Kremasi ’’Mekingsan Ring Geni’’ di Belgia
Alunan
gamelan angklung mengalun lembut menyapa keheningan suasana duka kepergian
seorang wanita Bali bernama Ida Ayu Maret Rianiwati (75 tahun) di Crematorium
Kortrijk yang terletak 105 km dari Ibukota Uni Eropa : Brussel-Belgia. Berdiri ditengah-tengah ruangan dua putri
beliau Ida Ayu Lani Trikayani dan Ida Ayu Astarini melepas haru kepergian
Ibunya yang kebetulan melakukan kunjungan keluarga ke Belgia. Mantra, asap dupa,
percikan tirta suci Pura Agung Santi Bhuwana dan banten upacara secara hindu Bali
yang disebut Mekingsan Ring Geni dilakukan
dengan hening dan khidmat pada hari Senin, 24 Nopember 2014.
Semasa
hidupnya, Ida Ayu Maret Rianiwati telah
mengunjungi beberapa kali negeri Belgia untuk menjenguk putrinya Ida Ayu
Lani Trikayani yang
menikah dengan warga Belgia. Kunjungan terakhir beliau pada Juli hingga
November 2014. Dini hari di bulan September, Ibu mengalami sesak nafas,
kemudian memeriksakan diri ke dokter umum, lalu ke cardiologist dan diketahui memiliki masalah dengan klep jantung dan
penyempitan pembuluh darah. Atas anjuran cardiologist
dilakukan open heart surgery (operasi
jantung), namun sayang beliau mengalami stroke
dan pendarahan otak yang parah seusai operasi. Beliau menghembuskan nafas
terakhir pada hari Rabu, 19 November 2014 pukul 16.15 waktu Belgia di Rumah
Sakit Roeselare, Belgia.
Ida Ayu Maret Rianiwati tengah, bersama Lani dan Deweer |
Ida Ayu
Maret Rianiwati, kelahiran Singaraja Bali adalah sesosok wanita aktif dalam berbagai
kegiatan sosial dan seni. Dimasa muda
dikenal sebagai penyanyi seriosa dan beberapa kali menjadi juara dalam lomba
Bintang Radio di Singaraja. Ibu Ida Ayu Maret mulai bekerja di Kantor Gubernur
yang saat itu berlokasi di Singaraja, tahun 1960. Ketika Ibu kota dipindahkan
ke Denpasar, Ibu pun pindah ke kantor Gubernur di Denpasar. Ibu sempat mengenyam pendidikan Ilmu Pemerintahan di
Malang pada tahun 1963 selama 1 tahun.
Kremasi Mekingsan Ring Geni adalah sebuah bentuk
upacara pembakaran jenazah secara Hindu dimana roh/arwah dititipkan sementara
pada Dewa Brahma atau Dewa Api sebelum menjalani upacara selanjutnya
yakni Ngaben agar bisa
menyatu dengan Ida Sanghyang Widi Wasa/Tuhan YME. Kremasi Mekingsan Ring Geni termasuk dalam upacara Pitra
Yadnya, yang bermakna upacara korban suci/persembahan yang tulus ikhlas,
dilaksanakan dengan tujuan untuk penyucian bagi manusia yang telah meninggal atau
roh leluhur, mengangkat serta menyempurnakan kedudukan arwah leluhur di alam
surga, juga sebagai wujud hormat dan bakti atas segala jasanya semasa hidup
didunia.
Hadir dalam kesempatan tersebut,
seluruh keluarga Ida Ayu Lani Trikayani
- Deweer, pemimpin upacara Pinandita
Sutiawidjaya, Kelihan Banjar Shanti Dharma Belgia-Luxembourg I Made Wardana, Adrianus
Ramon dan Umar Baktir Staf Perwakilan RI Brussel, Anggota Banjar Shanti Dharma
Belgia – Luxembourg beserta warga Belgia
lainnya.
Bagi Perkumpulan masyarakat Bali yaitu
Banjar Shanti Dharma, kegiatan ini merupakan kegiatan yang baru pertama kalinya
dilakukan di Belgia secara Hindu. Dengan konsep dan upacara yang sederhana
serta keberadaan Pura Agung Santi Bhuwana di Belgia memberi kemudahan untuk
melancarkan kegiatan ini. Melihat perkembangan
jumlah masyarakat Hindu Bali di Eropa yang semakin hari semakin bertambah kegiatan
ini dipandang perlu untuk dijadikan sebagai pengalaman sederhana bagi umat
hindu khususnya yang berada dirantuan. Sehingga
tata cara melakukan kegiatan pitra yadnya dikemudian hari dapat dilakukan
dengan mudah namun hening, khidmat dan lancar sesuai dengan ajaran agama Hindu
Dharma. Keluarga Besar Banjar Shanti Dharma Belgia – Luxembourg mengucapkan :
Selamat Jalan Ibu Ida Ayu Maret Rianiwati,
Dumogi Amor Ring Acintya.