Selasa, 24 Agustus 2021

Aduh kena juga Covid19, tidak apalah lalui saja - bagian 1


Kok bisa kena Covid 19 ?

Jawabannya hmmm.... kita juga tidak tahu. Awalnya saya sempat batuk dan gejala ringan mual, kondisi kurang fit. Selang beberapa hari kemudian, giliran istri saya sakit, karena tidak tahan, terus dibawa ke UDG  RS Siloam Kuta.  Rs memberlakukan tes swab pada tgl 20 Januari 2021  hasilnya Positif Covid19 untuk istri saya bro. Pikiran saya, Ya sudahlah terima saja. 

Atas saran Puskesma kami sekeluarga harus melakukan tes swab. Tgl 22 Januari 2021 kami sekeluarga melakukan tes swab di Puskesmas Denpasar Selatan Pegok,  hasilnya 2 anak saya positif sedangkan satu lagi yang cewek hasil tes swabnya negatif. 

Karantina yang berbeda 

Singkat cerita, saya, istri dan 2 anak saya di isolasi atau karantina. Saya berusaha berpikir positif dengan situasi dan kondisi dimana saya berpisah dengan istri dalam penanganan covid di Bali ini. Saya berusaha berkomunikasi kepada para petugas baik di puskesmas maupun di tempat karantina, Bisakah saya berkumpul dengan istri tersayang ?. Jawabannya ''karena sistem, bapak tidak bisa bersama dengan istri.'' agak kesel sih...Okelah saya terima saja apa adanya. tapi hati saya tidak bisa dibohongi karena istri kurang nyaman dengan orang lain. Namun demikian kita selalu beri support istri agar dia selalu semangat bro. 

Tgl 20 Januari, istriku diharuskan melakukan karantina di sebuah hotel. Di awal pembicaraan petugas Puskesmas memberitahukan tempat karantina kemungkinan di Belle Swiss Kuta  atau Hotel  Armada. Ternyata saudara saudara, istri saya diisolasi di hotel Prime Plaza Sanur. Istriku tinggal sekamar dengan seorang bernama Arik yang juga tertular covid. Istriku berusaha tenang, walau sedih dan jauh dari anak dan suami. Kita hanya memberi semangat via whatsapp group..

Selang dua hari, yaitu tgl 22 Januari, Pukul 18.30 saya dan anak diharuskan melakukan karantina di Grand Bali Beach. Aduh sedikit bingung. Padahal kita sudah berada di loby Prima Plaza. Petugas memindahkan kita menuju  Grand Inna Bali Beach. Sedih, tidak bisa menemani istri di Prime Plaza.   Saya dan anak menempati kamar 820 dengan panorama view pantai Sanur yang apik. Kita berupaya  menenangkan hati dan pikiran. Kondisi saya dan anak sih lumayan baik, ada gejala batuk kecil serta dada seperti kekurangan oksigen [nyeri dada]


Tgl 24 Januari, anak saya pertama Hendo juga dijemput dari rumah oleh ambulance untuk dikarantina di Hotel Plaza Sanur. Saya agak lega bahwa anak saya pertama bisa bertemu ibunya di hotel. Berharap ada yang menjaganya walau tidak sekamar. Gpp. Nah yang kasihan adalah anak saya yang perempuan masih sendiri di rumah. Tapi dia sangat berani umurnya yang masih 15 tahun sudah bertindak dewasa dan tahu apa yang harus dilakukan dirumah sendiri.

Apakah saya panik atau merasa dikucilkan ketika kena Covid ???

Jawabannya tidak sama sekali. Pandemi  covid19 setahun telah menghancurkan dan mengoncangkan dunia. Setiap hari kita mendengar berbagai informasi pandemi ini. Informasi sudah kita ketahui bersama,  pencegahannya, penangananya, akibatnya, dan sebagainya.  Saya berusaha membaca informasi covid dari sumber yang benar.  Himbuan pemerintah harus dipercaya, jangan termakan info Covid Hoaks melalui medsos yang tidak benar. Intinya kita siap menghadapi segala kemungkinan yang terjadi. Panik dan dikucilkan adalah hanya pikiran sempit saja.  Saya pikir kita harus bersikap lebih bijak dan tenang menghadapi ini semua. Kalau terkena virus saat awal pandemi, barangkali panik dan dikucilkan bisa terasa. Sekarang sih biasa saja. Kita jalani saja ya...


Bagaimanan penanganan atau fasilitas di karantina ?

Saya jawab dengan jujur adalah sangat baik Saya sudah 2 malam di kamar hotel ini. Layaknya  turis di hotel, suasana  nyaman dan menyenangkan dengan indahnya Pantai Sanur. Ada tempat tidur, wc, balcon, handuk, kulkas, sikat gigi, pokoknya lengkaplah. Kebetulan juga pada tahun 2013 lalu, saya pernah menginap sekeluarga disini selama 3 malam. Artinya pernah menikmati indah dan nyamannya hotel ini. heheheh..bruuuuttt.



Makanan disediakan 3 kali sehari, Hebat. makanannya enak bro. Semua habis saya makan, maklum ya saya adalah penggemar traveling jadi makanan apa yang dihidangkan saya  akan selalu bilang enak. Disini ada bubur, nasi goreng, onde-onde, buah,  kopi, teh, air galon, pokoknya Top Cerrrrr ! harus berpikir positif.!!

Petugas ramah atau gimana  di karantina ?

Petugas karantina yaitu perawat, dokter atau recepsionis semua bertanggung jawab. Pelayanannya cepat, ramah dan tertangani. Mereka sudah menjalankan tugasnya dengan baik. Contohnya ketika tidak ada handuk dikamar,  terus saya tanyakan ke petugas via telephone. Dalam hitungan menit handuk sudah tersedia di lobby hotel, hanya saja kita harus ambil sendiri. 

Ada yang perlu di kritik nih ?

Tumpukan sampah plastik makanan meluber di depan lift di lantai 8. Tempat sampah sih tersedia, cuman mestinya sampah diambil tiap hari oleh petugas jangan dibiarkan menumpuk. bau brooo...tolong ya. ini penting bersih membuat pikiran kita tenang, kalau kotor dan  bau tahulah apa yang ada dalam mood kita, sangat bruuut banget. Walaupun begitu, maksud hati ingin bantuin buang sampah, Saya telpon petugas.

 '' Pak, sampahnya menumpuk di depan lift ? kalau tidak ada yang berani ambil, saya maun bantuiin ya ? Atau berikan saja masing-masing plastik sampah hitam yang besar nanti kita kumpulkan, ''.  Petugas recepsionist sepertinya ngerti maksud saya....tapi saya tunggu-tunggu  saya jepretkan foto sebagai bukti. Maaf ya pak. 


baca lanjutan ceritanya disini ya : https://ciaaattt.blogspot.com/2021/08/karantina-di-grand-inna-bali-beach.html







Tidak ada komentar:

Posting Komentar