Aroma
alami kopi dan teh semerbak harum menyelimuti ruangan Industrial Hall RDS
(Royal Dublin Society), Dublin - Irlandia yang dikunjungi 5787 pengunjung
(Sumber Dublin Festival Report). Para pecinta kopi berdesakan mengelilingi
''Barista'' (Peramu Kopi) yang sedang meracik kopi pilihan untuk
disuguhkan secara gratis kepada para pengunjung. Aneka produk teh dari berbagai
merk hingga racikan pribadi disajikan dengan cita rasa manis, pahit mengundang lidah untuk menggoyangnya.
Peserta pameran berlomba-lomba menyajikan yang terbaik untuk mempromosikan
produk kopi dan teh mereka. Itulah gambaran antusias pengunjung dalam sebuah pameran
kopi dan teh yaitu Dublin Coffee and Tea
Festival yang diselenggarakan pada tanggal 12 - 14 September
2014 lalu.
Festival
yang baru pertama kalinya diselenggarakan ini didedikasikan untuk merayakan
tentang cara menanam kopi dan teh, cara pembuatan serta penyajiannya. Festival
ini digelar oleh Specialty Coffee Association Europe (SCAE) dan Irish Food
Service Suppliers (IFSA) yang diikuti puluhan pengusaha eropa, roasters,
outlet, para distributor, produsen kopi dan teh, barista dan stand ''Indonesian
Specialty Coffee'' didukung KBRI Brussel, Kementrian Perindustrian dan
Pertanian, Pemda, Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) dan KBRI
london.
Teh bermerk ''MADE''
Dalam
kesempatan tersebut, dipojok ruangan Industrial Hall RDS (Royal Dublin Society)
berdiri sederhana sebuah stand kecil berukuran 2m x3m dengan banner bertuliskan
'' MADE Chai Tea''. Sebuah kemasan teh chai dibungkus cantik dengan warna orange,
kehijauan dan kecoklatan. Jelas aroma rempah-rempah semerbak wangi membuat
pengunjung berjubel mendesak ke stand tersebut yang ternyata dimiliki oleh Ni
Made Roni, wanita Bali asal Ubud yang menetap di kota Dublin sejak tahun 2002.
Dengan senyuman ramah dan santun Roni mempersilahkan pengunjung satu demi satu
supaya mencicipi teh chai yang diraciknya sendiri. Rasanya enak dan segar.
Made chai tea |
Ni Made Roni |
''Made
Chai tea'' merupakan sebuah perpaduan teh hitam (black tea) yang diracik
dengan aneka rempah-rempah seperti kayumanis, cengkeh, kapulaga hijau, jahe
dll. Rempah-rempah tersebut diperoleh dari Indonesia dan India. Dengan
motto ''Drink chai tea for better live'' Roni menawarkan dengan sangat detail
seharga 3, 5 Euro - 6 Euro. Harga yang terjangkau dengan khasiat
mujarab menyebabkan pengunjung tiada henti menghampirinya. Dipilihnya merk
''Made'' karena keinginan Ni Made Roni menunjukan identitas unik nama
Bali tersebut dan tidak ingin kehilangan jati dirinya sebagai nak Bali. ''
Betapa pentingnya kita mempertahankan Nama Bali ditengah sebagian orang Bali
sendiri yang melupakannya. Hal ini sangat penting diingatkan khususnya kepada anak
muda Bali bahwa menggunakan nama-nama Bali adalah upaya melestarikan kebudayaan
Bali, '' tuturnya.
Kreatifitas kecil untuk berani bersaing
Partisipasi
Roni dalam Dublin Coffee and Tea Festival tidak saja
mempromosikan ''Made Chai tea'' kepada publik Dublin. Lebih dari itu,
sesungguhnya teh buatannya sendiri mampu menjadi pesaing produk teh yang sudah
populer di Irlandia. Setidaknya bahwa kreatifitas kecil dan keberanian
menggapai bisnis teh ini dapat memberikan kontribusi positif kepada perkembangan
teh produk asli Indonesia. Promosi produk melalui festival ini adalah sebuah
ajang yang sangat penting untuk mendapat pengakuan dan bertaraf internasional. Dia
berharap kegiatan festival ini dapat diikuti lagi ditahun 2015. Sementara itu Roni aktif menawarkan produknya melalui
kolega, pasar rakyat dan juga melalui
media sosial facebook Made Chai Tea serta
website resminya yaitu http://www.madechaitea.com.
Ni Made Roni |
Dalam
upaya memasarkan produk ''Made Chai tea'' Roni juga dibantu oleh dua orang
semeton Bali yaitu Ni Wayan Tarpidi pemilik The
Bali Touch Massage & Therapy dan Nengah Warsi. Keberadaan mereka
bertiga di kota Dublin sangat membantu memperkenalkan Bali Indonesia melalui
berbagai kegiatan sosial yang dilakukan. Ni Wayan Tarpidi asal Kintamani dengan
semangat juang yang gigih mampu membangun klinik ''Massage & therapy''.
Sedangkan Nengah Warsi asli Bangli berusaha menjalin hubungan sosial
dengan warga setempat dan aktif dalam kumpulan warga Bali yang menurut catatannya
sekitar 30 orang Bali di Irlandia. Merekapun optimis berkeinginan membentuk banjar atau perkumpulan warga Bali agar memudahkan mereka dalam
bertemu kangen, berinteraksi sosial satu sama lain.
dari kiri ke kanan : Bli Ciaaattt, Tarpidi, warsi, Roni |
Kiprah
perempuan Bali ini, ditengah persaingan memperoleh pekerjaan di negeri orang
patut diacungi jempol. Kreatifitas, keberanian dan semangat juang tampak nyata
dihati dan raut wajah mereka. Mereka tidak mau tergantung kepada para suami
atau pasangannya. Mereka ingin berdiri dan berusaha mandiri di negeri orang.
Beruntung sekali sikap gotong royong dan toleransi ‘’menyame braya’’ masih
tetap dipegang dijadikan pedoman keseharian. Bukanlah hal mudah bersaing di
negeri Eropa, tetapi kalau tetap fokus, menekuni dengan semangat juang serta bersyukur kepada Ida Sanghyang
Widi Wasa/Tuhan YME, harapan untuk mewujudkan sebuah cita-cita niscaya akan
terang berderang. Semoga !