Rabu, 19 Maret 2025

REKONSTRUKSI GENGGONG QAKDANJUR PEGOK SESETAN


 

REKONSTRUKSI GENGGONG QAKDANJUR PEGOK SESETAN

 

Tercetus kreatifitas seni yang sederhana pada zamannya antara tahun 1930-an, seorang pemuda asli Pegok Sesetan yang bernama I Ketut Regen (Pekak Danjur) memikat hati para sahabatnya. Kreatifitas seni itu berupa permainan alat musik yang dinamakan  Genggong. Genggong terbuat dari bambu dengan ukuran panjang  18-20 cm dan lebar 1,5-2 cm memiliki bunyi yang khas dan unik.  Cara memainkannya dengan menempelkan genggong pada bibir, sambil menggetarkan melalui tarikan tali (tekhnik ngedet)  serta menggunakan  metode resonansi tenggorokan untuk menghasilkan nada.

 

Dalam upaya menjaga eksistensi kesenian Genggong ini, I Ketut Regen terus berupaya membentuk komunitas seni genggong yang terdiri dari 4 - 8 orang. Pembentukan komunitas Genggong ini bertujuan menghibur diri melepaskan kepenatan setelah bekerja sebagai petani. Disamping itu pula, pertemuan Komunitas Genggong ini menjadi ajang bersosialisasi, bertemu sapa hingga menjalin tali kasih dan cinta.

 

Namun demikian, seiring berkembangnya zaman yang sangat dinamis dan pengaruh budaya asing, Komunitas Genggong Pegok ini secara pelan-pelan redup menghilang selama puluhan tahun. Ditambah lagi dengan minat anak muda untuk mempelajari khasanah budaya sendiri mulai dilupakan.  Melihat fakta dan kondisi tersebut, sangatlah pantas kita memberi perhatian istimewa dan inilah yang menjadi latar belakang dilakukannya "Rekontruksi Genggong yang sebut dengan Genggong Qakdanjur (Pekak Danjur)




 

Materi Seni dalam rangka Pesta Kesenian Bali 2019

 

Materi seni yang akan ditampilkan terbagi menjadi 3 bagian :

 

i)      Rekonstruksi Gending Genggong Kuno, menampilkan kembali gending asli. (Capung Gantung, Pusuh Kadut, Bungkak Sari, Dongkang menek biu, Kidange Nongklang Crucuke Punyah, Langsing Tuban)

ii)     Rekoneksi mengkaitkan kembali dengan instrumen Geguntangan  berupa Suling, Kendang, Cengceng dan lain-lain untuk menawarkan nuansa lebih bervariasi. (Kedis Ngindang, Paris 2015)

iii) Re-Inovasi, mencuatkan sebuah Fragmentari Komedi "Ampuang Angin" yang diiringi dengan Genggong dan Gamut (Gamelan Mulut) Fragmentari Komedi ini mengisahkan sebuah cerita perjalanan budaya 4 orang bersaudara yang bernama Iciaaattt, Iciuuuttt, Icueeettt dan Nicuiiittt menuju negeri seberang (Gumin Anake). Perjalanan budaya ini membawa misi menebarkan kesenian Hindu Bali ke seluruh Eropa sekaligus  berintegrasi dengan  budaya setempat. Fragmentari Komedi ini memakai "Marionette" (Human Puppet, 2 penari menjadi satu karakter) yang menampilkan gerak-gerak tari Bali humoris dan bersifat menghibur. Disamping itu pula, alunan inovasi  terbaru yaitu Gamut (Gamelan Mulut) yang diciptakan oleh Bli Ciaaattt di kota Brussel Belgia tahun 2009.

 

Sekehe Genggong Qakdanjur terbentuk secara resmi pada tgl 10 Pebruari 2019 yang terdiri dari 18 penabuh dan 8 Penari dengan  pembina tabuh dan tari adalah Bli Ciaaattt

 

 

Urutan Gending Genggong Qakdanjur  Pegok Sesetan

Dalam Rangka Pesta Kesenian Bali ke-41 - 2019

 

1. Capung Gantung

2. Langsing Tuban

3. Pusuh Kadut

4. Kedis Ngindang (Gerong, Suling Cenik, Paris 2015)

5. Genggong  Gen !  "Dongkak Menek Biu" (Hanya Genggong)

6. Bungkak Sari

7. Kidange Nongklang Crukcuke Punyah

8. Fragmentari Komedi "Ampuang Angin" (Gamut, Gamelan 

    Mulut)

 

Kedis Ngindang

 

Kedis Ngindang Metinggah Jejeg Ai

Ngalih Balang Ngabe Lidi

Kanti Nyidang Metingkah Kemu Mai

Ngalih Liang Anggon Pedidi

 

            Ulian Bani Misi Demen Tur Juari

            Aruh Aruh Aruh

            Gending Niki Anggen Megonjakan

 

(@Ciaaattt, Paris 2015)

 

Fragmentari Komedi

"Ampuang Angin"

 

Caritayang Mangkin Ring Gumine

Kawentenan Nyame Bali, sane Mewaste

ICiaaattt, ICiuuuttt, ICueeettt, NiCuiiittt Ha.ha.ha. Bruuuttt !

 

            Clebingkah Beten Biu Belahan Pane Belahan Paso

            Gumi linggah ajak liu, Ade kene ade Keto

           

            Jukut Klentang mewadah pane,

            jukut kacang mewadah kranjang,

            Tekekang je bayune, Apang liang jak mekejang

 

            Don Gedang Meejohan, Don ubi Mepaekan

            Ingetang peplajahan, Anggon titi mani puan

 

@Ciaaattt Pegok, 2019

 

           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar