Rabu, 13 Maret 2024

BLEGANJUR KUNO, KINI DAN NANTI

St Widya Bhakti Br. Pegok Juara I Lomba Bleganjur Ngarap KASANGA FESTIVAL 2024


Kasanga festival 

Denpasar saat sore menjelang malam  Lapangan Puputan ramai dipenuhi pengunjung. Suara "syurak siu" riuh membahana kesana kemari. Aroma sedap kuliner kriak-kriuk terdengar dalam goyangan lidah para pembeli. Ternyata Kasanga Festival yang ke II dari tanggal 1-3 Maret 2024 ini  berlangsung semarak dan riang gembira. 

Matahari mulai terbenam anggun kemerahan,  sekelompok anak muda bergerombol  memperbincangkan calon juara bleganjur Ngarap. Mereka sedang mengamati, menganalisa dan berkomentar dengan cara membandingkan penampilan peserta lomba.  Dalam perbincangan itu terdengar dengan lantang   " peh, ne be ye. Jeg juang be piala " ( Nah, ini dia ! Ambil saja pialanya )   ujar salah satu dari mereka setelah menyaksikan penampilan ST Widya Bhakti Br. Pegok Sesetan. 

Sementara itu disebelah kanan panggung pertunjukan,  sekumpulan Bapak-Bapak diatas umur  limapuluhan sedang mengomentari kehebatan bleganjur terkini yang sangat kompleks dan sulit dinikmati. " Jeg jani pesu api, mekudus, misi mekecos, zigzag, kayang, gerak malpal, mekipekan, nyeledet hingga tekhnik cengceng ngumbang ngisep yang mengagetkan, byang !, seperti Lomba bleganjur PKB ( Pesta Kesenian Bali) misalnya saat ini sangat rumit, cepat, penuh sensasi dan akrobatik, ujar mereka.

Komentar para penggemar bleganjur tersebut  diatas merupakan fakta  antusiasme masyarakat segala umur sebagai pecinta berat bleganjur. Dapat dikatakan bahwa bleganjur adalah kesenian paling favorite, bergengsi dan prestisius yang memiliki penggemar atau follower terbanyak saat ini. 



Perkembangan Bleganjur 

Perkembangan seni bleganjur tidak diragukan lagi. Berkembang sangat pesat dalam inovasi, berani melakukan transformasi  nada,instruments, tekhnik pukul ( gegedig) yang briliant. Dalam pengamatan yang penulis lakukan ada 4 jenis bleganjur yang berkembang  yaitu Bleganjur Bebarongan, Bleganjur Melasti, Bleganjur PKB (Pesta Kesenian Bali) dan Bleganjur Ngarap.

Bleganjur bebarongan menggunakan komposisi gending bebarongan dengan instrumentasi klenang klentong. Bleganjur melasti menggunakan pencon 7 nada terkadang penambahan suling yang memaniskan suasana. Bleganjur PKB merupakan bleganjur bergengsi yang dilombakan dalam Pesta Kesenian Bali dengan gerak tari akrobatik dan nyentrik. Terakhir adalah bleganjur ngarap, sebuah iringan gamelan bleganjur yang biasanya digunakan dalam upacara palebon atau ngaben.




Lomba Bleganjur Ngarap antar banjar.

Bleganjur ngarap yang dilombakan dalam Kasanga Festival dari di Lapangan Puputan I Gusti Ngurah Made Agung ini adalah bleganjur seni sebunan ( penabuh satu banjar)  yang diikuti sekehe truna banjar yang ada di Denpasar. 

Bleganjur Ngarap sangat mengasyikan. Asyik karena sangat baik meng'entertain publik. Mengadopsi humoristik, mengajak bersorak- sorai dengan komposisi gending  "easy listening".  ( Enak dinikmati). Secara tekhnik sangat mengagumkan dengan polaritme yang terkadang ekstrim dalam perubahan tempo dan dinamika. Namun tetap menghasilkan karya seni yang diterima di masyarakat tanpa egoistik karya. 

Denpasar pantas disebut kota bleganjur. Memberi ruang dan waktu kepada generasi mudanya. Mengayuh energi untuk membangkitkan kesadaran berkesenian dalam aliran tradisi hindu Bali yang harus tetap dilestarikan. Lapangan Puputan Badung ( sekarang : Lapangan Puputan I Gusti Ngurah Made Agung) adalah saksi bisu perhelatan akbar lomba Bleganjur tahun 90 an yang sangat dinanti penonton tahun tersebut.

Jangan pernah lupa bahwa Bleganjur Kuno, Kini dan Nanti adalah hasil cipta karya hebat seniman muda Bali. Kuno ; yang tetap beraroma tradisi dan asasi.  Kini ;  bersinergi dalam nada-nada terbarukan, berbeda dari biasanya, dan Nanti ; tetap mengutamakan jajar pageh ( uger uger) kawitan, pengawak,  pengisep dan pengecet. Kalau boleh kami kritisi, tetaplah rendah hati, jauhkan diri dari egoisme karya yang sering merasa super hebat dan mengagungkan 'baratisme' (western). 


Penulis :

Ciaaattt Made Agus Wardana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar