Kamis, 28 Januari 2021

Perjalanan unik dan menukik, Gamelan Mulut dalam Toraja Festival 2020.

 




Wah, inilah perjalanan terjauh yang saya lakukan di Indonesia nih. Gamelan Mulut berpartisipasi dalam 8th Toraja  International festival. Oleh pihak penyelenggara saya diharapkan berkolaborasi musik dengan musisi Italia yaitu Annelo. Anello seorang musisi hebat, yang memainkan berbagai alat musik dari Arab. Annelo tinggal di Bali, yang memiliki pengalaman segudang di berbagai event international.

Pada  tgl 10 Desember 2020 saya berangkat dari Bandara Ngurah Rai menuju Bandara Hassanudin Makasar. Perjalanan lancar dengan durasi perjalanan 1,5 jam. Setibanya di Makassar, kami dijemput oleh seorang driver yang telah siap siaga mengantar kita menuju Toraja. Asal tahu saja, sehari sebelum berangkat kita harus melakukan rapid tes covid19. Biaya rapid tes  ditanggung panitia seharga rp 150.000.  Hasil rapid tes adalah  negatif. Horeeee....

Perut sudah mulai bergumam protes, makan malam harus segera dilakukan. Dimana ada restoran ya ? Tepat pukul 20.41 Saya, Annello dan Alisson menemukan restoran enak yang bernama Rumah Makan Dieng di Makassar.  Pelayan ramah, makanan enak, lezat pokoknya membuat kita puas dan kenyang ria. jangan lupa . bayar dulu sendiri-sendiri ya, nanti dirembours belakangan oleh Panitia. Semua bisa diatur bro. Sejam kemudian kita melanjutkan  perjalanan menuju Toraja yang jauh diatas sana. . 

Saya duduk dikursi depan, saya intip di google map, buset ternyata jaraknya ke toraja 316 km. Menurut perkiraan google map waktu tempuh adalah 8 jam. Dahsyatkan !  Benarkah akan ditempuh dalam 8 jam perjalanan. Ikutin terus ya.....

Perjalanan demi perjalanan dilalui, setiap tiga jam kita beristirahat di SPBU dan juga  rumah makan. Mobil berjalan agak lambat, ada banyak truk malam yang lewat menyebabkan kendaraan melaju pelan. Agak ngeri juga dijalan, tidak ada lampu, ditengah perbukitan tanpa penghuni dan sepi. Malam yang gelap, tidak adanya pemandangan menyebabkan perjalanan ini kurang mantap. Tapi sudahlah, harus dilalui, dinikmati, yang penting selamat sampai tujuan.

Esok paginya tgl 11 Desember 2020 Pukul 05.00 saya sudah tidak tahan dengan goncangan kendaraan. Jalan yang berliku, menukik tajam, menurun curam membuat saya mabuk tak berdaya. Dan goncangan yang berliku liku, jalan yang kurang nyaman menyebabkan saya berhenti di suatu tempat dan muntah. ueeekkk......! Kasihan dech looo broo....Saya mencoba menenangkan hati, tertidur sebisanya. tetap saja mual-mual, aduh lamanya sampai. tahan ya dikit lagi sampai di tempat tujuan.

Jreeeeng .... saya terbangun. Terlihat rumah khas toraja melengkung indah di perbukitan. Matahari pagi bersinar cerah. Jalan-jalan di toraja rupanya sudah berhotmix mulus.  Membuat perjalanan menjadi lebih  nyaman. Ada rasa optimis dan bersemangat serta jauh dari rasa mual perut. Toraja semakin dekat, tempat pertunjukan yang bernama To'Tombi Negeri Diatas Awan sudah di depan mata. Nah, pukul 07.00 teng tibalah saya di tempat pertunjukan. ini, wah Cantik..luar biasa ......aaaaahhh !



 Selanjutnya dengan wajah muram, capek, perut mual saya menuju hotel tempat para artis menginap. Hotelnya terletak di Tongkonan Lempe Negeri diatas Awan, kira kira 10 menit dari tempat pertunjukan. Tongkonan lempe juga tidak kalah cantiknya. menakjubkan. Dihotel ini saya rilek, istirahat, makan siang dan tertidur sebentar. 


 



Pada pukul 17.00 diadakan sound check, namun hujan turun dengan lebatnya, membuat semua berantakan. Saya sempat juga memasang peralatan loop station untuk gamelan mulut tapi hujan membatalkan semuanya. 

Esok harinya, tgl 12 Desember pukul 05.00 pagi pertunjukan dimulai. Pagi yang mulai merangkak dengan awan putihnya bermandikan sinar matahari, para undangan mulai memasuki tempat pertunjukan. Penonton tidak banyak karena masa pandemi, penonton umum akan menonton di chanel youtube lokaswara pada tgl 19 Desember 2020.

Berbagai grup hadir berpartisipasi dalam festival ini. Program festival ini sangat variatif dan menampilkan musisi lokal daerah, dari jakarta dan international. Panggungnya unik di atas awan, membuat pemandangan menggiurkan terlihat. Sungguh diluar dugaan, cuaca sangat mendukung. Padahal hujan turun lebat  ketika sound chek kemarin malamnya. Saye pikir event ini akan batal atau tertunda. Ternyata cuaca cerah di hari H nya. 

Tibalah saya melantunkan Gamelan Mulut seorang diri. Terus terang karena kurangnya sound check hasil soundnya bagi saya agak kurang memuaskan. Tapi nggak apalah, selanjutnya adalah pertunjukan saya dengan Annelo dimulai. Asyik juga kolaborasi, membuat tepuk tangan riuh dari penonton. Saya menggunakan topeng Gamut dan Man Kenyung beradu ritmis dengan topengnya Annelo. Ada yang khas dan unik serta special pakai 2 telor. Lumayanlah kita sempat menghibur penonton dan kolaborasi berjalan sesuai harapan.  Terakhir kita undang Alisson keatas panggung menari perut dalam pertunjukan final. Lumayan penonton sumringah melihat perut penari bergoyang....hihihi. Lagi penonton mendelik sumringah melihat goyang penari dari UK ini.

Pengalaman pertunjukan  ini tentu sangat menarik dan unik. Penuh aneka rasa, petualangan perjalanan, singkatnya waktu, bertemu para seniman lain, penyelenggara yang ramah, akomodasi yang OK,  top cer serta pemandu artis yang baik hati dan keren.  Terimakasih Toraja dan Panitia,.Gamut telah hadir di negerimu ..... muaaachhh !








silahkan tonton disini videonya di links dibawah ini ; 

Gamelan mulut di toraja festival

Tidak ada komentar:

Posting Komentar