Jika seniman kita tidak mengikuti perkembangan peradaban global dan tanpa pengetahuan tekhnologi digital, sudah pasti kita akan selalu tertinggal. Seniman dituntut mampu beradaptasi dengan gejolak sosial dan realitas di masyarakat. Memahami situasi dan aktualitas berita dalam keseharian sebagai upaya mempertajam pikiran kritis dan memperkaya daya cipta.
Sesungguhnya semua orang memiliki waktu luang berlimpah. Tinggal dimanfaatkan secara bijak dan bermanfaat. Bersyukur bagi seniman yang bisa mengatur waktu luang diisi dengan cipta karya. Karya yang baik tentu akan diterima dimasyarakat. Jika tidak, tentu akan melorotkan motivasi seniman untuk berkarya. Disinilah seniman melawan dirinya sendiri, akankah seniman memperoleh kesempatan tampil dihadapan publik secara rutin ? Jawabannya Belum tentu.
Konflik diri melawan lemahnya motivasi membuka pikiran dengan mendongkrak hati nurani bahwa " kita harus mencoba terus, menjelajah sesuatu yang lain, mencari-cari tanpa ambisi"
Tanpa disadari ditengah krisis ini seniman tidak terlindungi, mereka mengais upaya sekedarnya untuk bertahan hidup. Diantaranya trend kontens edukatif yang menghibur dalam youtube membuka peluang usaha dengan program monetasi youtube. Namun itupun tidak semudah yang dibayangkan.
GAMUT - GAMELAN MULUT
Pada bulan Maret 2020 lalu, pandemi meluluh lantakan aktivitas seni dan budaya. Walaupun demikian sebagian seniman tetap berupaya memanfaatkan waktunya dengan menghasilkan karya. Diunggah ke youtube hitung-hitung menghibur diri, menanggulangi stres dan menambah konten kreatif.
Bulan April 2020, salah satu konten youtube yang menjadi perhatian publik adalah Gamut( Gamelan mulut). Gamelan Mulut adalah menyuarakan bunyi gamelan dengan suara vokal. Gamelan mulut dengan dua tokoh bertopeng Bli Gamut dan Man Kenyung viral di medsos dengan keunikannya. Bli Gamut menyuarakan gamelan bali dengan suara vokal "nyang nying nyong nyeng sir pung nang". Sedangkan Man Kenyung adalah tokoh manis lembut tersenyum yang merupakan warga keturunan Bali - Belgia. Man Nyung ingin tetap produktif dimasa pandemi dengan berjualan sayuran dan daluman secara online.
Dengan diterimanya Gamut oleh publik, mencuatkan video berseri yang berjudul #Petualangan Gamelan Mulut. Petualangan ini menitik beratkan dalam hals :
1. Eksplorasi gending gamelan Bali yang digamutkan.
2. Pembelajaran Tekhnik olah vokal
3. Penemuan Agem lukus
4. Pembelajaran Teater Seni peran
5. Hiburan
6. Seni Videografi
Adapun beberapa materi seni yang digamutkan antara lain : trunajaya, oleg tambulilingan, pendet penyambutan, topeng tua, rejang sari, rejang renteng dan tabuh bleganjur serta tabuh kreasi.
Sedangkan karya original yaitu gamut vs man kenyung, new normal, ayo kreatif mari produktif, care janger pegok (Pop Bali), kanti kisut (pop bali), lomba gamut tingkat dunia dan man kenyung's holiday.
PERTUNJUKAN VIRTUAL DISBUD
Pada bulan Juni lalu, gamelan mulut berpartisipasi dalam seni virtual yang diselenggarakan oleh Disbud Propinsi Bali. Gamut menampilkan pertunjukan yang berjudul "Ayo kreatif, Mari produktif" yang didukung oleh sekehe Genggong Qakdanjur Br. Pegok Sesetan.
Pertunjukan virtual ini merupakan pilihan yang tidak bisa dihindari dalam masa pandemi ini. Kegiatan ini secara nyata membantu seniman melangsungkan hidupnya. Bisa dibayangkan seniman yang menjadi ujung tombak keunikan Bali tidak diakomodir karya mereka. Jelas aktifitas mereka mati suri tanpa penghasilan. Bali yang berhamburan dolar, justru senimannya yang modar. Lucu kan !
HARAPAN DAN USULAN
Para followers, viewers dan creators yang akan aktif menyaksikan tayangan seni virtual kedepannya adalah dominasi generasi milineal. Generasi yang berkarakter instant, kritis dan maniak medsos.
Dalam menunjang seni virtual koneksi internet mesti lebih cepat dan dapat disediakan secara gratis di ruang publik.
Kemudian sumber cerita atau tema yang ditonjolkan lebih bersifat aktual (terjadi saat ini), edukatif (lingkungan), realistis ( masuk diakal), futuristik (sentuhan masa depan)
Dalam kaitanya dengan seni virtual dimasa mendatang, fakta diatas perlu dijadikan strategi publikasi. Semakin banyak viewernya itu artinya mendapat tempat di hati masyarakat.
USULAN
1. Ciptakan sistem konser virtual secara live streaming, mengundang senimannya dalam sebuah ruang digital lengkap dg sounds dsbnya. Kalau sekarang melalui proses editing, nantinya secara langsung dengan koneksi internet super rapid (cepat).
2. Kurangi durasi prolog atau intro sambutan dalam setiap karya.
3. Berikan apresiasi dalam format surat penghargaan kepada para partisipans.
4. Pertunjukan virtual diharapkan dijadikan agenda budaya tahunan yang dapat melibatkan seniman lokal, nasional dan internasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar