Jumat, 02 Agustus 2024

Ciaaattt...Kembali ke Pairi Daiza sambil Gamut Europe Tour 2023 bag. 15

 

Gamut Gamelan Mulut hadir dalam Event musim Panas Estivales di Taman Pairi Daiza  11 -12 Agustus 2024

Hari ini Jumat, 11 Agustus 2023 saya mengenang memori aneka perjalanan budaya saya di Pairi Daiza. Taman yang saya kenal sejak tahun 2004, kemudian didirikan dan diresmikan Pura Agung Shanti Bhuwana tgl 18 Mei 2009. Awalnya bernama Paradisio kemudian saat berdiri Pura berubah nama menjadi Pairi Daiza. Bagi saya taman ini sangat Memorable, karena disini saya bisa merangkum keindahan dan puncak berkesenian spektakuler dan ekstraordiner.

Berkat mukjijat yang adi luhung saya kembali melakukan pertunjukan kesenian di Pairi Daiza ini yaitu Estivales sebuah event tahunan yang dihadiri oleh berbagai seniman berbeda dan menjadi kegiatan budaya yang dihadiri pengunjung ribuan orang. Ini promosi gratis untuk Bali dan Indonesia tercinta. Mantap Bukan ?



dalam Estivales ini saya menawarkan kesenian baru yang sebut GAMUT atau Gamelan Mulut. Tokoh Man Kenyung sangat menggoda secara interaktif demi menarik dan menyentuh secara langsung hati warga Eropa. Mereka nampaknya sangat menikmati hiburan yang saya kemas dengan menggunakan loopstation sebagai penyatuan seni karawitan Bali dengan era tekhnologi yang berkembang sangat masif.




Tidak mudah juga mengjak mereka untuk menari bersama, karena ada pemalu dan juga kurang nyaman. Namun demikian, ketika saya diatas panggung saya memulainya dengan mencari penonton yang memang sangat concern dengan pertunjukan. Saya dekati dengan senyuman topeng man Kenyung kemudian saya tarik, saya pegang tangannya. Kalau cantik, kadang bikin merinding, kalau biasa saja ya sudahlah, kita tidak membedakan yang cantik dan yang biasa, pokoknya saya harus geruskan ( gasssss).



Dalam pertunjukan Gamelan Mulut atau Gamut saya menjelaskan kepada publik dengan bahasa Perancis dan Inggris agar mereka mengetahui Tour saya ini. Ketika kita menggunakan bahasa mereka dalam aksi pertunjukan, suasana pertunjukan  sangat dengan mudah  dapat kita kuasai. Mereka akan mendengarkan, memperhatikan dan apresiatif yang membuat kita sebagai seniman menjadi bersemangat. Makanya kita harus belajar bahasa setempat entah itu Perancis Belanda dan sebagainya. Ini sangat penting untuk berkomunikasi dan menjelaskan hal yang kurang diketahui oleh penonton itu sendiri. 

Setelah melakukan pertunjukan Gamut, saya bersama grup gamelan Bali Saling Asah mulai melantunkan gamelan Bali dengan berbagai aneka seni tari. Saling Asah adalah grup kesenian Bali yang terlah berdiri sejak 1998 yang mendirikan adalah Zachar, Gabriel Laufer dan saya sendiri. Maka dari itu Kesenian ini akan tetap bergema di Belgia terutama di Pura Agung santi Bhuwana ini yang menjadi pusat kesenian Bali di Eropa.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar