Jumat, 29 Januari 2021

Berbeda, Unik, Atraktif dan Interaktif

Makalah dalam Seminar ''mencari peluang Internasional' 25 November 2020

oleh Bli Ciaaattt




Pendidikan dan Kebudayaan di Belgia dalam kewenangannya dibagi dalam dua komunitas bahasa yaitu Komunitas berbahasa Perancis (wallon) dan Komunitas berbahasa Belanda (Flemish). Selain Bahasa Belanda dan Bahasa Perancis, Bahasa Jerman juga merupakan salah satu bahasa resmi di negara ini, meskipun hanya sebagian kecil dari populasi. Dalam setiap aktifitas kebudayaan ditampilkan kegiatan seni budaya yang bersifat multi-disipliner yang mementaskan musik, tarian, teater, film, seni kontemporer, dan bentuk kesenian lainnya.

Dalam program kegiatan tahunan masing-masing komunitas memiliki agenda budaya sendiri yang dilakukan di Cultural Center, Maison Culturel dan Museum. Komunitas berbahasa Perancis melakukan kegiatan di kota Mons, Liege, Charleroi, Hainaut, Luxembourg, Brussel. Sedangkan Komunitas berbahasa Belanda melakukan kegiatan di Antwerp, Leuven, Gent, Brussel, Oostende dan Limburg.




Program budaya tahunan dipersiapkan setahun hingga dua tahun sebelumnya dan diagendakan secara rutin dari bulan September - Agustus tahun berikutnya. Selanjutnya dipublikasikan secara aktif dan informatif dalam bentuk cetak maupun eleltronik. Informasi detail tentang event pertunjukan, profile seniman, venue pertunjukan, harga tiket, diinfokan secara jelas dan dapat diakses mudah oleh publik Belgia sendiri. Namun demikian berbagai festival seni budaya diluar komunitas bahasa tersebut juga dilakukan oleh instansi yang lain seperti Kedutaan, Bar Restaurant, cafe perorangan, Lembaga Uni Eropa, hingga komunitas Internasional lainnya.


Bagaimana aktifitas Budaya Indonesia di Belgia ?

Kita tentu menghargai dan memberi apresiasi tinggi kepada para seniman/penyelenggara/sponsor yang sudah sejak lama melakukan diplomasi budaya dalam berbagai bentuk. Hal tersebut mencitrakan Indonesia sebagai negeri yang cinta akan seni budaya. Negeri yang memberikan ruang kreatif kepada seniman untuk unjuk gigi dalam dunia Internasional. Seniman mendapat kesempatan menyaksikan dan mengeksplorasi budaya setempat sehingga terjalin koneksi budaya yang menjembatani seniman Indonesia dan seniman Eropa.

Dari segi kwantitas jumlah aktifitas budaya yang dilakukan di Belgia (Periode 1996-2019) masih belum maksimal dan kurang banyak. Ini tercermin dari sedikitnya para seniman Indonesia mendapat undangan khusus dari komunitas bahasa diatas. Dari hasil pemantuan, sebagian besar seniman negara lain mendominiasi even pertunjukan seni. Seniman negara lain, lebih atraktif dan informatif menawarkan profile senimannya dalam mempromosikan dirinya dalam berbagai bahasa secara profesional. Promosi video/proposal kegiatan sudah ditawarkan kepada penyelenggara dua tahun sebelumnya. Disamping itu sharing biaya atau sponsor langsung dari negara asal mereka memberi kemudahan penyelenggara negara setempat untuk mengundang seniman dimaksud.


Promosi budaya Indonesia seharusnya lebih gencar dan berbinar.

Memang seni budaya tradisional Indonesia sering menawarkan hal yang berbeda dari biasanya. Dikagumi oleh publik sebagai bagian apresiasi budaya mereka. Tetapi seni budaya Indonesia yang ditampilkan tidak mesti beraroma kental tradisional saja, harus menawarkan seni yang lebih menantang, interaktif, didiskusikan, digunjingkan hingga beraroma kontroversi. Nuansa baru, bergaya etnik fusion dan peka dengan aktualitas berita yang terjadi dalam kekinian. Seni yang berlatar belakang kehidupan sosial yang memperjuangkan nilai-nilai toleransi, hiburan, perdamaian dan persamaan hak.

Dalam kurun waktu terakhir, grup musik Indonesia dengan etnik fusion sudah merajalela di berbagai tempat diluar negeri, namun sayangnya masih seputaran komunitas warga Indonesia sendiri. Semestinya pencapaian promosi diperuntukan lebih ke warga Eropa sendiri dalam konteks promosi budaya. Sementara itu misi kesenian tradisional (Folklore) yang berjumlah puluhan orang tidak hanya monoton hanya pertunjukan semata, tetapi harus dibarengi dengan tampilan interaktif dengan menggunakan bahasa setempat.

Jangan lupa, Indonesia memiliki seni kuliner yang variatif. Makanan khas Indonesia adalah jalan nyaman bagi para penonton untuk memberi apresiasi kepada Indonesia. Mereka akan terkesan dengan suguhan "friendship" yang membuat mereka senang. Setiap pertujukan/event Indonesia harus gencar menyuguhi makanan khas Indonesia secara gratis. Seperti diketahui, kuliner Indonesia kalah saing jauh dari negara tetangga Thailand, Jepang, vietnam yang gencar mempromosikan kuliner khas negara mereka.

Kesimpulan :

Belgia sebagai jantung Eropa merupakan persimpangan budaya dari berbagai negara Eropa. Segala kegiatan budaya yang terjadi di Belgia bergaung ditengah negara Uni Eropa. Letak strategis ini menjadikan Belgia tempat berlangsungnya kegiatan budaya multikultural.

Dalam ikut serta mempromosikan kebudayaan Indonesia diluar negeri beberapa hal yang harus dicermati yaitu diantaranya :

1. Pembuatan profile artis/grup/seniman secara jelas, akurat kedalam bahasa setempat.

2. Kedisiplinan waktu dalam persiapan memohon undangan harus dalam jangka waktu minimal setahun, agar para penyelenggara dapat mempersiapakan dengan baik.

3. Kerjasama dengan Perwakilan RI di negara yang dituju dalam hal ini : KBRI, KJRI atau Konsul kehormatan RI

4. Membangun jaringan dengan komunitas pecinta Indonesia untuk menyebarkan informasi pertunjukan seni melalui medsos dll

5. Memanfaatkan sponsor dari Indonesia

6. Materi seni yang ditampilkan unik, etnik fussion, tradisional atau modern membawa pesan-pesan sosial, dibicarakan, didiskusikan, kontroversi dll.

7. Makanan khas Indonesia selalu hadir secara gratis ditengah event budaya Indonesia.

8. Dalam pengaturan event budaya, kurangi ceremonial, lepaskan protokoler, jauhkan dari kesan "ribet", justru bernafas simpel akan memberi kesan indah dan berbinar.

Kamis, 28 Januari 2021

Perjalanan unik dan menukik, Gamelan Mulut dalam Toraja Festival 2020.

 




Wah, inilah perjalanan terjauh yang saya lakukan di Indonesia nih. Gamelan Mulut berpartisipasi dalam 8th Toraja  International festival. Oleh pihak penyelenggara saya diharapkan berkolaborasi musik dengan musisi Italia yaitu Annelo. Anello seorang musisi hebat, yang memainkan berbagai alat musik dari Arab. Annelo tinggal di Bali, yang memiliki pengalaman segudang di berbagai event international.

Pada  tgl 10 Desember 2020 saya berangkat dari Bandara Ngurah Rai menuju Bandara Hassanudin Makasar. Perjalanan lancar dengan durasi perjalanan 1,5 jam. Setibanya di Makassar, kami dijemput oleh seorang driver yang telah siap siaga mengantar kita menuju Toraja. Asal tahu saja, sehari sebelum berangkat kita harus melakukan rapid tes covid19. Biaya rapid tes  ditanggung panitia seharga rp 150.000.  Hasil rapid tes adalah  negatif. Horeeee....

Perut sudah mulai bergumam protes, makan malam harus segera dilakukan. Dimana ada restoran ya ? Tepat pukul 20.41 Saya, Annello dan Alisson menemukan restoran enak yang bernama Rumah Makan Dieng di Makassar.  Pelayan ramah, makanan enak, lezat pokoknya membuat kita puas dan kenyang ria. jangan lupa . bayar dulu sendiri-sendiri ya, nanti dirembours belakangan oleh Panitia. Semua bisa diatur bro. Sejam kemudian kita melanjutkan  perjalanan menuju Toraja yang jauh diatas sana. . 

Saya duduk dikursi depan, saya intip di google map, buset ternyata jaraknya ke toraja 316 km. Menurut perkiraan google map waktu tempuh adalah 8 jam. Dahsyatkan !  Benarkah akan ditempuh dalam 8 jam perjalanan. Ikutin terus ya.....

Perjalanan demi perjalanan dilalui, setiap tiga jam kita beristirahat di SPBU dan juga  rumah makan. Mobil berjalan agak lambat, ada banyak truk malam yang lewat menyebabkan kendaraan melaju pelan. Agak ngeri juga dijalan, tidak ada lampu, ditengah perbukitan tanpa penghuni dan sepi. Malam yang gelap, tidak adanya pemandangan menyebabkan perjalanan ini kurang mantap. Tapi sudahlah, harus dilalui, dinikmati, yang penting selamat sampai tujuan.

Esok paginya tgl 11 Desember 2020 Pukul 05.00 saya sudah tidak tahan dengan goncangan kendaraan. Jalan yang berliku, menukik tajam, menurun curam membuat saya mabuk tak berdaya. Dan goncangan yang berliku liku, jalan yang kurang nyaman menyebabkan saya berhenti di suatu tempat dan muntah. ueeekkk......! Kasihan dech looo broo....Saya mencoba menenangkan hati, tertidur sebisanya. tetap saja mual-mual, aduh lamanya sampai. tahan ya dikit lagi sampai di tempat tujuan.

Jreeeeng .... saya terbangun. Terlihat rumah khas toraja melengkung indah di perbukitan. Matahari pagi bersinar cerah. Jalan-jalan di toraja rupanya sudah berhotmix mulus.  Membuat perjalanan menjadi lebih  nyaman. Ada rasa optimis dan bersemangat serta jauh dari rasa mual perut. Toraja semakin dekat, tempat pertunjukan yang bernama To'Tombi Negeri Diatas Awan sudah di depan mata. Nah, pukul 07.00 teng tibalah saya di tempat pertunjukan. ini, wah Cantik..luar biasa ......aaaaahhh !



 Selanjutnya dengan wajah muram, capek, perut mual saya menuju hotel tempat para artis menginap. Hotelnya terletak di Tongkonan Lempe Negeri diatas Awan, kira kira 10 menit dari tempat pertunjukan. Tongkonan lempe juga tidak kalah cantiknya. menakjubkan. Dihotel ini saya rilek, istirahat, makan siang dan tertidur sebentar. 


 



Pada pukul 17.00 diadakan sound check, namun hujan turun dengan lebatnya, membuat semua berantakan. Saya sempat juga memasang peralatan loop station untuk gamelan mulut tapi hujan membatalkan semuanya. 

Esok harinya, tgl 12 Desember pukul 05.00 pagi pertunjukan dimulai. Pagi yang mulai merangkak dengan awan putihnya bermandikan sinar matahari, para undangan mulai memasuki tempat pertunjukan. Penonton tidak banyak karena masa pandemi, penonton umum akan menonton di chanel youtube lokaswara pada tgl 19 Desember 2020.

Berbagai grup hadir berpartisipasi dalam festival ini. Program festival ini sangat variatif dan menampilkan musisi lokal daerah, dari jakarta dan international. Panggungnya unik di atas awan, membuat pemandangan menggiurkan terlihat. Sungguh diluar dugaan, cuaca sangat mendukung. Padahal hujan turun lebat  ketika sound chek kemarin malamnya. Saye pikir event ini akan batal atau tertunda. Ternyata cuaca cerah di hari H nya. 

Tibalah saya melantunkan Gamelan Mulut seorang diri. Terus terang karena kurangnya sound check hasil soundnya bagi saya agak kurang memuaskan. Tapi nggak apalah, selanjutnya adalah pertunjukan saya dengan Annelo dimulai. Asyik juga kolaborasi, membuat tepuk tangan riuh dari penonton. Saya menggunakan topeng Gamut dan Man Kenyung beradu ritmis dengan topengnya Annelo. Ada yang khas dan unik serta special pakai 2 telor. Lumayanlah kita sempat menghibur penonton dan kolaborasi berjalan sesuai harapan.  Terakhir kita undang Alisson keatas panggung menari perut dalam pertunjukan final. Lumayan penonton sumringah melihat perut penari bergoyang....hihihi. Lagi penonton mendelik sumringah melihat goyang penari dari UK ini.

Pengalaman pertunjukan  ini tentu sangat menarik dan unik. Penuh aneka rasa, petualangan perjalanan, singkatnya waktu, bertemu para seniman lain, penyelenggara yang ramah, akomodasi yang OK,  top cer serta pemandu artis yang baik hati dan keren.  Terimakasih Toraja dan Panitia,.Gamut telah hadir di negerimu ..... muaaachhh !








silahkan tonton disini videonya di links dibawah ini ; 

Gamelan mulut di toraja festival

MENGAIS HARAPAN VIA VIRTUAL

 



Jika seniman kita tidak mengikuti perkembangan peradaban global dan tanpa pengetahuan tekhnologi digital, sudah pasti kita akan selalu tertinggal.  Seniman dituntut mampu beradaptasi dengan gejolak sosial dan realitas di masyarakat. Memahami situasi dan aktualitas berita dalam keseharian sebagai upaya mempertajam pikiran kritis dan memperkaya daya cipta.

Sesungguhnya semua orang memiliki waktu luang berlimpah. Tinggal dimanfaatkan secara bijak dan bermanfaat. Bersyukur bagi seniman yang bisa mengatur waktu luang diisi dengan  cipta karya. Karya yang baik tentu akan diterima dimasyarakat. Jika tidak, tentu akan melorotkan motivasi seniman untuk berkarya. Disinilah seniman melawan dirinya sendiri, akankah  seniman memperoleh kesempatan tampil dihadapan publik secara rutin ? Jawabannya Belum tentu.

Konflik diri melawan lemahnya motivasi membuka pikiran dengan mendongkrak  hati nurani bahwa " kita harus mencoba terus, menjelajah sesuatu yang lain, mencari-cari tanpa ambisi"

Tanpa disadari ditengah krisis ini seniman tidak terlindungi, mereka mengais upaya sekedarnya untuk bertahan hidup. Diantaranya trend kontens edukatif yang menghibur dalam youtube membuka peluang usaha dengan program monetasi youtube. Namun itupun tidak semudah yang dibayangkan.




GAMUT - GAMELAN MULUT

Pada bulan Maret 2020 lalu, pandemi meluluh lantakan aktivitas seni dan budaya. Walaupun demikian sebagian seniman tetap berupaya  memanfaatkan waktunya dengan menghasilkan karya. Diunggah ke youtube hitung-hitung menghibur diri, menanggulangi stres dan menambah konten kreatif.

Bulan April 2020, salah satu konten youtube yang menjadi perhatian publik adalah Gamut( Gamelan mulut). Gamelan Mulut adalah menyuarakan bunyi gamelan dengan suara vokal. Gamelan mulut dengan dua tokoh bertopeng Bli Gamut dan Man Kenyung viral di medsos dengan keunikannya. Bli Gamut menyuarakan gamelan bali dengan suara vokal "nyang nying nyong nyeng sir pung nang". Sedangkan  Man Kenyung adalah tokoh manis lembut tersenyum yang merupakan warga keturunan Bali - Belgia. Man Nyung ingin tetap produktif dimasa pandemi dengan berjualan sayuran dan daluman secara online.

Dengan diterimanya Gamut oleh publik, mencuatkan video berseri yang berjudul #Petualangan Gamelan Mulut. Petualangan ini menitik beratkan dalam hals :
1. Eksplorasi  gending  gamelan Bali yang digamutkan.
2. Pembelajaran Tekhnik olah vokal
3. Penemuan Agem lukus
4. Pembelajaran Teater Seni peran
5. Hiburan
6. Seni Videografi




Adapun beberapa materi seni  yang  digamutkan antara lain : trunajaya, oleg tambulilingan, pendet penyambutan, topeng tua, rejang sari, rejang renteng dan tabuh bleganjur serta tabuh kreasi.

Sedangkan karya original yaitu gamut vs man kenyung, new normal, ayo kreatif mari produktif, care janger pegok (Pop Bali), kanti kisut (pop bali), lomba gamut tingkat dunia dan man kenyung's holiday.

PERTUNJUKAN VIRTUAL DISBUD
Pada bulan Juni lalu, gamelan mulut berpartisipasi dalam seni virtual yang diselenggarakan oleh Disbud Propinsi Bali. Gamut menampilkan pertunjukan yang berjudul "Ayo kreatif, Mari produktif" yang didukung oleh sekehe Genggong Qakdanjur Br. Pegok Sesetan.

Pertunjukan  virtual ini merupakan pilihan yang tidak bisa dihindari dalam masa pandemi ini. Kegiatan ini secara nyata membantu seniman melangsungkan hidupnya. Bisa dibayangkan seniman yang menjadi ujung tombak keunikan Bali tidak diakomodir karya mereka. Jelas aktifitas mereka mati suri tanpa penghasilan. Bali yang berhamburan dolar, justru senimannya yang modar. Lucu kan !

HARAPAN DAN USULAN
Para followers, viewers dan  creators  yang akan aktif menyaksikan tayangan seni virtual kedepannya adalah dominasi generasi milineal. Generasi yang berkarakter instant, kritis dan maniak medsos.

Dalam menunjang seni virtual koneksi internet mesti lebih cepat dan dapat disediakan secara gratis di ruang publik.

Kemudian sumber cerita atau tema yang ditonjolkan lebih bersifat aktual (terjadi saat ini), edukatif (lingkungan), realistis ( masuk diakal), futuristik (sentuhan masa depan)

Dalam kaitanya dengan seni virtual dimasa mendatang, fakta diatas perlu dijadikan strategi publikasi. Semakin banyak viewernya itu artinya mendapat tempat di hati masyarakat.

USULAN
1. Ciptakan sistem konser virtual secara live streaming, mengundang senimannya dalam sebuah ruang digital lengkap dg sounds dsbnya.  Kalau sekarang melalui proses editing, nantinya secara langsung dengan koneksi internet super rapid (cepat).
2. Kurangi durasi prolog atau intro sambutan dalam setiap karya.
3. Berikan apresiasi dalam format surat penghargaan kepada para partisipans.
4. Pertunjukan virtual diharapkan dijadikan agenda budaya tahunan yang dapat melibatkan seniman lokal, nasional dan internasional.