Rabu, 12 Agustus 2015

Click Here For Spreading A Peaceful Balinese Culture


Balinese culture is unique and famous as its rich in art and has positive values especially tolerance, peaceful and respect of differences (Rwa Bhineda concept). Performing Balinese art such as dances and gamelan in all over the world including Europe is one example to spread those values. Made Agus Wardana, one of the Balinese Artist who lives in Belgium, has been doing his culture activities (Balinese dances and gamelan performances, training and workshop) in several places around Europe for about 20 years. Of course, these activities need a strong both morale and material supports to keep it sustainable. If you are a fans or have interested to Balinese Culture, don’t forget to give your support by following the program Click Here For Spreading A Peaceful Balinese Culture by clicking one of add/advertisement in Youtube videos of Ciaaattt ((video ciaaattt)) whenever and wherever you are. Thank you very much for your kindly support.



How does it work?
Visit youtube and search  the  Ciaaattt channel.  Click a video with a short Ads (advertisement) before the video begin (see Picture) . Click on the advertisement and wait until the loading the new tab has completed.


Indonesia

Kebudayaan Bali dikenal unik karena kaya akan seni serta nilai-nilai positif seperti toleransi, kedamaian dan menghormati perbedaan (konsep Rwa Bhineda). Mempertunjukan kesenian Bali berupa tarian dan gamelan ke berbagai tempat di belahan dunia termasuk Eropa adalah salah satu cara untuk menebar nilai-nilai positif tersebut. Made Agus Wardana, seorang seniman Bali yang tinggal di Belgia, telah melakukan aktivitas keseniannya di berbagai tempat di Eropa selama hampir 20 tahun terakhir dengan berbagai pertunjukan seni, pelatihan dan workshop. Untuk kesinambungan aktivitas memperkenalkan kesenian Bali di Eropa tentu saja membutuhkan dukungan moril dan materiil yang kuat. Jika anda adalah penggemar kebudayaan Bali, jangan lupa berikan dukungan anda melalui program Click Here For Spreading A Peaceful Balinese Culture dengan meng-KLIK iklan yang ada dalam salah satu Video youtube Chanel Ciaaattt (video ciaaattt) yang dapat diakses melalui internet kapanpun dan dimanapun anda berada. Terima kasih

Bagaimana caranya ?
Kunjungi youtube dan cari chanel Ciaaattt. Klik salah satu video Ciaaattt yang terdapat iklan pendek ketika clip video ditayangkan. Klik saja iklannya (seperti pada gambar) hingga keluar tab baru yang memuat iklan tersebut.





            



Jumat, 07 Agustus 2015

Ciaaattt...Perjalanan Menebar Seni di Belgia (Bagian 20 )


Tiga pertunjukan seni di Musim Semi

Musim semi tahun 1997 ini  diawali pada bulan  April hingga bulan Juni. Dalam bulan-bulan tersebut bunga-bunga mulai mekar, temperatur tidak terlalu dingin dan warga Belgia sudah mulai melepaskan jaket tebalnya setelah musim dingin lewat. Dengan temperatur ini, warga Belgia memanfaatkan waktu mereka dengan berolahraga, piknik di Taman kota yang asri. Ada pula, yang dengan setia menabur roti ke kerumunan angsa atau bebek yang bercengkrama liar di danau kecil pertanda sayangnya mereka kepada binatang.

Penjaga taman berseragam hijau secara teratur mengontrol taman. Penjaga taman tetap bertanggungjawab untuk menjaga kebersihan lingkungan dari tangan-tangan jahil yang menganggu ketentraman tumbuhan dan binatang di taman tersebut.

Secara tak sadar, saya terbangun dari lamunan tempat duduk taman yang dikelilingi  danau indah yang saya favoritkan. Taman ini bersebelahan dengan Kantor tempat saya bekerja. Taman ini disebut Taman Woluwe. Di Taman ini pula saya curhat sambil melepas persoalan yang saya hadapi setiap harinya. Kebosanan yang sering mengganggu pikiran  ingin pulang ke kampung halaman karena tidak biasa bekerja menjadi seniman kantoran yang selalu terbatas gerak lincahnya berkreasi karena harus tertib administrasi. Semua kebosanan yang mengganggu pikiran saya bungkus dalam sebuah folder pending yang merupakan tantangan hidup saya ini. 

Tiba-tiba saja, lamunan saya tertuju kepada tiga pertunjukan seni yang telah dilakukan yaitu di Sekolah Musik Konservatorium Brussel 28 April 1997 bertema Topeng & Gender Concert, Kegiatan seni budaya dan olahraga Perwakilan RI se-Eropa (K6) pada bulan 10 Mei 1997 dan yang paling unik adalah kehadiran Raja Belgia  Albert II dalam rangka Fete de la Musique di Park Royal Brussel pada bulan 25 Mei 1997.

Pada tanggal 28 April 1997, dipertunjukan kesenian Bali  dengan  menampilkan aneka topeng Bali diantaranya bondres, Topeng Tua, Penasar serta Rangda  yang diiringi dengan Gamelan Gong Kebyar. Penampilan gender wayang juga menjadi penghias pertunjukan seni sekaligus memperkenalkan instrument gender wayang yang baru pertama kalinya dilakukan di Belgia. Mahasiswa dan mahasiwi serta para guru musik sangat antusias menyaksikan pertunjukan tersebut.




Kemudian, pada tanggal 10 Mei 1997 perwakilan RI se eropa menyelenggarakan event olahraga persahabatan dan seni budaya. Kebetulan saya ikut olahraga bola volley dan menampilkan kolaborasi seni gamelan dengan Band. Kegiatan ini hanya bersifat pertemuan khusus antar perwakilan RI, dimana para olahragawan dan seniman hanya sebagai penggembira saja. Lumayan juga saya mendapatkan kesempatan  Jalan-jalan ke tengah kota London sambil berfoto di Tower Brigde, Big Bend Tower dan sudut kota london lainnya.



Lalu, pada tanggal 25 Mei 1997 adalah hari yang sangat bersejarah bagi saya. Pada hari itu grup gamelan KBRI Brussel ''Kembang Nusantara'' mengikuti pertunjukan seni dalam rangka Fete de La Musique yang dihadiri ribuan masyarakat Belgia termasuk Raja Belgia yang bertahta saat itu yaitu Raja Albert II. Disaat kita melakukan pertunjukan gamelan dan tari Bali, secara tidak terduga grup kita dihampiri oleh Raja Belgia. Dalam hitungan 10 menit, sang raja melihat pertunjukan Indonesia dan berhenti sejenak sambil berfoto dengan para penari kita. Situasi ini sangat krodit dimana puluhan wartawan, masyarakat Belgia juga ingin berdesakan dengan sang Raja. Dalam hitungan sekejap juga, suasana tempat pertunjukan kita menjadi membludak karena desakan penonton. Semua ingin berfoto dan bersalaman dengan Raja. Tim pengaman sang raja bekerja ektra keras menghalau penonton yang mendekat.  

Raja Belgia berkaca mata 
Saya sangat gembira di hari itu, penonton menjadi bertambah banyak di tempat pertunjukan kita. Tidak lupa pula, untuk menyambut kegembiraan itu, saya mengajak grup Afrika beradu diatas panggung memoles ritme yang ritmis dengan hentakan Djembe yang melengking. Saking asyiknya kita lupa bahwa waktu telah berjalan sangat cepat, dan saya  terusik dengan sebuah bau badan. Bon ape ne ? (bau apa ini ). Bau menyengat itu saya pikir dari kulit Djembe yang terbuat dari kulit kambing, ternyata tidak. Saya endus lagi hmmm, saya lirik sebelah saya. Dahsyat man. Parfum bio alami dari seorang manusia. Ternyata bau tersebut dari bau badan si pemain Djembe tersebut yang berkeringat membasahi panggung pertunjukan. 

Dengan mundur teratur sambil menghormati mereka sudah berkolaborasi ritmis dengan saya, saya mengucapkan Merci Beaucoup (Terimakasih Banyak) dan dalam hati kecil saya mengucapkan : eh, habis ini mandi ya, bau badanmu sangat menggiyurkan hati perempuan. hihihihihi.






Ketiga pertunjukan diatas, adalah hal yang sangat positif. Walaupun masih banyak kekurangannya terutama dari penampilan kita. Latihan kurang banyak dan lebih disiplin lagi waktu kedatangannya.  Kita jadikan saja sebuah pembelajaran. Bagaimana mungkin sebuah pertunjukan dapat sukses besar karena waktu latihan terbatas.  Tetapi saya puas dengan   apa yang telah kita lakukan bersama dalam kegiatan pertunjukan seni ini, terutama partisipasi kita di Park Royal dimana hadirnya sang Raja Belgia.

Promosi yang kita lakukan sangat bermanfaat untuk Indonesia. Eksistensi Budaya Indonesia menggeliat dihadapan publik Belgia. Gamelan kita sebagai khasanah budaya bangsa Indonesia mampu menjadi pusat perhatian Raja Belgia, walaupun sejenak tapi manfaatnya sangat luar biasa. Terakhir saya hanya bisa mengucapkan  Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pendukung kegiatan baik penari, penabuh, sopir dan tukang angkat, penyedia makanan atas segala bantuan nyata yang saya lihat ikut menyukseskan kegiatan berkesenian kita tersebut sehingga semangat saya dalam berkesenian dan berkarya semakin meningkat.

Bersambung :



Rabu, 05 Agustus 2015

Ciaaattt...Perjalanan Menebar Seni di Belgia (Bagian 19)


Bersurat dan bercinta yang mahal


     Pada tahun 1997 ini, sungguh diluar dugaan bahwa bercinta jarak jauh dimana belum adanya alat komunikasi praktis seperti webcam, skype, sms berdampak negatif terhadap uang gaji saya sebulan. Saya di belgia, pacar di Bali. Jarak jauh  bercinta bukanlah masalah utama, yang penting ada alat komunikasi, biaya dan waktu. Biaya inilah yang menjadi tantangan utama saya. Bekerja mencari uang atau  bekerja untuk cinta. Bingung ah !. Tapi mau gimana lagi, cinta itu sangat mempengaruhi perjalanan hidup ini. Surat cinta hampir setiap hari saya goreskan lewat tangan jahil ini. Kecup sayang saya obral murah, hanya ingin menyampaikan bahwa saya tetap sayang dan cinta terhadap pacar saya di Bali.

   Jika cinta menggebu lagi, saya akan nekat menggunakan telepon rumah direct (belgacom) yang ongkosnya menusuk ke ulu hati. Padahal cuman bilang, muaaaachhhh ! Sayang ! dan sebagainya. Namun kata itu obat mujarab pelepas gelisah.  Gelisah akan sirna. Perasaan gundah akan membaik menjadi rasa lega terlepas dari berbagai persoalan yang mengganggu. Semangatpun akan membara lagi. 

   Suatu ketika, disaat terjadinya kesalahpahaman dengan sang kekasih, biaya itu akan lebih mahal lagi. Contohnya yang gampang saja, saya berfoto dengan gadis Belgia yang cantik. Saya mengirimkan foto itu ke Bali. Kelihatan saya terlalu nempel dan mesra oleh sang pacar yang menyebabkan dia cemburu. Nah, terkadang mengklarifikasi masalah ini membutuhkan waktu yang lama. Surat cinta sudah dikirim via post, tapi belum juga menguraikan masalah. 

     Akhirnya karena takut masalah berlarut-larut karena masalah sepele, saya akan menelpon dengan telepon rumah yang super mahal itu. Semakin lama ngobrolnya  semakin mahal biayanya. Pernah juga saking rindu dan kangen yang tidak terkira saya menelpon berkali kali dalam satu bulan, kemudian berjam-jam. Tahu nggak apa yang terjadi ? Saya pernah bayar sekitar 3/4 dari gaji bulanan saya. Saya shock waktu itu dan berusaha mencari pembenaran sambil menghibur diri : uang kan bisa di cari, toh uang itu tidak dihambur-hamburkan seperti bermain judi. 

    Demi sebuah cinta, kita akan rela melakukan apa saja. Jangankan uang, jiwa dan ragapun akan menjadi taruhan. Sebagai seorang laki-laki yang sudah menetap setahun di Belgia, saya melakukan hal ini hanya ingin mempertahankan cinta itu agar berjalan dengan mulus. Tidak ingin menyakiti hati perempuan, selalu bersikap dan berpikir positif terhadap pacar saya di Bali. Pengorbanan itu sangat perlu, apalagi hanya berupa uang yang kita bisa cari dalam kesempatan lain. Dan yang paling utama adalah kita belajar menjadi seorang yang berperilaku baik, pengertian, bertanggung jawab ketika suatu saat nanti kita akan menjadi pendamping hidupnya.

    Para Pembaca yang setia, itu tadi secuil goresan proses percintaan yang barangkali dapat diambil makna positifnya. Ini dapat dijadikan pembelajaran diri khususnya anak-anak muda kita yang tidak boleh menyakiti perempuan, mesti menghargainya dan bertanggungjawab terhadapnya.   Saya yakin dengan kesabaran berkomunikasi secara baik, pengertian diantara keduanya akan menempatkan diri kita sebagai orang dewasa yang bijak dalam menghadapi kehidupan yang akan datang. Dan jangan lupa untuk membuat suasana berpacaran semakin mesra, obralah kata Muaachh agar hati si dia terusik ceria, terhanyut dalam dekapan dada kita sebagai laki-laki  romantisssss..lalu berkedip mata tiga kali. ting ...ting...ting   hehe.

Dibawah ini sebuah ucapan ulang tahun yang saya buat sendiri dan tulis sendiri karena memang seperti itu adanya : 

''and,.....
Janganlah menangis sendiri. 
Menangislah dalam dekapan dan pelukan Agusmu. 
Agus selalu sayang kamu.
 Agus selalu cinta kamu. 

Okey, Selamat Sayang
agusmu.



   Aaaahhhem ! Kiap ! Ngantuk.  Malam sudah larut, udara dingin musim semi terasa adem.  Saya memikirkan aktifitas aktifitas seni yang akan saya lakukan. Dalam beberapa bulan kedepan saya sedang mempersiapkan diri dalam berbagai pertunjukan seni di Sekolah Musik Konservatorium Brussel 28 April 1997 bertema Topeng & Gender Concert, persiapan menuju kota London dalam kegiatan seni budaya dan olahraga Perwakilan RI se-Eropa (K6) pada bulan 10 Mei 1997 dan yang paling unik adalah kehadiran Raja Albert dalam sebuah kegiatan akbar Fete de la Musique di Park Royal Brussel pada bulan 25 Mei 1997 dimana grup Gamelan KBRI Brussel ikut berpartisipasi dalam kegiatan tsb. 

Bersambung !

Cerita ini akan mengalir dengan baik, jika pembaca membaca dari awal ya :
bagian 1bagian 2  dstnya









       




      



Senin, 03 Agustus 2015

Ciaaattt...Perjalanan Menebar Seni di Belgia (bagian 18)

''Mencari Keunikan'' sekitar Grand Place, Brussel. 


3. La Maison Du Roi


     Tidak terasa waktu cepat berlalu. Berjalan menghabiskan waktu adalah sesuatu banget. Banyak hal positif yang kita bisa ambil dari setiap jengkal perjalanan . Saya melanjutkan perjalanan dengan target berikutnya adalah mencari keunikan La Maison du Roi. Memandang saja kearah gedung tua nan megah itu, terlintas pada pikiran kita adalah kagum. Kegum gedung tua yang unik ini pasti ada sesuatu menarik yang terjadi. Ingin tahu ? Mari kita telusuri.




    La Maison du Roi kalau diterjemahkan artinya Rumah Raja. Namun dalam sejarahnya Sang Raja tidak pernah tinggal disini. La Maison du Roi selalu berubah-ubah fungsinya, dari tempat orang berjualan Roti, Tempat terakhir Pangeran Egmont & Horn sebelum di hukum pancung pada tanggal 5 juni 1568, hingga saat ini menjadi museum kota Brussel. Sejak abad ke 13, bangunan ini adalah Rumah Kayu yang dimanfaatkan oleh warga keturunan Belanda (vlaams) menjadi rumah roti (Broodhuis), yaitu tempat berjualan roti yang berada di pusat kota dan sangat strategis menarik para warga setempat. Setiap pergantian kekuasaan tempat ini selalu menjadi incaran kepentingan penguasa. 

      Pada tahun 1405, bangunan yang sebelumnya berstruktur kayu dirubah dengan menggunakan Batu yang sangat megah.  Ketika Brussel diperintah oleh Duke Brabant tempat ini dijadikan kantor pajak yang disebut Ducal House (maison du Duc). Kemudian setelah perancis menguasai Belgia tempat berubah menjadi Maison du Roi. Selanjutnya antara tahun 1873-1895, bangunan ini dipercantik dengan arsitektur Gothic oleh Victor Jamaer sesuai rencana awalnya dimana terpasang  2 Patung  yang berkaitan dengan sejarah berdirinya gedung ini yaitu Mary of Burgundy dan Charles V. 

     Ingin mengetahui lebih jauh Gedung ini ? Mari kita melangkah lagi mencari keunikan didalamnya. Sebagai Museum kota Brussel, sudah pasti bayangan kita akan tertera banyak informasi tentang sejarah kota brussel. Nah dibawah ini saya sampaikan foto-fotonya yang saya jepret sesuka hati :