monalisa karya Leonardo da Vinci  menjadi  pergunjingan pelancong dunia ini karena senyumannya.  Benarkah senyumannya  misterius ? Mari kita lihat !




            Pukul 09.30, saya berdiri menunggu antri di depan pintu masuk utama EntrĂ©e Pyramide, Musee du Louvre.  Louvre ini adalah bekas istana raja Perancis yang dibangun pada abad ke-12.  Sejak Raja Perancis Louis XIV memindahkan istana Raja ke Istana Versailes, Louvre ini dijadikan museum seperti yang kita kenal sekarang. Sebagai salah satu ikon wisata kota Paris, Musee du Louvre dikunjungi  ribuan turis setiap hari. Para Turis sangat terpesona dengan satu lukisan kecil yang tersenyum misterius yaitu Monalisa. Orang Perancis menyebutnya dengan de Joconde (baca : Jokongd ). Louvre memiliki 35.000 benda seni dan bersejarah yang perlu waktu berjam-jam untuk menelusurinya.


            Nah ! Hampir 1 jam saya menunggu, akhirnya saya bisa masuk ke museum ini. Tiketnya seharga 12 euro. Lukisan Monalisa terletak sangat istimewa dibatasi dengan kayu pembatas dengan pantuan petugas jaga. Lukisan yang centil berukuran hanya 77 cm x 53 cm tergantung seorang diri di dinding beranda Demon. Apa yang saya bayangkan sebelumnya bahwa lukisan itu besar, ternyata hanya seukuran itu saja. 

            Warna dominan gelap kehijauan, potrait senyuman seorang wanita, rambutnya terlihat keriting tertutup kain transparan halus, ada gambar lanskip pemandangan alam latar belakangnya, bibirnya tipis, kelihatan seperti duduk disebuah teras. Dengan menggunakan kamera video, saya bisa nge''zoom'' sepuas-puasnya. Mungkin saya adalah salah satu pengunjung paling terlama berada didepan lukisan. Pokoknya saya tidak mau rugi terhadap kesempatan dalam kesempitan tersesak dengan pengunjung lainnya.  Rasa penasaran saya terhadap lukisan ini, terobati setelah melihat lukisan ini dari dekat.  




            Hebat !  Kenapa dia begitu memukau orang ? Bukankah dia hanya sebuah potrait seorang wanita yang tersenyum apa adanya. Secara jelas saya dapat amati, bahwa potrait Monalisa sebagai seorang perempuan yang bersahaja dengan senyuman mahal. Lirikan kekiri sangat tajam. Artinya bagi saya, senyuman wanita itu dibuat karena memang merupakan gambaran hatinya.  Senyuman Monalisa sangat  mempesona.

            Leonardo da Vinci si pencipta Monalisa pada tahun 1519, sangat genius menggambarkan senyuman wanita yang sangat memikat itu. Dikabarkan pula Monalisa adalah lukisan paling favorit dari Leonardo Da Vinci.  Banyak teori konspirasi tersebar mengenai rahasia senyuman Monalisa. Dari Film Da Vinci Code disampaikan petunjuk rahasia senyuman itu, kemudian disebutkan Monalisa adalah Leonardo Da Vinci sendiri, dan juga menurut seorang sejarawan renaisans dari Italia Giorgio Vasari   bahwa Monalisa  adalah   portrait seorang wanita yang bernama Lisa Gherardini, istri Francesco del Giocondo, seorang pedagang sutra di Florence yang merupakan rekan dari ayah Da Vinci. 

            Antara senyuman Ibu Putu dan senyuman Monalisa, dapat saya simpulkan bahwa dalam kenyataannya, orang yang menawarkan senyuman ramah secara positif dapat membuat hati orang lain senang.  Senyuman mampu memperlihatkan bahwa Anda orang yang percaya diri dan berprilaku positif. Senyuman pula mampu memperlihatkan sesuatu yang bernilai positif dan memberi keuntungan kepada kita dan juga kepada orang lain.





Jumat, 04 September 2015

Peragaan busana tenun ikat tradisional Flobamora NTT di Brussel



            Kain tenun ikat Indonesia merupakan salah satu warisan budaya Indonesia. Salah satu tenun ikat yang terkenal karena motif dan keunikannya adalah tenun ikat asal Nusa Tenggara Timur.  Warna kain coklat tua dengan motif figuratif yang bersumber dari  lingkungan flora dan fauna menunjukan identitas lokal setempat yang menggunakan pewarna alami seperti akar-akar pohon mengkudu, indigo, mangga, kunyit dan lain-lain. Uniknya lagi, setiap suku di NTT memiliki keragaman yang mempengaruhi jenis, corak dan motif kainnya yang sangat impresif, dekoratif bermakna simbolik.


            Dalam upaya menjaga warisan budaya NTT ini, sebuah grup Peraga Busana Flobamora dibawah pimpinan Ibu Maria De Sea warga asli Maumere berpartisipasi  dalam acara Bazaar Indonesia di kota Brussel Belgia pada hari Minggu, 30 Agustus 2015. Acara yang dikemas dalam Panggung Gembira HUT RI-ke70 ini diselenggarakan oleh KBRI Brussel Belgia. 25 Peraga busana yang terdiri dari anak-anak dan dewasa memantapkan langkahnya ketika udara panas mencapai 30 derajat C. Tidak canggung, tidak malu-malu walau masih semi-amatir mereka mencoba menunjukan diri yang terbaik untuk memeriahkan  bazaar tersebut.



            Kain tenun ikat yang diperagakan bertema Flobamora yang merupakan sekumpulan tenun ikat kepulauan NTT yakni Flores, Sumba, Sabu, Rote, Timor dan Alor. Kain tenun ikat yang khusus didatangkan dari NTT tersebut adalah murni buatan pengrajin tenun lokal. Para Pragawati cantik secara anggun melangkahkan kakinya sambil tersenyum menawan  yang diiringi sebuah lagu asli Flobamora yaitu  " Bae Sonde Bae Flobamora Lebe Bae ( baik tidak baik flobamora lebih baik ) yang artinya walaupun kita jauh merantau, jangan lupa kampung halaman kita yang memiliki aneka keragaman budayanya. Keragaman bukanlah mencerai-beraikan kita, melainkan mempersatukan atau dengan  istilah lain bahwa kita semua adalah saudara/basodara.

                Menurut Ibu Mary, ‘’Dalam peragaan busana saya mencoba memperkenalkan beberapa motif tenun ikat diantaranya tenun Ikat Hinggi bermotif Papanggang dari Rende Sumba Timur, kemudian  motif Utang Moko yang biasa dipakai pada waktu upacara perladangan/bercocok tanam untuk memohon kesuburan tanaman  dari Maurmere Flores serta motif Utang Oi Rempe-Sikka yaitu motif yang dipakai oleh para kaum wanita karena berlambang tiga bintang (suami, istri dan anak),’’ ujarnya bersemangat.





            Upaya yang dilakukan oleh Ibu Mary ini perlu diacungi jempol dan didukung kuat oleh siapa saja. Dengan tekad semangat kuat serta niat tulus, langkah demi langkah seiring dengan langkah para pragawatinya, kerajinan tenun ikat khususnya NTT akan dikenal di negeri eropa ini. Kegiatan yang dilakukan dalam Bazaar Hut RI ke-70 ini dapat memberikan warna baru khususnya membidik wisatawan muda remaja penggemar fashion agar memutuskan niatnya untuk  mengeksplore budaya NTT terutama pemakaian tenun ikat di jaman sekarang ini.  

dimuat di kompas : peragaan busana tenun ikat NTT



Kamis, 03 September 2015

Nikmatnya Sate Lilit & Lawar Ayam Bali di Bazaar Indonesia Belgia

sate lilit


            Tidak ada suara ayam berkokok di pagi hari.  Hanya kicau  burung yang menemani suasana adem pukul 05.00 pagi. Matahari masih tertidur pulas, belum terbit karena belum waktunya. Para tetangga terusik dengan dentingan  perabotan  dapur yang mengganggu tidur mereka. Bau sedap sate lilit mulai mengasapi apartemen mungil saya, yang mengundang lidah untuk menikmatinya. Sate lilit dipanggang oleh istri saya, sedangkan saya sibuk berkutat memotong, mengiris bahan Lawar Ayam dengan penuh semangat. Untung juga, tetangga tidak marah besar, walau sedikit berwajah muram tetapi tetap saja berusaha menunjukan  toleransi bertetangganya.

lawar

            Itulah sekelumit nuansa pagi dalam persiapan penyajian makanan khas Bali dalam rangka Bazaar Indonesia pada hari Minggu, tanggal 30 Agustus 2015 di Brussel, Belgia.  Wajah muram tetangga adalah salah satu tantangan kecil dalam mempromosikan kuliner Indonesia. Mau tidak mau, untuk menyajikan makanan dengan kwalitas yang baik dibutuhkan waktu penyiapan di hari itu juga.  Maka dari itu, kita mengatur waktu sedemikian rupa bahkan di pagi hari sekalipun.

            Sate Lilit  adalah salah satu sajian makanan Indonesia yang berasal dari Bali. Sate lilit ini terbuat dari daging ayam dan udang  yang dicincang halus, dibumbui dan dililit dalam batang bambu atau batang sereh. Bahannya secara mudah dapat ditemui di toko asia seperti kelapa parut, cabe merah, bawang merah putih, kunyit, daun jeruk, jahe serta sereh. Daya pikatnya terletak pada kenyal dan empuknya perpaduan daging ayam dan udang.

            Sedangkan Lawar Ayam adalah sajian khas campuran antara sayuran dengan daging ayam cincang yang menggunakan bahan rempah yang disebut Base Megenep (Bumbu Lengkap) yang terdiri dari :  terasi, kunyit, kencur, lengkuas, jahe, cabe. daging ayam, nangka dan kacang panjang. Penyajian lawar membutuhkan ketelitian dan kesabaran yang tinggi. Percampuran dengan takaran yang tepat akan menghasilkan lawar yang enak sekali. Bumbu yang eksotis dan penyajian dengan daun pisang akan memberikan nuansa alami yang kental sehingga para penggemar makanan ini akan tergoda mengunyahnya.

            Penyajian kedua hidangan khas ini, tidak terlepas dari jerih payah Ni Wayan Yuadiani yang menjadi Chef di stand Warung Legian yang ikut berpartisipasi dalam acara Bazaar Indonesia ini.  Penyajian yang autentik, fresh/segar, bahan eksotis bernuansa ke’’Bali’’an yang kental dengan keramahan, memikat para pengunjung bazaar. Ketrampilannya memasak serta lezatnya rasa sate lilit dan Lawar ayam membuat Stand ‘’Warung Legian’’ memperoleh penghargaan sebagai peserta Bazaar terbaik ke-2. 



            Dengan penghargaan tersebut Ni Wayan Yuadiani, ibu tiga anak yang berasal dari Legian Kuta ini sangat gembira disamping dagangannya laris manis. Upaya yang dilakukan tekun di pagi hari, yang mengakibatkan  wajah tetangga sedikit muram ternyata menghasilkan  sesuatu yang berguna dimasyarakat sekaligus  mempromosikan kuliner khas asli dari Indonesia.






Bazaar Indonesia Hut RI ke-70
Sebagai rangkaian kegiatan HUT RI ke-70, KBRI Brussel menyelenggarakan Bazar Indonesia.  Bazaar ini merupakan ajang promosi produk makanan dan kerajinan Indonesia yang diselenggarakan dari pukul 10.00 hingga 16.00.  Ratusan pengunjung memadati acara Bazaar ini dengan menyaksikan panggung gembira, peragaan busana,  pengumuman perlombaan pemenang olahraga hut ri, tombola sekaligus mencicipi hidangan khas Indonesia seperti bakso, gudeg, otak-otak, sate madura, iga bakar, sate lilit, sate padang, soto mie, masakan padang yang disajikan oleh puluhan stand makanan, stand minuman, stand BNI,  dan stand promosi kerajinan dan produk asli Indonesia.
(Penulis : Made Agus Wardana tinggal di Belgia)





Rabu, 12 Agustus 2015

Click Here For Spreading A Peaceful Balinese Culture


Balinese culture is unique and famous as its rich in art and has positive values especially tolerance, peaceful and respect of differences (Rwa Bhineda concept). Performing Balinese art such as dances and gamelan in all over the world including Europe is one example to spread those values. Made Agus Wardana, one of the Balinese Artist who lives in Belgium, has been doing his culture activities (Balinese dances and gamelan performances, training and workshop) in several places around Europe for about 20 years. Of course, these activities need a strong both morale and material supports to keep it sustainable. If you are a fans or have interested to Balinese Culture, don’t forget to give your support by following the program Click Here For Spreading A Peaceful Balinese Culture by clicking one of add/advertisement in Youtube videos of Ciaaattt ((video ciaaattt)) whenever and wherever you are. Thank you very much for your kindly support.



How does it work?
Visit youtube and search  the  Ciaaattt channel.  Click a video with a short Ads (advertisement) before the video begin (see Picture) . Click on the advertisement and wait until the loading the new tab has completed.


Indonesia

Kebudayaan Bali dikenal unik karena kaya akan seni serta nilai-nilai positif seperti toleransi, kedamaian dan menghormati perbedaan (konsep Rwa Bhineda). Mempertunjukan kesenian Bali berupa tarian dan gamelan ke berbagai tempat di belahan dunia termasuk Eropa adalah salah satu cara untuk menebar nilai-nilai positif tersebut. Made Agus Wardana, seorang seniman Bali yang tinggal di Belgia, telah melakukan aktivitas keseniannya di berbagai tempat di Eropa selama hampir 20 tahun terakhir dengan berbagai pertunjukan seni, pelatihan dan workshop. Untuk kesinambungan aktivitas memperkenalkan kesenian Bali di Eropa tentu saja membutuhkan dukungan moril dan materiil yang kuat. Jika anda adalah penggemar kebudayaan Bali, jangan lupa berikan dukungan anda melalui program Click Here For Spreading A Peaceful Balinese Culture dengan meng-KLIK iklan yang ada dalam salah satu Video youtube Chanel Ciaaattt (video ciaaattt) yang dapat diakses melalui internet kapanpun dan dimanapun anda berada. Terima kasih

Bagaimana caranya ?
Kunjungi youtube dan cari chanel Ciaaattt. Klik salah satu video Ciaaattt yang terdapat iklan pendek ketika clip video ditayangkan. Klik saja iklannya (seperti pada gambar) hingga keluar tab baru yang memuat iklan tersebut.





            



Jumat, 07 Agustus 2015

Ciaaattt...Perjalanan Menebar Seni di Belgia (Bagian 20 )


Tiga pertunjukan seni di Musim Semi

Musim semi tahun 1997 ini  diawali pada bulan  April hingga bulan Juni. Dalam bulan-bulan tersebut bunga-bunga mulai mekar, temperatur tidak terlalu dingin dan warga Belgia sudah mulai melepaskan jaket tebalnya setelah musim dingin lewat. Dengan temperatur ini, warga Belgia memanfaatkan waktu mereka dengan berolahraga, piknik di Taman kota yang asri. Ada pula, yang dengan setia menabur roti ke kerumunan angsa atau bebek yang bercengkrama liar di danau kecil pertanda sayangnya mereka kepada binatang.

Penjaga taman berseragam hijau secara teratur mengontrol taman. Penjaga taman tetap bertanggungjawab untuk menjaga kebersihan lingkungan dari tangan-tangan jahil yang menganggu ketentraman tumbuhan dan binatang di taman tersebut.

Secara tak sadar, saya terbangun dari lamunan tempat duduk taman yang dikelilingi  danau indah yang saya favoritkan. Taman ini bersebelahan dengan Kantor tempat saya bekerja. Taman ini disebut Taman Woluwe. Di Taman ini pula saya curhat sambil melepas persoalan yang saya hadapi setiap harinya. Kebosanan yang sering mengganggu pikiran  ingin pulang ke kampung halaman karena tidak biasa bekerja menjadi seniman kantoran yang selalu terbatas gerak lincahnya berkreasi karena harus tertib administrasi. Semua kebosanan yang mengganggu pikiran saya bungkus dalam sebuah folder pending yang merupakan tantangan hidup saya ini. 

Tiba-tiba saja, lamunan saya tertuju kepada tiga pertunjukan seni yang telah dilakukan yaitu di Sekolah Musik Konservatorium Brussel 28 April 1997 bertema Topeng & Gender Concert, Kegiatan seni budaya dan olahraga Perwakilan RI se-Eropa (K6) pada bulan 10 Mei 1997 dan yang paling unik adalah kehadiran Raja Belgia  Albert II dalam rangka Fete de la Musique di Park Royal Brussel pada bulan 25 Mei 1997.

Pada tanggal 28 April 1997, dipertunjukan kesenian Bali  dengan  menampilkan aneka topeng Bali diantaranya bondres, Topeng Tua, Penasar serta Rangda  yang diiringi dengan Gamelan Gong Kebyar. Penampilan gender wayang juga menjadi penghias pertunjukan seni sekaligus memperkenalkan instrument gender wayang yang baru pertama kalinya dilakukan di Belgia. Mahasiswa dan mahasiwi serta para guru musik sangat antusias menyaksikan pertunjukan tersebut.




Kemudian, pada tanggal 10 Mei 1997 perwakilan RI se eropa menyelenggarakan event olahraga persahabatan dan seni budaya. Kebetulan saya ikut olahraga bola volley dan menampilkan kolaborasi seni gamelan dengan Band. Kegiatan ini hanya bersifat pertemuan khusus antar perwakilan RI, dimana para olahragawan dan seniman hanya sebagai penggembira saja. Lumayan juga saya mendapatkan kesempatan  Jalan-jalan ke tengah kota London sambil berfoto di Tower Brigde, Big Bend Tower dan sudut kota london lainnya.



Lalu, pada tanggal 25 Mei 1997 adalah hari yang sangat bersejarah bagi saya. Pada hari itu grup gamelan KBRI Brussel ''Kembang Nusantara'' mengikuti pertunjukan seni dalam rangka Fete de La Musique yang dihadiri ribuan masyarakat Belgia termasuk Raja Belgia yang bertahta saat itu yaitu Raja Albert II. Disaat kita melakukan pertunjukan gamelan dan tari Bali, secara tidak terduga grup kita dihampiri oleh Raja Belgia. Dalam hitungan 10 menit, sang raja melihat pertunjukan Indonesia dan berhenti sejenak sambil berfoto dengan para penari kita. Situasi ini sangat krodit dimana puluhan wartawan, masyarakat Belgia juga ingin berdesakan dengan sang Raja. Dalam hitungan sekejap juga, suasana tempat pertunjukan kita menjadi membludak karena desakan penonton. Semua ingin berfoto dan bersalaman dengan Raja. Tim pengaman sang raja bekerja ektra keras menghalau penonton yang mendekat.  

Raja Belgia berkaca mata 
Saya sangat gembira di hari itu, penonton menjadi bertambah banyak di tempat pertunjukan kita. Tidak lupa pula, untuk menyambut kegembiraan itu, saya mengajak grup Afrika beradu diatas panggung memoles ritme yang ritmis dengan hentakan Djembe yang melengking. Saking asyiknya kita lupa bahwa waktu telah berjalan sangat cepat, dan saya  terusik dengan sebuah bau badan. Bon ape ne ? (bau apa ini ). Bau menyengat itu saya pikir dari kulit Djembe yang terbuat dari kulit kambing, ternyata tidak. Saya endus lagi hmmm, saya lirik sebelah saya. Dahsyat man. Parfum bio alami dari seorang manusia. Ternyata bau tersebut dari bau badan si pemain Djembe tersebut yang berkeringat membasahi panggung pertunjukan. 

Dengan mundur teratur sambil menghormati mereka sudah berkolaborasi ritmis dengan saya, saya mengucapkan Merci Beaucoup (Terimakasih Banyak) dan dalam hati kecil saya mengucapkan : eh, habis ini mandi ya, bau badanmu sangat menggiyurkan hati perempuan. hihihihihi.






Ketiga pertunjukan diatas, adalah hal yang sangat positif. Walaupun masih banyak kekurangannya terutama dari penampilan kita. Latihan kurang banyak dan lebih disiplin lagi waktu kedatangannya.  Kita jadikan saja sebuah pembelajaran. Bagaimana mungkin sebuah pertunjukan dapat sukses besar karena waktu latihan terbatas.  Tetapi saya puas dengan   apa yang telah kita lakukan bersama dalam kegiatan pertunjukan seni ini, terutama partisipasi kita di Park Royal dimana hadirnya sang Raja Belgia.

Promosi yang kita lakukan sangat bermanfaat untuk Indonesia. Eksistensi Budaya Indonesia menggeliat dihadapan publik Belgia. Gamelan kita sebagai khasanah budaya bangsa Indonesia mampu menjadi pusat perhatian Raja Belgia, walaupun sejenak tapi manfaatnya sangat luar biasa. Terakhir saya hanya bisa mengucapkan  Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pendukung kegiatan baik penari, penabuh, sopir dan tukang angkat, penyedia makanan atas segala bantuan nyata yang saya lihat ikut menyukseskan kegiatan berkesenian kita tersebut sehingga semangat saya dalam berkesenian dan berkarya semakin meningkat.

Bersambung :



Rabu, 05 Agustus 2015

Ciaaattt...Perjalanan Menebar Seni di Belgia (Bagian 19)


Bersurat dan bercinta yang mahal


     Pada tahun 1997 ini, sungguh diluar dugaan bahwa bercinta jarak jauh dimana belum adanya alat komunikasi praktis seperti webcam, skype, sms berdampak negatif terhadap uang gaji saya sebulan. Saya di belgia, pacar di Bali. Jarak jauh  bercinta bukanlah masalah utama, yang penting ada alat komunikasi, biaya dan waktu. Biaya inilah yang menjadi tantangan utama saya. Bekerja mencari uang atau  bekerja untuk cinta. Bingung ah !. Tapi mau gimana lagi, cinta itu sangat mempengaruhi perjalanan hidup ini. Surat cinta hampir setiap hari saya goreskan lewat tangan jahil ini. Kecup sayang saya obral murah, hanya ingin menyampaikan bahwa saya tetap sayang dan cinta terhadap pacar saya di Bali.

   Jika cinta menggebu lagi, saya akan nekat menggunakan telepon rumah direct (belgacom) yang ongkosnya menusuk ke ulu hati. Padahal cuman bilang, muaaaachhhh ! Sayang ! dan sebagainya. Namun kata itu obat mujarab pelepas gelisah.  Gelisah akan sirna. Perasaan gundah akan membaik menjadi rasa lega terlepas dari berbagai persoalan yang mengganggu. Semangatpun akan membara lagi. 

   Suatu ketika, disaat terjadinya kesalahpahaman dengan sang kekasih, biaya itu akan lebih mahal lagi. Contohnya yang gampang saja, saya berfoto dengan gadis Belgia yang cantik. Saya mengirimkan foto itu ke Bali. Kelihatan saya terlalu nempel dan mesra oleh sang pacar yang menyebabkan dia cemburu. Nah, terkadang mengklarifikasi masalah ini membutuhkan waktu yang lama. Surat cinta sudah dikirim via post, tapi belum juga menguraikan masalah. 

     Akhirnya karena takut masalah berlarut-larut karena masalah sepele, saya akan menelpon dengan telepon rumah yang super mahal itu. Semakin lama ngobrolnya  semakin mahal biayanya. Pernah juga saking rindu dan kangen yang tidak terkira saya menelpon berkali kali dalam satu bulan, kemudian berjam-jam. Tahu nggak apa yang terjadi ? Saya pernah bayar sekitar 3/4 dari gaji bulanan saya. Saya shock waktu itu dan berusaha mencari pembenaran sambil menghibur diri : uang kan bisa di cari, toh uang itu tidak dihambur-hamburkan seperti bermain judi. 

    Demi sebuah cinta, kita akan rela melakukan apa saja. Jangankan uang, jiwa dan ragapun akan menjadi taruhan. Sebagai seorang laki-laki yang sudah menetap setahun di Belgia, saya melakukan hal ini hanya ingin mempertahankan cinta itu agar berjalan dengan mulus. Tidak ingin menyakiti hati perempuan, selalu bersikap dan berpikir positif terhadap pacar saya di Bali. Pengorbanan itu sangat perlu, apalagi hanya berupa uang yang kita bisa cari dalam kesempatan lain. Dan yang paling utama adalah kita belajar menjadi seorang yang berperilaku baik, pengertian, bertanggung jawab ketika suatu saat nanti kita akan menjadi pendamping hidupnya.

    Para Pembaca yang setia, itu tadi secuil goresan proses percintaan yang barangkali dapat diambil makna positifnya. Ini dapat dijadikan pembelajaran diri khususnya anak-anak muda kita yang tidak boleh menyakiti perempuan, mesti menghargainya dan bertanggungjawab terhadapnya.   Saya yakin dengan kesabaran berkomunikasi secara baik, pengertian diantara keduanya akan menempatkan diri kita sebagai orang dewasa yang bijak dalam menghadapi kehidupan yang akan datang. Dan jangan lupa untuk membuat suasana berpacaran semakin mesra, obralah kata Muaachh agar hati si dia terusik ceria, terhanyut dalam dekapan dada kita sebagai laki-laki  romantisssss..lalu berkedip mata tiga kali. ting ...ting...ting   hehe.

Dibawah ini sebuah ucapan ulang tahun yang saya buat sendiri dan tulis sendiri karena memang seperti itu adanya : 

''and,.....
Janganlah menangis sendiri. 
Menangislah dalam dekapan dan pelukan Agusmu. 
Agus selalu sayang kamu.
 Agus selalu cinta kamu. 

Okey, Selamat Sayang
agusmu.



   Aaaahhhem ! Kiap ! Ngantuk.  Malam sudah larut, udara dingin musim semi terasa adem.  Saya memikirkan aktifitas aktifitas seni yang akan saya lakukan. Dalam beberapa bulan kedepan saya sedang mempersiapkan diri dalam berbagai pertunjukan seni di Sekolah Musik Konservatorium Brussel 28 April 1997 bertema Topeng & Gender Concert, persiapan menuju kota London dalam kegiatan seni budaya dan olahraga Perwakilan RI se-Eropa (K6) pada bulan 10 Mei 1997 dan yang paling unik adalah kehadiran Raja Albert dalam sebuah kegiatan akbar Fete de la Musique di Park Royal Brussel pada bulan 25 Mei 1997 dimana grup Gamelan KBRI Brussel ikut berpartisipasi dalam kegiatan tsb. 

Bersambung !

Cerita ini akan mengalir dengan baik, jika pembaca membaca dari awal ya :
bagian 1bagian 2  dstnya









       




      



Senin, 03 Agustus 2015

Ciaaattt...Perjalanan Menebar Seni di Belgia (bagian 18)

''Mencari Keunikan'' sekitar Grand Place, Brussel. 


3. La Maison Du Roi


     Tidak terasa waktu cepat berlalu. Berjalan menghabiskan waktu adalah sesuatu banget. Banyak hal positif yang kita bisa ambil dari setiap jengkal perjalanan . Saya melanjutkan perjalanan dengan target berikutnya adalah mencari keunikan La Maison du Roi. Memandang saja kearah gedung tua nan megah itu, terlintas pada pikiran kita adalah kagum. Kegum gedung tua yang unik ini pasti ada sesuatu menarik yang terjadi. Ingin tahu ? Mari kita telusuri.




    La Maison du Roi kalau diterjemahkan artinya Rumah Raja. Namun dalam sejarahnya Sang Raja tidak pernah tinggal disini. La Maison du Roi selalu berubah-ubah fungsinya, dari tempat orang berjualan Roti, Tempat terakhir Pangeran Egmont & Horn sebelum di hukum pancung pada tanggal 5 juni 1568, hingga saat ini menjadi museum kota Brussel. Sejak abad ke 13, bangunan ini adalah Rumah Kayu yang dimanfaatkan oleh warga keturunan Belanda (vlaams) menjadi rumah roti (Broodhuis), yaitu tempat berjualan roti yang berada di pusat kota dan sangat strategis menarik para warga setempat. Setiap pergantian kekuasaan tempat ini selalu menjadi incaran kepentingan penguasa. 

      Pada tahun 1405, bangunan yang sebelumnya berstruktur kayu dirubah dengan menggunakan Batu yang sangat megah.  Ketika Brussel diperintah oleh Duke Brabant tempat ini dijadikan kantor pajak yang disebut Ducal House (maison du Duc). Kemudian setelah perancis menguasai Belgia tempat berubah menjadi Maison du Roi. Selanjutnya antara tahun 1873-1895, bangunan ini dipercantik dengan arsitektur Gothic oleh Victor Jamaer sesuai rencana awalnya dimana terpasang  2 Patung  yang berkaitan dengan sejarah berdirinya gedung ini yaitu Mary of Burgundy dan Charles V. 

     Ingin mengetahui lebih jauh Gedung ini ? Mari kita melangkah lagi mencari keunikan didalamnya. Sebagai Museum kota Brussel, sudah pasti bayangan kita akan tertera banyak informasi tentang sejarah kota brussel. Nah dibawah ini saya sampaikan foto-fotonya yang saya jepret sesuka hati :