Rabu, 26 November 2014

Kremasi ’’Mekingsan Ring Geni’’ di Belgia

Kremasi  ’’Mekingsan Ring Geni’’ di Belgia

Alunan gamelan angklung mengalun lembut menyapa keheningan suasana duka kepergian seorang wanita Bali bernama Ida Ayu Maret Rianiwati (75 tahun) di Crematorium Kortrijk yang terletak 105 km dari Ibukota Uni Eropa : Brussel-Belgia.  Berdiri ditengah-tengah ruangan dua putri beliau Ida Ayu Lani Trikayani dan Ida Ayu Astarini melepas haru kepergian Ibunya yang kebetulan melakukan kunjungan keluarga ke Belgia. Mantra, asap dupa, percikan tirta suci Pura Agung Santi Bhuwana dan banten upacara secara hindu Bali yang disebut Mekingsan Ring Geni dilakukan dengan hening dan khidmat pada hari Senin, 24 Nopember 2014.




Semasa hidupnya, Ida Ayu Maret Rianiwati telah mengunjungi beberapa kali negeri Belgia untuk menjenguk putrinya Ida Ayu Lani Trikayani yang menikah dengan warga Belgia. Kunjungan terakhir beliau pada Juli hingga November 2014. Dini hari di bulan September, Ibu mengalami sesak nafas, kemudian memeriksakan diri ke dokter umum, lalu ke cardiologist dan diketahui memiliki masalah dengan klep jantung dan penyempitan pembuluh darah. Atas anjuran cardiologist dilakukan open heart surgery (operasi jantung), namun sayang beliau mengalami stroke dan pendarahan otak yang parah seusai operasi. Beliau menghembuskan nafas terakhir pada hari Rabu, 19 November 2014 pukul 16.15 waktu Belgia di Rumah Sakit Roeselare, Belgia.

Ida Ayu Maret Rianiwati tengah, bersama Lani dan Deweer


Ida Ayu Maret Rianiwati, kelahiran Singaraja Bali adalah sesosok wanita aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan seni. Dimasa muda dikenal sebagai penyanyi seriosa dan beberapa kali menjadi juara dalam lomba Bintang Radio di Singaraja. Ibu Ida Ayu Maret mulai bekerja di Kantor Gubernur yang saat itu berlokasi di Singaraja, tahun 1960. Ketika Ibu kota dipindahkan ke Denpasar, Ibu pun pindah ke kantor Gubernur di Denpasar. Ibu sempat mengenyam pendidikan Ilmu Pemerintahan di Malang pada tahun 1963 selama 1 tahun.

Kremasi Mekingsan Ring Geni adalah sebuah bentuk upacara pembakaran jenazah secara Hindu dimana roh/arwah dititipkan sementara pada Dewa Brahma atau Dewa Api sebelum menjalani upacara selanjutnya yakni  Ngaben agar bisa menyatu dengan Ida Sanghyang Widi Wasa/Tuhan YME. Kremasi Mekingsan Ring Geni termasuk dalam upacara Pitra Yadnya, yang bermakna upacara korban suci/persembahan yang tulus ikhlas, dilaksanakan dengan tujuan untuk penyucian bagi manusia yang telah meninggal atau roh leluhur, mengangkat serta menyempurnakan kedudukan arwah leluhur di alam surga, juga sebagai wujud hormat dan bakti atas segala jasanya semasa hidup didunia.




Hadir dalam kesempatan tersebut, seluruh keluarga Ida Ayu Lani Trikayani  - Deweer, pemimpin upacara  Pinandita Sutiawidjaya, Kelihan Banjar Shanti Dharma Belgia-Luxembourg I Made Wardana, Adrianus Ramon dan Umar Baktir Staf Perwakilan RI Brussel, Anggota Banjar Shanti Dharma Belgia – Luxembourg beserta  warga Belgia lainnya.

Bagi Perkumpulan masyarakat Bali yaitu Banjar Shanti Dharma, kegiatan ini merupakan kegiatan yang baru pertama kalinya dilakukan di Belgia secara Hindu. Dengan konsep dan upacara yang sederhana serta keberadaan Pura Agung Santi Bhuwana di Belgia memberi kemudahan untuk melancarkan kegiatan ini.  Melihat perkembangan jumlah masyarakat Hindu Bali di Eropa yang semakin hari semakin bertambah kegiatan ini dipandang perlu untuk dijadikan sebagai pengalaman sederhana bagi umat hindu  khususnya yang berada dirantuan. Sehingga tata cara melakukan kegiatan pitra yadnya dikemudian hari dapat dilakukan dengan mudah namun hening, khidmat dan lancar sesuai dengan ajaran agama Hindu Dharma. Keluarga Besar Banjar Shanti Dharma Belgia – Luxembourg mengucapkan : Selamat Jalan Ibu Ida Ayu Maret Rianiwati, Dumogi Amor Ring Acintya.