Jumat, 26 September 2014

Kiprah Perempuan Bali di Dublin, Irlandia


Aroma alami kopi dan teh semerbak harum menyelimuti ruangan Industrial Hall RDS (Royal Dublin Society), Dublin - Irlandia yang dikunjungi  5787 pengunjung (Sumber Dublin Festival Report). Para pecinta kopi berdesakan mengelilingi ''Barista'' (Peramu Kopi) yang sedang meracik kopi pilihan untuk disuguhkan secara gratis kepada para pengunjung. Aneka produk teh dari berbagai merk hingga racikan pribadi disajikan dengan cita rasa manis,  pahit mengundang lidah untuk menggoyangnya. Peserta pameran berlomba-lomba menyajikan yang terbaik untuk mempromosikan produk kopi dan teh mereka. Itulah gambaran antusias pengunjung dalam sebuah pameran kopi dan teh yaitu Dublin Coffee and Tea Festival  yang diselenggarakan  pada tanggal 12 - 14 September 2014 lalu.

Festival yang baru pertama kalinya diselenggarakan ini didedikasikan untuk merayakan tentang cara menanam kopi dan teh, cara pembuatan serta penyajiannya. Festival ini digelar oleh Specialty Coffee Association Europe (SCAE) dan Irish Food Service Suppliers (IFSA) yang diikuti puluhan pengusaha eropa, roasters, outlet, para distributor, produsen kopi dan teh, barista dan stand ''Indonesian Specialty Coffee'' didukung KBRI Brussel, Kementrian Perindustrian dan Pertanian, Pemda, Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) dan KBRI london.




Teh bermerk ''MADE''
Dalam kesempatan tersebut, dipojok ruangan Industrial Hall RDS (Royal Dublin Society) berdiri sederhana sebuah stand kecil berukuran 2m x3m dengan banner bertuliskan '' MADE Chai Tea''. Sebuah kemasan teh chai dibungkus cantik dengan warna orange, kehijauan dan kecoklatan. Jelas aroma rempah-rempah semerbak wangi membuat pengunjung berjubel mendesak ke stand tersebut yang ternyata dimiliki oleh Ni Made Roni, wanita Bali asal Ubud yang menetap di kota Dublin sejak tahun 2002. Dengan senyuman ramah dan santun Roni mempersilahkan pengunjung satu demi satu supaya mencicipi teh chai yang diraciknya sendiri. Rasanya enak dan segar.

Made chai tea

Ni Made Roni


''Made Chai tea'' merupakan sebuah perpaduan teh hitam (black tea)  yang diracik dengan aneka rempah-rempah seperti kayumanis, cengkeh, kapulaga hijau, jahe dll. Rempah-rempah tersebut diperoleh dari Indonesia dan India. Dengan motto ''Drink chai tea for better live'' Roni menawarkan dengan sangat detail seharga  3, 5 Euro - 6 Euro.  Harga yang terjangkau dengan khasiat mujarab menyebabkan pengunjung tiada henti menghampirinya. Dipilihnya merk ''Made'' karena keinginan Ni Made Roni  menunjukan identitas unik nama Bali tersebut dan tidak ingin kehilangan jati dirinya sebagai nak Bali. '' Betapa pentingnya kita mempertahankan Nama Bali ditengah sebagian orang Bali sendiri yang melupakannya. Hal ini sangat penting diingatkan khususnya kepada anak muda Bali bahwa menggunakan nama-nama Bali adalah upaya melestarikan kebudayaan Bali, '' tuturnya.

Kreatifitas kecil untuk berani bersaing
Partisipasi Roni dalam Dublin Coffee and Tea Festival tidak saja mempromosikan ''Made Chai tea'' kepada publik Dublin. Lebih dari itu, sesungguhnya teh buatannya sendiri mampu menjadi pesaing produk teh yang sudah populer di Irlandia. Setidaknya bahwa kreatifitas kecil dan keberanian menggapai bisnis teh ini dapat memberikan kontribusi positif kepada perkembangan teh produk asli Indonesia. Promosi produk melalui festival ini adalah sebuah ajang yang sangat penting untuk mendapat pengakuan dan bertaraf internasional. Dia berharap kegiatan festival ini dapat diikuti lagi ditahun 2015. Sementara  itu Roni aktif menawarkan produknya melalui kolega,  pasar rakyat dan juga melalui media sosial facebook Made Chai Tea serta website resminya yaitu http://www.madechaitea.com. 

Ni Made Roni


Dalam upaya memasarkan produk ''Made Chai tea'' Roni juga dibantu oleh dua orang semeton Bali yaitu Ni Wayan Tarpidi pemilik The Bali Touch Massage & Therapy dan Nengah Warsi. Keberadaan mereka bertiga di kota Dublin sangat membantu memperkenalkan Bali Indonesia melalui berbagai kegiatan sosial yang dilakukan. Ni Wayan Tarpidi asal Kintamani dengan semangat juang yang gigih mampu membangun klinik ''Massage & therapy''. Sedangkan Nengah Warsi asli Bangli  berusaha menjalin hubungan sosial dengan warga setempat dan aktif dalam kumpulan warga Bali yang menurut catatannya sekitar 30 orang Bali di Irlandia. Merekapun optimis  berkeinginan membentuk banjar atau perkumpulan warga Bali agar memudahkan mereka dalam bertemu kangen, berinteraksi sosial satu sama lain. 

dari kiri ke kanan : Bli Ciaaattt, Tarpidi, warsi, Roni




Kiprah perempuan Bali ini, ditengah persaingan memperoleh pekerjaan di negeri orang patut diacungi jempol. Kreatifitas, keberanian dan semangat juang tampak nyata dihati dan raut wajah mereka. Mereka tidak mau tergantung kepada para suami atau pasangannya. Mereka ingin berdiri dan berusaha mandiri di negeri orang. Beruntung sekali  sikap gotong royong dan toleransi ‘’menyame braya’’ masih tetap dipegang dijadikan pedoman keseharian. Bukanlah hal mudah bersaing di negeri Eropa, tetapi kalau tetap fokus, menekuni dengan  semangat juang serta bersyukur kepada Ida Sanghyang Widi Wasa/Tuhan YME, harapan untuk mewujudkan sebuah cita-cita niscaya akan terang berderang. Semoga !








Tidak ada komentar:

Posting Komentar