Kamis, 04 Desember 2014

"Hola, bon dia : Gamelan Bali di Barcelona"

"Hola, bon dia : Gamelan Bali di Barcelona"

Hola, bon dia ! sapaan ramah warga Katalan, Barcelona menyambut para turis asing yang kebetulan mengunjungi kota Barcelona. Kota yang anggun terletak di wilayah otonom Katalonia, Spanyol.  Guyuran  hujan deras sepanjang hari mengagetkan turis. Cuaca yang biasanya berlangit biru cerah, tiba tiba berubah menjadi gelap gulita. Tentunya turis kecewa dengan cuaca Barcelona yang tidak lazim ini. Tapi di balik kekecewaan itu, sebuah taman bersebelahan dengan Museu de la Música, Barcelona berjejer burung - burung parkit hijau bergelayut manja ditangkai pohon palmera. Sambil berkicau bagaikan alunan melodi musik menyambut sumringah suasana tersebut. 
Disebuah ruangan Museu de la Música, terdengar sayup-sayup suara gamelan Bali yang dimainkan oleh 18 orang penabuh. Mereka berasal dari berbagai negara di Eropa seperti Spanyol, Irlandia, Italia, Perancis, Panama, Jepang dan Rumania.   Selama 3 hari dari tanggal 29 November - 1 Desember 2014 dengan waktu total 20 jam, mereka dengan serius mempraktekan tekhnik gamelan Bali seperti ngotek, norot, nyogcag dan ngempat. Tekhnik ini diberikan sebagai dasar-dasar kuat untuk meningkatkan kemampuan bermain gamelan Bali yang dilatih oleh  Made Agus Wardana seniman Bali yang berdomisili di Belgia. Beberapa gending-gending Bali yang dipelajari diantaranya gilak baris, hujan mas, tabuh telu sekar gadung serta kreasi baru Kégibi ciptaan Made Agus Wardana tahun 1999 di Brussel Belgia.


‘’Saya gembira dan bangga mengikuti kegiatan workshop Gamelan Bali kali ini, walaupun singkat tetapi berjalan dengan lancar dan sukses ‘’, ujar Jordi Casadevall (37 tahun), warga Katalan, Barcelona. Jordi sebagai pimpinan grup memberikan nama grup ini dengan sebutan  Gamelan Penempaan Guntur didirikan pada bulan September 2013. Gamelan Penempaan Guntur adalah grup gamelan Bali yang pertama kali terbentuk di Spanyol. Berkat kegigihan dan perjuangan Jordi Casadevall, Barcelona kini memiliki gamelan Bali terlengkap yang disponsori oleh  Museu de la Música Barcelona. Sebagai salah satu museum prestisius, museum ini memiliki koleksi instrumen yang sangat beragam terbagi dalam 3 kategori ;  warisan budaya, arsip instrument dan sejarah bunyi/suara.


Koleksi-koleksi instrument tersebut berasal dari benua Eropa, Asia, Afrika dan Amerika. Instrumen musik asal Indonesia juga menjadi daya tarik tersendiri misalnya angklung Jawa Barat serta gamelan Bali.  Gamelan Bali merupakan instrumen terbaru yang didatangkan langsung dari Bali pada bulan Juli 2013. Gamelan ini sangat lengkap terdiri dari 42 instrument diantaranya 2 gender rambat,  4 pemade, 4 kantilan, 1 ugal, 5 kendang, 2 penyacah, 2 calung/jublag, 2 jegogan, 1 kajar, 1 cengceng, 3 suling, 1 terompong, 1 reyong, 2 gong, 1 kempur, 1 kemong, 1 bebende, 6 pasang cengceng kopyak, 1 rebab, dan 1 gentorag.
 Dipilihnya gamelan Bali karena faktor keunikan, kerumitan terutama kaya terhadap tekhnik pukulan yang memiliki kekhasan ngumbang ngisep (keras-lirih). Adanya kandungan improvisasi, energi, tempo variatif, dinamika  dalam struktur musiknya menjadi tantangan unik bagi para pecinta gamelan. Tidak itu saja, gamelan Bali juga memiliki nilai kolektivitas untuk membangun kebersamaan berorganisasi, toleransi, empati serta humanis.
Menurut Made Agus Wardana, sebagai orang Indonesia, kita semestinya bangga dengan kebudayaan Bali yang menjadi bagian daripada kebudayaan nasional, dijadikan media pendidikan oleh warga Eropa.  Mereka sangat giat, fokus dan gigih berlatih gamelan. Sesuatu yang mungkin tidak pernah diketahui oleh kita bahwa budaya kita semakin hari akan semakin kuat eksistensinya di luar negeri. Institusi pemerintah setempat seperti museum musik, universitas dan sekolah tinggi seni, sanggar, yayasan berlomba-lomba membuat program workshop, debat, penelitian, pertunjukan seni, konser bahkan kurikulum budaya Bali di sekolah-sekolah. Ini merupakan sinyal positif bahwa perkembangan kebudayaan Bali telah menembus masyarakat lokal dari usia dini hingga dewasa.


Kita perlu menyimak dengan apa yang telah dilakukan oleh grup Gamelan Penempaan Guntur. Sungguh merupakan bukti nyata mereka berpartisipasi menjaga kelestarian kebudayaan nusantara. Tidak saja bermain gamelan, tetapi lebih dari itu. Mereka mencintai Indonesia. Inilah sebuah tantangan kita sebagai warga Indonesia. Kita tidak boleh kalah dengan mereka. Justru sebaliknya kita yang harus lebih kuat dan lebih sayang kepada budaya kita sendiri. Anak anak kita harus diajarkan bermain gamelan. Walaupun dirantauan kita juga mesti bermain gamelan. Janganlah menunggu lagi. Mari kita bermain gamelan dimanapun berada dan sekarang juga. Gong !

dimuat di Metrobali dan Balipost.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar