Senin, 29 Desember 2014

''Laurent Gerbaud Chocolatier'' dengan rasa Indonesia


Belgia negeri mungil ditengah Eropa adalah salah satu negara penghasil cokelat terbaik di dunia. Cokelat Belgia sangat populer berkat kualitas dengan cita rasa murni. Biji kakao pilihan, ahli dalam pengolahan/expert processing, tradisi cokelat berabad-abad dan mengadopsi tekhnologi baru merupakan faktor kunci dalam penemuan cita rasa murni tersebut. Produk cokelat terkenal yang sering menjadi perbincangan umum adalah Praline, sebuah cokelat berbagai bentuk yang diisi adonan lunak di dalamnya. Praline, pertama kali diperkenalkan di Brussel pada tahun 1912 oleh Jean Neuhaus II, dan cokelat Neuhaus menjadi populer di seluruh dunia hingga sekarang.
Kehadiran produk dengan design cantik nan elegan terbungkus dalam kemasan model "balottin", Neuhaus memperkaya perdagangan coklat exclusif yang laris manis diserbu penggemar cokelat. Kegigihan dan kreatifitas para master chocolatier /pembuat cokelat dalam meramu produknya menjadikan Belgia sebagai pusat perhatian dunia. Dengan demikian munculah berbagai produk buatan-buatan Belgia lainnya seperti Godiva, Barry Callebaut, Leonidas, Guylian, Jean Galler, Marcoloni dan pendatang baru Laurent Gerbaud Chocolatier.
Laurent Gerbaud adalah generasi baru pembuat cokelat Belgia. Karena kecintaannya terhadap cokelat berlebihan, dia mengabaikan keinginannya menjadi ahli sejarah yang dia tempuh selama di Universitas Libre de Bruxelles. Sebagai gantinya dia mengambil kursus membuat cokelat di kampus CERIA Brussel. Suatu ketika, Laurent bertekad mengunjungi Cina mencari rempah-rempah atau buah eksotis untuk dipadukan dengan produk cokelatnya. Beberapa diantaranya antara lain kumquat (jeruk kecil), jahe, jeruk nipis, lada dan lain-lain. Ketekunan dan kesabarannya memfokuskan diri di bidang cokelat membuahkan hasil.


Bapak Arief Havas Oegroseno dan Laurent Gerbaud


Pada tahun 2009, Laurent Gerbaud membuka kedai cokelat dan coffee  &  tea room bersebelahan dengan gedung kesenian prestisius kerajaan Belgia yaitu BOZAR. Tempat yang strategis menjadi incaran unik para turis dan penggemar cokelat kelas dunia. Kedai tersebut dinamakan Laurent Gerbaud Chocolatier yang luasnya 250 m2 di Rue Ravenstein 2, 1000 Brussels. Semua produk asli Laurent Gerbaud dipamerkan dan diperjual belikan dengan harga terjangkau. Salah satu rasa khas asli yaitu mixture cokelat dengan buah kering, tanpa gula terasa adem di lidah. Disamping lezat, sehat pula. Begitu juga dengan suguhan secangkir cokelat panas yang berharga 3,50 euro rasa dan aroma cokelat terasa dominan memberi kenikmatan tersendiri. Para turispun menyebutkan dengan : rich, aromatic and delicious !




Taste of Indonesia
Atas kerjasama KBRI Brussel dengan Laurent Gerbaud Chocolatier, pada tgl 16 - 22 Desember 2014 diselenggarakan pameran produk makanan dan minuman Indonesia dengan tema taste of Indonesia.  Festival ini mempromosikan  Indonesian specialty coffee seperti kopi gayo, ijen raung, java preanger, kintamani, toraja, flores dan Sumatran mandheling, Disamping itu, diperkenalkan pula rempah-rempah asli Indonesia yang dipadukan dengan cokelat diantaranya pala, lada putih dan hitam, kapulaga putih dan hijau.  Kemudian cokelat yang berasal dari kakao Indonesia dihidangkan dengan rasa Indonesia diantaranya cokelat rasa santan (ganache ala crème de noix de coco),  rasa tamarin/asam, rasa lada, rasa gula jawa dan rasa kapulaga. Tidak ketinggalan pula sajian minuman hot chocolate yang  sangat segar dihidangkan di musim dingin yang tengah  berlangsung di Eropa ini.
Hadir dalam pembukaan kegiatan ini diantaranya Duta Besar Arif Havas Oegroseno,.  para pengusaha, institusi, asosiasi cokelat dan kopi Belgia seperti Caobisco, Toya Food Europe, Unispices Wazaran, Puratos, Awex, Beyers Koffie, Mondelez International, Daarhounwer & Company, Cinguer Trading, Ardemac Halal Club,   Atase Perdagangan, Atase Pertanian, Atase Perindustrian dan para pejabat KBRI Brussel lainya.












’’Mencuri hati’’ konsumen Belgia
Indonesia adalah penghasil kakao terbesar ketiga didunia setelah negara Pantai Gading dan Ghana. Kakao adalah sektor yang sangat  potensial dikembangkan karena merupakan bahan dasar produk makanan dan minuman yang sangat digemari di seluruh dunia. Pada tahun 2012, produktivitas kakao penyumbang devisa negara sebesar 1,053 milyar (sumber press release kemenperin.go.id). Harapan kita bahwa produktivitas kakao Indonesia dari tahun ke tahun agar  ditingkatkan lagi.. Kalau memungkinkan, kita menjadi penghasil kakao terbesar kedua atau bahkan nomor satu didunia. Semua itu butuh ekspansi dan upaya jitu. Upaya-upaya promosi yang dilakukan oleh KBRI Brussel dengan menyelenggarakan festival taste of Indonesia adalah salah satu diantaranya. Berkerjasama menggandeng cokelat Belgia Laurent Gerbaud Chocolatier yang sedang popular saat ini adalah bidikan pas. Warga Belgia akan secara langsung mengetahui kakao asal Indonesia yang berkualitas tinggi. Dapat dikatakan juga, kegiatan ini bermanfaat membantu industri cokelat Belgia dalam melakukan diversifikasi produk cokelat dengan campuran produk rempah-rempah asli Indonesia.
‘’Saya percaya Indonesia memiliki rempah-rempah dan kakao yang berkualitas, ‘’ ujar Laurent Gerbaud. Walau saya selama ini menggunakan kakao asal Madagaskar, Ekuador dan Peru, saat ini hati saya tercuri dengan Indonesia. Dia berharap akan segera mengunjungi Indonesia, ujar Laurent.

Penggemar cokelat bersama laurent gerbaud

Alamat :
Laurent Gerbaud Chocolatier sprl
2 D rue Ravenstein
1000 Bruxelles
T : 0032 (0) 2  511 16 02
F : 0032 (0) 2  511 57 02



Kamis, 11 Desember 2014

Ciaaattt...Perjalanan Menebar Seni di Belgia (bagian 17)

''Mencari Keunikan'' sekitar Grand Place, Brussel. 


2. Town Hall/Stadhuis/Hotel de Ville (Balai Kota)
            
       Setelah melepas dahaga dan mencicipi snack ringan di Cafe Le Roy d'Espagne, salah satu tujuan saya berikutnya adalah melihat dari dekat bangunan keren di depan saya yang bernama Stadhuis  (Bahasa Belanda) atau Hotel de ville (Bahasa Perancis ). Gedung ini adalah Balai Kota Brussel dengan arsitektur Gothic. Dalam pendiriannya gedung ini terbagi menjadi 3 bagian. Bagian pertama, sisi kiri dibangun oleh arsitek Jacques Van Thienen pada tahun 1402. Bagian kedua , sisi kanan dibangun oleh unknown architec pada tahun 1444. Bagian ketiga, Belfry/tower dengan tinggi 90 m didbangun oleh Jean Van Ruysbroeck.  Menurut buku Brussels and its beauties di atas tower ini terdapat patung malaikat Saint Michael sedang mencekik dragon sebagai simbol yang jahat.

        D teras depan lantai bawah terdapat 17 lengkungan/arch yang menopang beban gedung sehingga menjadi lebih anggun. Lantai pertama dan kedua berjejer patung  icon-icon religius. Dibawah tower, terbuka pintu besar melengkung dengan typanum/salah satu bentuk geometri yang diisi hiasan patung patung dekorasi. beberapa diantaranya mewakili simbul keadilan, kedamaian, hukum, kehati-hatian/prudence kesederhanaan/moderation dan kekuatan.

Hotel de Ville


       Ketika saya berdiri memandang detail pintu gerbang, saya terusik dengan sebuah keanehan. Pintu gerbangnya kok tidak simetris. hmmmm...ada kesalahan nih. Saya pernah nguping bahwa salah satu arsiteknya bunuh diri gara gara ketidakberesan ini. Lucunya ''kesalahan'' ini menjadi sebuh keunikan Grandplace sepanjang masa.


            Oh ya, dibawah ini saya lampirkan beberapa foto Hotel de Ville yang lain, dari jauh dan dari dekat.













             Gimana para pembaca ? unik bukan. samapi bertemu lagi ya. nanti kita sambung lagi.



Kamis, 04 Desember 2014

"Hola, bon dia : Gamelan Bali di Barcelona"

"Hola, bon dia : Gamelan Bali di Barcelona"

Hola, bon dia ! sapaan ramah warga Katalan, Barcelona menyambut para turis asing yang kebetulan mengunjungi kota Barcelona. Kota yang anggun terletak di wilayah otonom Katalonia, Spanyol.  Guyuran  hujan deras sepanjang hari mengagetkan turis. Cuaca yang biasanya berlangit biru cerah, tiba tiba berubah menjadi gelap gulita. Tentunya turis kecewa dengan cuaca Barcelona yang tidak lazim ini. Tapi di balik kekecewaan itu, sebuah taman bersebelahan dengan Museu de la Música, Barcelona berjejer burung - burung parkit hijau bergelayut manja ditangkai pohon palmera. Sambil berkicau bagaikan alunan melodi musik menyambut sumringah suasana tersebut. 
Disebuah ruangan Museu de la Música, terdengar sayup-sayup suara gamelan Bali yang dimainkan oleh 18 orang penabuh. Mereka berasal dari berbagai negara di Eropa seperti Spanyol, Irlandia, Italia, Perancis, Panama, Jepang dan Rumania.   Selama 3 hari dari tanggal 29 November - 1 Desember 2014 dengan waktu total 20 jam, mereka dengan serius mempraktekan tekhnik gamelan Bali seperti ngotek, norot, nyogcag dan ngempat. Tekhnik ini diberikan sebagai dasar-dasar kuat untuk meningkatkan kemampuan bermain gamelan Bali yang dilatih oleh  Made Agus Wardana seniman Bali yang berdomisili di Belgia. Beberapa gending-gending Bali yang dipelajari diantaranya gilak baris, hujan mas, tabuh telu sekar gadung serta kreasi baru Kégibi ciptaan Made Agus Wardana tahun 1999 di Brussel Belgia.


‘’Saya gembira dan bangga mengikuti kegiatan workshop Gamelan Bali kali ini, walaupun singkat tetapi berjalan dengan lancar dan sukses ‘’, ujar Jordi Casadevall (37 tahun), warga Katalan, Barcelona. Jordi sebagai pimpinan grup memberikan nama grup ini dengan sebutan  Gamelan Penempaan Guntur didirikan pada bulan September 2013. Gamelan Penempaan Guntur adalah grup gamelan Bali yang pertama kali terbentuk di Spanyol. Berkat kegigihan dan perjuangan Jordi Casadevall, Barcelona kini memiliki gamelan Bali terlengkap yang disponsori oleh  Museu de la Música Barcelona. Sebagai salah satu museum prestisius, museum ini memiliki koleksi instrumen yang sangat beragam terbagi dalam 3 kategori ;  warisan budaya, arsip instrument dan sejarah bunyi/suara.


Koleksi-koleksi instrument tersebut berasal dari benua Eropa, Asia, Afrika dan Amerika. Instrumen musik asal Indonesia juga menjadi daya tarik tersendiri misalnya angklung Jawa Barat serta gamelan Bali.  Gamelan Bali merupakan instrumen terbaru yang didatangkan langsung dari Bali pada bulan Juli 2013. Gamelan ini sangat lengkap terdiri dari 42 instrument diantaranya 2 gender rambat,  4 pemade, 4 kantilan, 1 ugal, 5 kendang, 2 penyacah, 2 calung/jublag, 2 jegogan, 1 kajar, 1 cengceng, 3 suling, 1 terompong, 1 reyong, 2 gong, 1 kempur, 1 kemong, 1 bebende, 6 pasang cengceng kopyak, 1 rebab, dan 1 gentorag.
 Dipilihnya gamelan Bali karena faktor keunikan, kerumitan terutama kaya terhadap tekhnik pukulan yang memiliki kekhasan ngumbang ngisep (keras-lirih). Adanya kandungan improvisasi, energi, tempo variatif, dinamika  dalam struktur musiknya menjadi tantangan unik bagi para pecinta gamelan. Tidak itu saja, gamelan Bali juga memiliki nilai kolektivitas untuk membangun kebersamaan berorganisasi, toleransi, empati serta humanis.
Menurut Made Agus Wardana, sebagai orang Indonesia, kita semestinya bangga dengan kebudayaan Bali yang menjadi bagian daripada kebudayaan nasional, dijadikan media pendidikan oleh warga Eropa.  Mereka sangat giat, fokus dan gigih berlatih gamelan. Sesuatu yang mungkin tidak pernah diketahui oleh kita bahwa budaya kita semakin hari akan semakin kuat eksistensinya di luar negeri. Institusi pemerintah setempat seperti museum musik, universitas dan sekolah tinggi seni, sanggar, yayasan berlomba-lomba membuat program workshop, debat, penelitian, pertunjukan seni, konser bahkan kurikulum budaya Bali di sekolah-sekolah. Ini merupakan sinyal positif bahwa perkembangan kebudayaan Bali telah menembus masyarakat lokal dari usia dini hingga dewasa.


Kita perlu menyimak dengan apa yang telah dilakukan oleh grup Gamelan Penempaan Guntur. Sungguh merupakan bukti nyata mereka berpartisipasi menjaga kelestarian kebudayaan nusantara. Tidak saja bermain gamelan, tetapi lebih dari itu. Mereka mencintai Indonesia. Inilah sebuah tantangan kita sebagai warga Indonesia. Kita tidak boleh kalah dengan mereka. Justru sebaliknya kita yang harus lebih kuat dan lebih sayang kepada budaya kita sendiri. Anak anak kita harus diajarkan bermain gamelan. Walaupun dirantauan kita juga mesti bermain gamelan. Janganlah menunggu lagi. Mari kita bermain gamelan dimanapun berada dan sekarang juga. Gong !

dimuat di Metrobali dan Balipost.